WanitaIndonesia.co, Jakarta – Apa yang Anda pikirkan tentang persona Poppy Dharsono?
Jawabannya bisa beragam, tergantung dari sisi mana Anda melihat kiprah salah satu aset bangsa Indonesia.
Sosok desainer senior Poppy Dharsono lekat dengan upaya keberlanjutan, serta konsistensinya dengan mengangkat marwah wastra tradisional, para pengrajinnya, pelaku usaha, serta merawat pasar. Tak terkecuali dengan usaha tekstil dalam negeri yang terancam punah.
Momen penutup perhelatan akbar JF3 di Gafoy, Summarecon Kelapa Gading, Poppy bersama APPMI menghadirkan tampilan menawan dari rangkaian koleksi apik yang menjadi DNA setiap karya mantan peragawati, dan model ini.
Saat ditemui WanitaIndonesia.co usai fashion show, Ketua APPMI mengingatkan, Indonesia darurat keberlanjutan pada tekstil lokal. Sepuluh pabrik besar tutup, yang menengah hingga kecil tak terhitung lagi yang gulung tikar. Subsektor pendukungnya juga ikut terimbas dikarenakan ribuan pekerjanya tak lagi memiliki mata pencaharian. Ini kelabu, dan sangat menyakitkan.
Tahun tersulit bagi anggota APPMI yang mana anggotanya banyak yang ikut terdampak. Namun kami tetap solid, kuat, menata langkah ke depan dengan segenap asa, berharap ke pemerintahan yang baru untuk serius, serta peduli merealisasikan dukungannya kepada elemen industri fashion Indonesia.
Saya prihatin dikarenakan salah satu pencetus utama kebangkrutan itu, maraknya produk tekstil Cina yang masuk ke Indonesia, yang disinyalir melalui cara-cara ilegal.
Disayangkan produk fast fashion tersebut ilegal yang dipasarkan dengan harga murah. Tentunya hal ini tak hanya merugikan pengusaha lokal, tapi juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan, dikarenakan kandungan limbah berbahaya pada bahan, serta proses produksinya itu riskan merusak alam, serta lingkungan.
Tak Tergiur Produk Murahan, Beli yang Berkualitas dari Indonesia
Ini alert buat seluruh masyarakat Indonesia. Saya meminta rekan-rekan wartawan turut membantu, selain lewat pemberitaan, juga belilah produk lokal. Beli dari tangan pengrajin, atau pelaku usahanya. Diharapkan lewat upaya yang dilakukan secara masif akan berdampak positif.
Produk Indonesia itu trendy, bernilai, nyaman, dan senantiasa menarik dalam menjadikan masyarakat tampil paripurna. Dibandingkan produk impor yang booming, yang dipasarkan di sejumlah platform media sosial. Dengan membeli produk luar, tentunya negara lain yang diuntungkan.
Saat WanitaIndonesia.co menanyakan ihwal klaim Pemerintah bahwa Subsektor ekonomi kreatif fashion sebagai penyumbang ekonomi nasional terbesar kedua setelah kuliner, Poppy lantang menegaskan, ini tak adil, absurd ya.
“Apa yang mau dibanggakan dengan capaian ini?. Kita Indonesia, bangsa besar yang memiliki beragam keunggulan dari beragam potensi lokal, harusnya didukung dong, serta diperkuat lewat peraturan yang memihak para pelaku. Mungkin itu sudah ada tapi lemah pada pelaksanaan, serta kontrol pihak yang berkompeten.
Poppy melanjutkan, “Aturan, kebijakan izin masuknya tekstil harus diperketat, diawasi lebih teliti, agar tak ada celah masuknya produk luar tanpa cukai.
Rasanya seperti meneriakkan kebaikan tapi tak bergaung, padahal saat ini kondisi industri tekstil Indonesia sedang tidak baik-baik saja.”
“Ini serius, masyarakat harus bergerak, mau bersikap karena tak hanya merugikan sektor usaha lokal, fast fashion berdampak pada pencemaran yang luar biasa buruknya. Selain ke alam, serta lingkungan, juga memengaruhi aspek kesehatan manusia, “jelas Poppy.
“Karenanya, belilah produk fashion lokal, walau lebih mahal sedikit tak kenapa, karena Anda sudah menebar kebaikan bagi banyak aspek. Jangan terpaku, serta tergiur oleh harga. Dikasih harga murah lalu dibeli banyak, tanpa mau berpikir dampak kedepannya itu akan seperti apa.
Wartawan harus berperan lewat pemberitaan, turut andil sebagai agen perubahan, “sentil Poppy.
Bungah Kiprah APPMI Dukung Ekosistem Fashion Nasional Berkelanjutan
Usai meneriakkan kegelisahannya, Poppy terlihat bungah dengan capaian desainer-desainer muda Indonesia, khususnya yang bernaung di bawah ekosistem APPMI.
“Mereka memiliki energi yang luar biasa, kreativitas hebat, serta ide-ide yang sangat luar biasa. Lewat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy berhasil mengembangkan organisasi yang didirikan bersama Pia Alisyahbana, dan Harry Dharsono menjadi sebuah ekosistem yang guyub, dengan DNA sharing ilmu, pengalaman, serta kompak dalam menghadapi setiap tantangan zaman guna mendukung industri fashion Indonesia, “terang Poppy.
Memaknai perhelatan akbar JF3 sebagai salah satu penjaga marwah fashion Tanah Air, Poppy mengapresiasi aspek keberlanjutan program, dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas, pada setiap penyelenggaraan yang lekat dengan inovasi.
“Lewat JF3, para pelaku industri modest fashion Indonesia tentunya merasa didukung, mereka bisa menguatkan kembali branding lewat produk fashion kreasi terbaiknya.
Dua Dekade JF3 merupakan perjalanan panjang yang tak mudah, dan APPMI telah ikut berpartisipasi selama 12 tahun penyelenggaraan, “pungkas Poppy.