Site icon Wanita Indonesia

Prihatin, perundungan anak masih terjadi! Bagaimana sikap orang tua?

Ilustrasi arena bermain anak.

WANITAINDONESIA.CO – Perundungan anak masih menjadi kekhawatiran bagi orang tua. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi kini juga merambah ke daerah-daerah, bahkan di sekolah yang terpencil.

Harapannya anak-anak di sekolah dititipkan kepada guru bisa menuntut ilmu serta bisa menjadi kebanggaan keluarga, tetapi semua itu bisa dirusak hanya gara-gara perundungan (bullying)

Terakhir menimpa anak korban MH (13) yang bersekolah di SMPN 19, Kota Tangsel, Banten yang harus merengang nyawa setelah mengalami perundungan teman sekolahnya.

Polisi memang tidak tinggal diam, Polres Tangerang Selatan langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut serta sampai saat ini sudah memeriksa sejumlah saksi.

Namun yang menjadi pertanyaan apakah kasus tersebut, bakal terus berulang sehingga jatuh korban dari kalangan anak-anak.

Berikut tips yang harus dilakukan orang tua agar anaknya tetap aman meskipun kedua orang tua harus mencari nafkah.

1. Bangun Komunikasi Terbuka dan Empati
Komunikasi adalah kunci. Orang tua perlu menciptakan ruang yang aman (a safe space) bagi anak untuk berbagi pengalaman, termasuk hal-hal yang sulit atau memalukan.

Dengarkan Aktif: Luangkan waktu tanpa gangguan, dan dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi.

Ajarin Empati: Tunjukkan dan ajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain. Ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana perasaanmu jika itu terjadi pada temanmu?” Ini membantu anak menyadari dampak tindakannya.

Perhatikan Perubahan Perilaku: Perubahan mendadak dalam pola tidur, nafsu makan, atau penolakan pergi ke sekolah bisa menjadi tanda adanya masalah perundungan.

2. Kembangkan Rasa Percaya Diri dan Ketegasan (Assertiveness)
Anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik cenderung tidak mudah menjadi target perundungan. Anak juga perlu dibekali kemampuan untuk membela diri secara non-agresif.

Ajarkan Batasan: Latih anak untuk berkata “Tidak” dengan tegas dan jelas, serta menjauh dari situasi yang terasa tidak nyaman atau mengancam.

Puji Usaha, Bukan Hanya Hasil: Fokus pada kerja keras dan ketekunan anak, bukan hanya pada nilai atau prestasi, untuk membangun harga diri yang stabil.

Contoh Perilaku Positif: Orang tua adalah role model utama. Tunjukkan cara menyelesaikan konflik secara damai dan menghormati perbedaan pendapat.

3. Kolaborasi dengan Sekolah dan Lingkungan
Pencegahan perundungan adalah tanggung jawab bersama. Orang tua perlu proaktif berkoordinasi dengan pihak sekolah.

Kenali Kebijakan Sekolah: Pahami prosedur dan kebijakan anti-perundungan yang berlaku di sekolah anak.

Jalin Hubungan dengan Guru: Berkomunikasi secara teratur dengan guru wali kelas untuk memantau interaksi sosial anak di lingkungan sekolah.

Ajak Anak Berteman: Dorong anak untuk berinteraksi dengan berbagai kelompok teman dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang positif.

Perundungan adalah siklus yang harus diputus. Dengan membangun pondasi emosional yang kuat dan komunikasi yang terbuka di rumah, orang tua tidak hanya melindungi anak-anak mereka, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman dan suportif bagi semua anak. (gdi)

 

Exit mobile version