WanitaIndonesia.co, Jakarta – Jakarta menjadi melting pot kuliner, khususnya menu klangenan yang diolah dengan mempertahankan citarasa otentik.
Namun tak mudah untuk mendapatkannya, walau pelaku kulinernya terbilang banyak, jarang yang mampu menyajikan citarasa klangenan ala rumahan, khas dari penggunaan bahan dan bumbu seperti resep aslinya. Andaipun ada, mungkin Anda sedang beruntung. Namun percayalah, ada harga lebih yang harus dibayar.
Akhir pekan lalu dalam suasana mendung langit Jakarta, saya menemukan tempat tersembunyi di Rahayu Street Food. Lokasinya sangat strategis di Jalan Denpasar, Kuningan – Jakarta Selatan.
Ragam kuliner street food populer yang ada di Jakarta dihimpun di sini. Sebut saja Coto Makassar yang diubah menjadi Coto Mangkassara Daeng Rhuli, Lontong Medan, Empal Gentong Cirebon, Pawon Omahan….. Ketan Susu, Es Teler, Kopitaim, juga aneka kuliner berbasis street food yang diracik otentik oleh pelaku usahanya.
Tempat santap semi out door ini menjadi rujukan pekerja kantor, pebisnis, keluarga, serta komunitas yang ingin mendapatkan ambience berbeda dari waktu makan mereka. Menempati area yang luas dengan lahan parkir motor dan mobil. Tak hanya itu, ada dua panggung mini yang menampilkan live musik dari sejumlah musisi indie yang mampu membuat suasana pertemuan dan santap Anda menjadi sempurna. Yang sangat menyenangkan, harganya itu lho, afordabel.
Puluhan penjaja makanan yang berjualan merupakan UMKM yang terkurasi oleh pengelola Rahayu Street Food
William W. Wongso praktisi dan pakar kuliner pernah mengatakan, “Di Jakarta, walaupun banyak kuliner lezat, tapi keberadaannya itu terpencar-pencar dan butuh waktu untuk mengaksesnya. Masa gegara ingin makan Es Teler yang sedap kita harus melipir dulu sampai ke daerah Pecenongan – Jak-pus. Atau ingin menikmati jajanan Ketan Duren yang tersohor harus ke daerah Kemayoran?, padahal kita tinggalnya di Selatan.
Macet, serta tak banyak waktu karena aktivitas yang padat menjadi kendala utama, karenanya kehadiran Rahayu Street Food yang telah beroperasi selama 7 tahun di lokasi strategis, menjadi oase bagi masyarakat Jakarta.
Utamanya mampu menghimpun beragam kuliner sreet food yang berserak, ikonik dengan istilah sajian klangenan, lezat, dan otentik dengan harga afordabel yang menghadirkan konsep makan outdoor kekinian, serta penampilan live musik.
Awalnya saya meragu, akankah sajian di sini sesuai deaangan ekspektasi saya. Jika berhitung, saya termasuk foodie yang seringkali ‘patah hati’ gegara kerap mengalami kegagalan untuk menemukan citarasa klangenan otentik, selain harga menu yang harus saya bayar tidak murah. Teknik Slow Cook 40 Bumbu dan Rempah Terpikat dengan kerumunan pembeli di gerai Coto Mangkassara Daeng Rhuli, saya pun dibuat penasaran.
Rekan kerja saya Darmawan kemudian memesankan semangkuk. Saat tersaji tercium aroma harum sedap khas rempah, kaldu panas mendidih bewarna kecoklatan sangat menggoda selera. Hadir pelengkap berupa ketupat, telur asin dan sambal. Batin saya mengatakan “Ini pasti otentik.” Saat mengaduk Coto terlihat potongan daging yang terbilang tebal dan cukup besar. Saat harga-harga naik, sebagian pedagang soto mengubah strategi.
Mengiris daging dalam ukuran kecil dan tipis, serta menyajikan dalam jumlah sedikit. Walau harganya naik dan tidak banyak, saya kecewa karena perayaan bersantap tidak saya rasakan optimal. Namun berbeda dengan Coto Mangkassara Daeng Rhuli, ketika menyendok untuk suapan pertama, saya merasakan juicy daging tetap terkunci.
Tekstur daging kenyal lembut, dengan rasa gurih khas. Kaldu pekat Coto menawarkan sensasi kelezatan paripurna. Klop sudah, semangkuk Coto Mangkassara Daeng Rhuli tersaji istimewa dari kaldu pekat berbumbu dengan irisan daging tebal dan jeroan yang banyak.Daeng Amir pengelola mengatakan, “Tradisi menyajikan Coto dalam keluarga besarnya selalu mengacu kepada kualitas dari citarasa otentik paripurna. Mayoritas orang Makassar itu foodie lho, ” ujar Rhuli mengingatkan. “Apalagi dengan sajian dari daerahnya sendiri, “imbuhnya. Resep Coto warisan keluarga besarnya ini kemudian ia up-grade dengan menambahkan kaldu jamur untuk menghasilkan rasa gurih yang pas dan tentunya lebih sehat. Selain kaldu jamur, ditambahkan kacang tanah goreng yang dihaluskan untuk memperkuat citarasa gurih alami. Penggunaan bumbu dan rempah terbilang cukup banyak, kurang lebih 40 jenis rempah diantaranya kapulaga, pala, jintan, dan merica.
Agar aromanya harum, sebelum dihaluskan bumbu disangrai terlebih dahulu. Selain lezat, efeknya membuat tubuh terasa hangat dan menyehatkan. Nama Mangkassara terlihat beda dan menjadi strategi bisnis pemiliknya. “Nama tersebut terinspirasi dari kegiatan ibadah bangsa Arab saat melakukan perjalanan ke Maluku untuk mencari rempah, “ujar Daeng Amir. Kurasi Hadirkan Kuliner Lezat Terjangkau Puas dengan citarasa Coto Mangkassara Daeng Rhuli, saya mencoba Lontong Medan. One dish ala etnis Cina Medan ini memang juara. Kuah pekat berbumbu menawarkan sensasi rasa gurih dan pedas yang sempurna. Pelengkapnya berupa telur berbumbu, rendang daging, sambal goreng kentang, sambal goreng teri kacang, serta bihun goreng.
After tastenya sempurna dari harmonisasi gurih, pedas dan sedikit asin. Sayangnya porsi lontong terlalu sedikit dari lauk penyerta, jadi jika Anda penikmat tentunya harus meminta porsi tambahan untuk lontongnya ya. Varian one dish meals lainnya yang tak kalah nikmat Empal Gentong Cirebon Hermansyah dan Ijah. Juga ramesan khas Jawa Timur di gerai Pawon Omahan Mbak Desti, di sini beragam lauk-pauk, serta varian sayur diantaranya menu tumis bisa dipilih sesuai selera. Aneka sambal dan lalapan menjadi khas teman santap.
Sajian berikutnya adalah Ketan Duren yang ikonik. Tekstur ketan yang dimasak sempurna dengan aroma harum sedap mampu mengembalikan semangat. Saus durian manis legit dengan serpihan buah durian memang menggoda. Cukup tuangkan seperempat, atau setengahnya ke atas ketan agar rasa manis saus tidak berlebihan. Ada baiknya untuk memesan ketan dalam porsi lebih banyak agar saus tidak terbuang percuma.
Saat rehat mengistirahatkan pencernaan, tawaran semangkuk es teler sayang untuk dilewatkan. Citarasanya perfect seperti yang tersaji di gerai es teler ternama. Namun Es Teller di Rahayu Food Court lebih maksimal dari varian buah, serta kesegarannya, sehingga layak disebut istimewa.Santap lezat di Rahayu Food Court diakhiri dengan menikmati sajian kopi dari gerai Kopitaim. Gerai kopi yang mengusung konsep kepuasan pelanggan dengan suasana nongkrong yang asyik. Di sini pengunjung akan diajak untuk mengeksplor varian jenis kopi arabica dan robusta yang dicampur. Varian kopi berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Favoritnya terdiri dari Long Black dan Americano Coffee. Juga V60, Brown Sugar, Cappucino, serta Coffee Latte.Henry Owner Kopitaim menyampaikan, “Bisnis kopi senantiasa menarik, penuh tantangan bagi pelakunya. Agar tetap eksis butuh kreativitas, serta inovasi dari keseruan coffee culture masyarakat Indonesia, “ujarnya. (RP).