Site icon Wanita Indonesia

Puisi J.S. Khairen Menyelami Perasaan Ridwan Kamil yang Menangis Tanpa Suara, Viral Mengaduk Emosi Netizen

J.S.Khairen menulis puisi yang mewakili perasaan Ridwan Kamil.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Beragam cara dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menyampaikan ucapan simpatinya kepada keluarga Ridwan Kamil yang sedang ditimpa ujian. Rabu, 1 Juni 2022 penulis J.S. Khairen yang juga seorang ayah menuliskan perasaan Kang Emil dalam sebuah puisi dengan susunan kata terstruktur, bermakna, sangat menyentuh hati pembacanya. Puisi yang mengharu biru ini pun disukai banyak netizen

Tangis paling mengerikan adalah tangis tak bersuara seorang ayah

Tangannya menyentuh permukaan sungai nan dingin itu. Di dalam hati, ia berteriak.
Semoga sentuhan merambat sampai ke anaknya, yang entah berada di mana sekarang.
Semoga sentuhan itu memberi pesan.

Ia coba lihat-lihat ke dasar sungai. Namun yang terlihat malah hal lain ; bayangan saat ia menggendong sang putra pertama kali.
Saat hari pertama ia mengantarkannya ke sekolah.
Juga saat bersorak bangga saat anaknya lulus.

Masih ia percik-percikan permukaan sungai itu. Mungkin jika boleh bertanya, ia akan bertanya.

“Di mana anakku, sungai? Tenggelamkah? Di ujung sana menanti kedinginan kah? Sudah menepi?
Terduduk di rumah seseorang sambil pengobatan, cidera kah?
Sungai, tolong beri tahu.”

Pria topi bundar itu runtuh. Setiap hari, jutaan ayah, jutaan orang, jutaan anak, juga khawatir dan ikut berdoa diam-diam untuk mereka. Barang kali kalau boleh ikut terjun ke sana, akan ada banyak ayah yang siap ikut terjun membantu.

Hai sungai yang dingin, tidak cukup hangat kah doa yang kami kirim? Yang tiap buka gawai, entah bagaimana secara insting terus mencari berita Eril, Eril, Eril.

Gak kenal Eril, gak terlalu sering ngikutin Kang Emil. Namun beberapa hari belakangan, ada banyak orang yang secara tulus berdoa agar ia segera ditemukan. Tidak cukup hangatkah itu, wahai sungai?

Broadcaster of daily happines, begitu tulisan di bio IG si pria topi bundar.
Kurang lebih maknanya adalah, sang penyiar kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini ia tengah bersedih.
Melihatnya bersedih, kita ikut-ikutan remuk.

Sungai, jika tangis diam-diam seorang ayah adalah tangis paling menakutkan, maka cukupkah tangis dan doa kami, supaya kau menghangat dan mereda? Tolong beritahu ia di mana.

Salam, J.S Khairen, seorang ayah. (RP)

Exit mobile version