Site icon Wanita Indonesia

Ppiptek : museum hasil gagasan Mr. crack

Koleksi Hewan purba Megalania.

wanitaindonesia.co, Jakarta – Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) atau Indonesia Science Center merupakan salah satu museum sains terbesar di Indonesia dibawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sudah diresmikan pada 20 April 1991 yang didirikan atas gagasan Prof. Dr. B.J. Habibie, Menteri Riset dan Teknologi Indonesia pada saat itu.

Terletak di Kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, PPIPTEK merupakan museum interaktif yang memiliki peraga, wahana, dan program tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan membayar Rp. 27.000 per orang, masyarakat bisa menikmati wahana permainan edukatif dan interaktif setiap hari dari jam 8 pagi sampai 4 sore untuk hari Senin sampai Jumat, dan dari jam 8 pagi sampai 5 sore untuk hari Sabtu dan Minggu.

Museum dengan luas 24.000 meter persegi ini menyimpan banyak wahana seputar sains kesehatan, teknologi, manusia, dan bahkan kehidupan di zaman purba. Influenza, misalnya. Penyakit yang biasa kita temui di kehidupan sehari-hari ini disebabkan oleh virus
influenza yang tidak bisa kita lihat karena tergolong sebagai mikroorganisme, sehingga kita hanya bisa melihatnya dengan bantuan mikroskop.

Kita juga bisa menyaksikan peragaan sederhana dari mekanisme pernapasan, aspek paling krusial dalam kehidupan manusia. Peraga yang ditampilkan menggunakan balon ini menjelaskan masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru, karena
membesar atau mengecilnya rongga udara.

Sebagai negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, Indonesia sangat rawan dengan bencana alam, salah satunya tsunami. Di PPIPTEK, wahana gelombang air laut menggunakan tuas di dalam kotak panjang yang berisi air. Alat ini menganalogikan gelombang air yang terjadi di tepian pantai yang disebabkan diantara lain oleh
hembusan angin. Sama seperti pada gelombang tsunami, hanya saja gelombang tsunami terjadi di laut dalam.

PPIPTEK juga menyimpan benda angkasa yang jatuh di Brebes, Jawa Tengah pada Senin, 9 Maret 1998. Benda angkasa ini jatuh di sekitar pukul 17:00 WIB. Jatuhnya benda ini mengakibatkan berlobangnya tanah sawah dengan kedalaman 2,5 m dan terdengar oleh masyarakat desa yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari lokasi jatuh.

Tidak hanya ilmu alam, museum ini juga menampilkan patung filsuf-filsuf yang ide dan pemikirannya membawa pengaruh positif hingga hari ini. Salah satunya Plato, ahli filsafat
asal Yunani yang dilahirkan di tahun 428 SM. Filsuf yang lahir dari keluarga terkemuka di Athena ini diakui sebagai ahli filsafat yang mengembangkan konsep filsafat barat, psikologi logika, dan politik.

Pengunjung juga bisa melihat koleksi tentang hewan purba seperti Megalania. Hewan ini hidup di zaman Pleistosen dan hilang 40 ribu-20 ribu tahun yang lalu di Australia dengan ukuran 7-8 meter dan berat 230-1800 kg. Menariknya lagi, Megalania masih satu keluarga dengan Komodo, kadal raksasa asal Nusa Tenggara Timur yang merupakan hewan endemik khas Indonesia, hanya saja komodo memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil sekitar 2-3 meter dan lebih ringan sekitar 170 kg.

 

Karya Jurnalistik : Hana Aisha

Exit mobile version