PNM Jadi Sorotan Delegasi Malaysia atas Skema Pemberdayaan UMKM

Delegasi Malaysia Belajar Skema Pemberdayaan Ultra Mikro Besutan PNM.

wanitaindonesia.co, Jakarta – Program pemberdayaan yang diterapkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terhadap nasabah ultra mikro binaannya menarik perhatian para pemerhati dan praktisi UMKM dari Malaysia. Model pembiayaan dan pendampingan usaha berbasis modal finansial, intelektual, dan sosial yang diterapkan oleh PNM telah berhasil melayani hampir 22 juta nasabah, melampaui capaian Grameen Bank.

Keunggulan skema pemberian modal secara holistik ini mendorong Delegasi Malaysia bersama Yayasan Desa Emas Indonesia (YDEI) untuk mengunjungi PNM guna mempelajari secara langsung bagaimana PNM membantu peningkatan kelas usaha ibu-ibu pelaku UMKM.

Baca Juga :  Kontribusi PNM Hijaukan Indonesia Lewat Penanaman Pohon dan Pelestarian Terumbu Karang

Ketua Pembina YDEI, Dr. Aries Muftie, bersama delegasi Malaysia terkesan dengan pemanfaatan teknologi yang digunakan PNM dalam sistem monitoring real-time untuk mengawasi aktivitas bisnis di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka juga berkesempatan berinteraksi langsung dengan nasabah PNM Mekaar.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan delegasi Malaysia yang menjadikan PNM sebagai tujuan benchmarking. Ia menegaskan bahwa upaya peningkatan usaha mikro harus dilakukan secara luas di berbagai negara guna mendukung pencapaian tujuan besar Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca Juga :  Raih Penghargaan Special Award BIA 2024, Direksi PNM: Tambah Motivasi

“Sebuah kesempatan besar bagi kami bias sharing skema pemberdayaan di PNM. Mudah-mudahan bias dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Malaysia dan menjadi momentum untuk membuat usaha ultra mikro di Asia semakin bersinar dan berperan besar dalam ekonomi global,” ujar Arief.

Baca Juga :  Jasa Raharja-PNM Kejasama Lindungi Korban Kecelakaan Lalin

Ia juga mencontohkan bahwa beberapa nasabah PNM kini telah berhasil menembus pasar ekspor, meski awalnya hanya menjalankan usaha dari dapur rumah tangga. Arief meyakini bahwa dengan layanan yang optimal serta pemberian nilai tambah melalui modal intelektual dan sosial, semangat kewirausahaan ibu-ibu rumah tangga dapat terus berkembang. (SRV)