Site icon Wanita Indonesia

Prof. Dr. Hinky Ingatkan Masyarakat Paska Covid-19 Masih Ada Penyakit Infeksi Baru Yang Mengancam, Cegah dengan Cuci Tangan!

Berikan perlindungan anak dari kuman dan menjaga agar tidak sakit Lifebuoy hadirkan CTPS (Foto : Istimewa)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Lifebuoy kembali memperkuat komitmennya dalam memberikan perlindungan buat anak dari kuman, serta menjaganya agar tidak sakit melalui kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun. (CTPS).

Gemas dengan sikap masyarakat yang mulai enggan mencuci tangan paska pandemi Covid-19, Lifebuoy kembali mengingatkan akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan pada 5 momen penting.

Mengambil momentum Hari Cuci Tangan Sedunia 15 Oktober yang diinisiasi PBB, Lifebuoy kembali menyebarluaskan edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun pada 5 momen penting Sebelum Makan, Setelah Bermain, Setelah bersin/batuk, Setelah dari Toilet dan Setelah Bepergian.
Campaign menyasar anak-anak sekolah yang dikemas kreatif dan menarik menonjolkan sisi khas dunia si kecil yaitu bermain.

Acara didukung oleh Kemenkes RI, sejumlah komunitas ibu-ibu yang menjadi bagian dari Kampanye SIAGA (Siap Amankan KeluarGA). Inisiasi ini merupakan perwujudan Lifebuoy untuk melindungi, mengedukasi, serta memfasilitasi keluarga Indonesia agar terhindar dari berbagai risiko penyakit.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang diwakili oleh Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI drg. Widyawati, MKM menyampaikan, “Hari Hari Cuci Tangan dengan Sabun bersifat global, tak mengenal batas. Upaya ini merupakan panggilan kepada seluruh umat manusia, untuk bersatu dalam upaya nyata dalam mengurangi jumlah penyakit, menghentikan penyebaran wabah, serta memastikan masa depan yang lebih sehat. ”

“Kemenkes RI mengapresiasi Unilever Indonesia yang telah berkontribusi aktif dalam berbagai program keberlanjutan untuk mendukung upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit, melalui berbagai kegiatan seperti seperti kampanye, penggerakan, dan penyediaan sarana prasarana pendukung perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ke masyarakat Indonesia.”

Erfan Hidayat Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia mengatakan, “Hanya 50% penduduk Indonesia yang berusia di atas 10 tahun yang melakukan CTPS pada 5 momen penting.
Kami bertekad untuk menggencarkan edukasi kebiasaan CTPS, agar anak terhindar dari ancaman penyakit. Edukasi berkelanjutan telah kami mulai sejak tahun tahun 2004.”

Negara Hotspot, Vaksin dan CTPS Tangkal Pandemi

Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M. TropPaed, pakar penyakit infeksi dan tropis anak menyampaikan berita penting untuk masyarakat. “Di Indonesia, ada banyak infeksi penyakit menular yang belum sepenuhnya tertanggulangi, terutama yang menyerang anak. Seperti jumlah kasus Diare pada anak masih sekitar 9,8%. Diare menjadi penyebab kematian anak tertinggi ke -2 setelah Pneumonia.”

“Indonesia merupakan negara hotspot yang berisiko tinggi tinggi terhadap kemunculan penyakit infeksi baru, sehingga masyarakat harus waspada terhadap potensi penyakit menular di masa mendatang. Teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, CTPS merupakan langkah pertama melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin, “terang Prof. Hinky.

Erfan menambahkan, “Kami melihat kebiasaan CTPS mulai menurun paska pandemi. Masyarakat, khususnya anak-anak mulai merasa jenuh. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan, karena anak menjadi rentan terserang sakit akibat infeksi. Padahal melalui kebiasaan baik, sederhana dan mudah dilakukan CTPS, penyakit mudah untuk dienyahkan. Agar anak tertarik melakukannya, kami hadirkan melalui permainan yang menginspirasi. ”

Irma Gustiani Andriani, S.Psi, Psikolog anak dan keluarga mengatakan, “Melalui bermain, anak akan mendapatkan banyak cara dan kesempatan untuk belajar, membantu mengembangkan daya pikir kritis, manajemen waktu, kolaborasi, serta pemahaman akan konsekuensi dari risiko. Konsep Lifebuoy membangkitkan minat anak CTPS melalui bermain tentunya sangat tepat, guna menanamkan kebiasaan baik sejak dini.
Penting orang tua untuk selalu mengawasi dari aspek keamanan dan keselamatan anak. Jika terkait gadget, batasi waktunya. (RP).

Exit mobile version