Presiden Emannuel Macron Apreasi Indonesia lewat PINTU Incubator, 4 Tahun Perjuangan Sepenuh Hati Pererat Hubungan Budaya Indonesia – Prancis

Ki - ka : Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Prabowo sepakat perkuat hubungan bilateral lewat kerja sama budaya. Macron apreasi Program PINTU Incubator yang menjadi langkah konkret kerja sama di bidang fashion antara Indonesia, Prancis.( Foto : Istimewa)

Wanitaindonesia.co, Jakarta – “PINTU sebagai bentuk nyata kerja sama budaya yang perlu terus dikembangkan.” (Presiden Prancis, Emannuel Macron pada pidato kenegaraan di Candi Borobudur, Jawa Tengah).

Prancis, dan Indonesia ingin menjadi lapangan untuk memandirikan kaum muda. Ini merupakan kemitraan untuk anak muda yang mumpuni, mampu berkreasi menciptakan sesuatu yang baru dari Prancis, dan Indonesia. Beberapa program kerja sama diantaranya Perfilman, sedangkan di bidang mode Presiden Macron mengapresiasi kemitraan dengan PINTU Incubator dalam Paris Fashion Week.

“Wow, perjalanan ke – 4 Tahun PINTU Incubator terbilang gemilang dengan banyaknya apreasi serta dukungan, khususnya dari Pemerintah Prancis.
Berkat kerja keras yang didedikasikan bagi ekosistem fesyen di kedua negara, terutama yang digerakkan oleh kalangan muda Indonesia, dan Prancis agar saling terhubung serta mencapai
sukses bersama.

Hal ini telah mematik semangat para kolaborator Program, JF3, LAKON Indonesia bekerja sama dengan Kedubes Prancis lewat Institut Francais d’Indonesie (IFI) untuk terus memperkuat program dengan sejumlah terobosan inovatif guna mencapai tujuan bersama.

Flash back lintasan perjalanan emas program, di tahun 2023 PINTU menggebrak industri fashion Indonesia dengan mengirimkan peserta inkubasi terbaik ke Premiere Classe, Paris Trade Show yang dilakukan dua kali dalam setahun.

Premiere Classe merupakan trade show eksklusif. Pusat berkumpulnya fashion buyer, pelaku industri fesyen hingga jurnalis internasional. Capaian gemilang diraih oleh Brand FUGUKU yang berhasil mendapatkan pesanan langsung dari fashion buyer selain karyanya berhasil terkurasi dalam koleksi Museum Seni Prancis, Musee des Arts Decoratifs. Brand lainnya Apa Khabar serta Bertjorak juga diapreasi serta menarik langsung pesanan dari para fashion buyer pada perhelatan tersebut.

Lewat kolaborasi bilateral para Pemangku Kepentingan Indonesia – Prancis selalu
berupaya untuk terus meningkatkan kualitas program, guna mendukung ekosistem fesyen kedua negara, yang sesungguhnya saling membutuhkan serta mengisi kemudian bekerja sama untuk menyempurnakan.

PINTU Incubator merupakan inisiatif bilateral yang diluncurkan pada tahun 2022. Bertujuan untuk mendukung para perancang busana muda dari Indonesia, dan Prancis lewat bimbingan, pertukaran budaya serta pengalaman profesional.
Program akan menghubungkan para desainer muda dengan para ahli, institusi juga ekosistem kreatif kedua negara.

Kolaborasi Para Pemangku Kepentingan PINTU Incubator, wujudkan ekosistem fashion Indonesia – Prancis global & berkelanjutan, Ki-ka : Thresia Mareta, Co-initiator PINTU Incubator, Charlotte Esnou, Atase Kebudayaan Prancis untuk Indonesia, Chairman JF3 & Co-initiator PINTU Incubator, Soegianto Nagaria( Foto : Istimewa

Sejak awal pelaksanaan, PINTU telah menerima lebih dari 10.000 pendaftar, melibatkan 86 mentor ahli, 33 diantaranya berasal dari Prancis.
Refleksi dari sebuah perjalanan penting dalam sejarah kerja sama bilateral di bidang budaya antara negara Indonesia dengan Prancis semakin diperkuat lewat sejumlah ide, gagasan serta inisiasi berkelanjutan, guna mewujudkan ekosistem fashion berkelanjutan, kuat serta terkoneksi dengan ekosistem fashion global.

Perjalanan yang terbilang singkat ini berhasil dibuhulkan lewat peran serta program bilateral yang strategis, guna mendukung kreator muda Indonesia – Prancis.
Terbaru PINTU Incubator meluncurkan Program Residency Program yang menjadi langkah baru serta semangat baru dalam mempererat kerja sama kreatif lewat pendekatan langsung, dan kolaboratif.

Sebagai bagian penguatan kerja sama internasional PINTU telah ditandatangani MOU kerja sama dengan Ecole Duperre Paris, salah satu institusi seni & mode terkemuka di Prancis.
Penandatanganan dilakukan oleh Thresia Mareta, Co-initiator PINTU Incubator, dan Alain Soreil, Direktur Ecole Superieure des Arts Applques Duperre di Rumah Tradisional Kudus, Bentara Budaya (28/5/2025). Disaksikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati serta Chairman JF3, Soegianto Nagaria.

Thresia Mareta Co-initiator PINTU Incubator dobrak sekat, hadirkan lintasan emas perjalanan industri fashion Indonesia go global, digawangi generasi muda.( Foto : Istimewa)

Thresia Mareta, Tentang Sofistikasi Tradisi dengan Semangat Inovasi

Thres menyambut baik sembari mengucap rasa syukur atas apreasi yang diberikan kepada PINTU oleh berbagai pihak teristimewa oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, serta dukungan sepenuh hati Pemerintah Prancis.

Presiden Prancis, Emannuel Macron secara khusus menyampaikan dukungannya terhadap Program PINTU. Macron menyebut PINTU Incubator sebagai bentuk nyata kerja sama budaya yang perlu terus dikembangkan.

“Saat Mr Presiden menyebut Program PINTU dalam pidatonya, saya menyadari itu bukan hanya sekedar pengakuan atas program kami, namun merupakan simbol kuat bahwa budaya, pendidikan serta kreativitas bisa menyatukan dua bangsa, “kenang penulis buku “Ode to Indonesian Culture”.

Tahun 2025 menjadi lintasan sejarah emas bagi PINTU Incubator dengan diluncurkannya Residency Program yang ditujukan bagi desainer muda Prancis. Dirancang untuk menciptakan pertemuan langsung antara kreativitas Prancis serta kekayaan budaya Indonesia.

Penerima Penghargaan prestisius dari Pemerintah Prancis “Knight of the Ordre des Arts et des Lettres” menceritakan kerja sama dengan Ecole Duperre sudah pernah terlaksana, hanya dalam waktu yang singkat. “Namun di tahun ini akan berlangsung lebih panjang, 5 Tahun yang dimulai dengan Residency Program,” paparnya.

“Selama 3 bulan peserta akan tinggal, dan berkarya di dua wilayah industri guna mempelajari teknik batik di Jawa, dan mengeksplorasi tenun tradisional di Lombok, “terang Founder LAKON Indonesia.

“Dari banyak pelamar program, terpilih 2 peserta Kozue Sullerot, dan Priscille Berthaud yang juga akan melakukan magang di Lakon Indonesia. Di sana mereka akan berkolaborasi untuk menciptakan koleksi lintas budaya, yang nantinya akan dipresentasikan di Lakon Store serta pada ajang bergengsi Premiere Classe di Paris, “imbuh Thres.

Residency Program merupakan langkah nyata untuk memperdalam kolaborasi lintas budaya. Lewat program penerima manfaat langsung bekerja dengan para artisan, dan melakukan proses kreatif bersama. Selain pelatihan teknis, peserta akan mendapatkan pengalaman profesional, dan personal, “ucap Thres.

Charlotte Esnou, komitmen kedua Kepala Negara Prancis & Indonesia, kami siap mewujudkan goal bersama lewat Program kolaborasi budaya di industri fashion, yang terhubung ke berbagai aspek pendukung.( Foto : Istimewa)

Charlotte Esnou Atase Kebudayaan Prancis untuk Indonesia “Eksplorasi Wastra Nusantara Selaras Zaman”

Sementara Atase Kebudayaan Prancis untuk Indonesia, Charlotte Esnou menyampaikan, “Seperti yang telah ditegaskan oleh Presiden Prancis, Emannuel Macron, dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto bahwa kerja sama bilateral yang telah memasuki usia ke – 75, akan memasuki babak baru. Kedua pemimpin dunia terkemuka telah menyepakati bidang kebudayaan, merupakan bidang yang sama pentingnya dengan bidang lainnya. Semestinya kerja sama harus ditingkatkan dengan merealisasikannya lewat sejumlah program kreatif, inovatif serta tepat sasaran, “jelasnya.

Charlotte menambahkan, “Prancis memiliki banyak sekolah mode ternama khususnya Ecole Duperre yang mendukung program ini. Hal ini tentunya akan menjembatani para desainer muda untuk mempelajari, berkomunikasi, serta menciptakan kreativitas seperti lewat Fashion Week di Paris, yang diikuti oleh peserta dari PINTU Incubator. ”

“Lewat dukungan Premiere Classe, Institut Francais Paris, dan Sekolah mode ternama Ecole Duperre yang berkomitmen penuh serta memberikan dukungannya ke Program PINTU Incubator, “imbuhnya.

“Sebagai negara yang lekat dengan penghargaan atas nama seni, dan budaya, para kreator muda Prancis dapat mengembangkan wawasan, menimba ilmu pengetahuan seputar teknik pada pembuatan sejumlah wastra Nusantara, khususnya melalui Residency Program, “cetus Charlotte.

“Salah satunya batik yang sudah mendunia. Tentu saja tak hanya batik, ada tenun, songket serta masih banyak sekali wastra lainnya yang kesemuanya sangat cantik, memiliki aura kejayaan masa lalu serta kaya filosofi kehidupan nan unik. Utamanya hadir lewat tangan kreatif para perempuan Indonesia, yang mengedepankan aspek produksi berkelanjutan, “ujarnya bersemangat.

Charlotte melanjutkan, “Tentu akan banyak sekali insight menarik yang akan diterima oleh pelajar kami, tentunya mereka juga akan senang berbagi ilmu, sharing pengalaman demi kemajuan fashion Indonesia serta perkembangan fashion di Prancis.”

PINTU bukan sekedar program pelatihan, tapi PINTU antar bangsa, antar generasi, & antar pikiran, foto bersama 6 peserta dari 3 alumni dan 3 peserta baru yang akan mempresentasikan koleksi mereka pada Show kolaboratif di JF3 2025.( Foto : Istimewa)

Saksikan Show Kolaboratif 27/7

Turut berbagi pendapat Chairman JF3 & Co-initiator PINTU Incubator, Soegianto Nagaria. Pria ini turut menyoroti perjalanan PINTU sebagai bagian dari komitmen jangka panjang JF3, dalam membina serta mengembangkan bisnis fashion. Mengangkat pengrajin serta karya tangan tradisional juga untuk membuka peluang kolaborasi lintas industri bahkan pula lintas negara.

“Konsistensi ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun ekosistem yang hidup serta berkelanjutan.
Kami tak hanya merayakan kreativitas, juga turut berinvestasi di dalamnya, dan mengarahkan ke pasar nyata, eksposur global, “jelas Soegi.

Menurutnya setelah 3 tahun berjalan, PINTU Incubator tidak hanya memenuhi ekspektasi, namun telah menjadi platform penting, dalam mendorong lahirnya brand-brand potensial dengan perspektif internasional.
Pada momen bersejarah ini diumumkan 6 Brand yang akan tampil di JF3 FAshion Festival 2025 CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Nona Rona, Ryzkia Batik serta Denim IT Up.

Sebagai hasil dari proses inkubasi selama 6 Bulan, akan ada 3 Brand yang akan mempresentasikan koleksi mereka dalam dalam sebuah show kolaboratif “Echoes of the Future by PINTU Incubator featuring Ecole Duperre.

Sesuai rencana akan diselenggarakan pada Minggu (27/7), Pukul : 16.30 WIB, di Summarecon Mall Kelapa Gading yang merupakan bagian dari rangkaian JF3 Fashion Festival 2025. Kolaborasi akan melibatkan 3 siswa Ecole Duperre Paris, Pierre Pinget, Bjorn Backes, dan Mathilde Reneaux.

Lewat koleksi bersama yang akan ditampilkan para desainer Indonesia, dan Prancis, hal ini menjadi penanda perayaan perpaduan, antara nilai tradisional dengan semangat inovasi.

Dengan serangkaian program, dan pencapaian yang terus berkembang, PINTU Incubator berdiri sebagai model inkubasi mode, yang tidak hanya relevan tetapi juga visioner. PINTU tak hanya sekedar program pelatihan, juga merupakan PINTU antar bangsa, antar generasi serta antar pemikiran. Di sini asa serta masa depan mode Indonesia dibentuk, kolaboratif, berakar budaya, dan siap go global.