WanitaIndonesia.co – Jakarta, 13 November 2024 – Setelah setahun beroperasi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata terus menjadi contoh keberhasilan transisi energi di Indonesia. Dengan lebih dari 340.000 panel surya, PLTS ini telah menghasilkan 267 GWh energi bersih yang dialirkan ke sistem Jawa, Madura, dan Bali (JAMALI).
PLTS Terapung Cirata memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas listrik, terutama saat musim kemarau. Ketika debit air Waduk Cirata berkurang, pembangkit ini tetap mampu bekerja dengan optimal. Hal ini membuktikan bahwa diversifikasi sumber energi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Peluang Pengembangan Energi Hijau
Saat ini, PLTS Terapung Cirata baru memanfaatkan 4% dari total permukaan Waduk Cirata. Berdasarkan regulasi, hingga 20% dari luas permukaan waduk dapat digunakan untuk PLTS. Peluang ini membuka jalan bagi peningkatan kapasitas hingga lima kali lipat. PLN Nusantara Power dan Masdar telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengembangkan kapasitas pembangkit ini.
Keberhasilan pembangunan PLTS ini juga menghadapi tantangan berat. Lokasi proyek memiliki kedalaman hingga 100 meter dengan lereng curam. Namun, tim berhasil mengatasinya dengan teknologi dan desain inovatif. Proyek ini kini menjadi acuan untuk pengembangan PLTS terapung lainnya di Indonesia.
Komitmen untuk Masa Depan Energi Hijau
Direktur Utama PLN Nusantara Renewables, Harjono, menegaskan pentingnya inovasi dalam energi terbarukan. “PLTS Terapung Cirata adalah langkah nyata untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060. Kami berharap proyek ini menginspirasi pengembangan energi bersih di masa depan,” kata Harjono.
Dengan teknologi canggih dan potensi besar, PLTS Terapung Cirata tidak hanya menyediakan energi bersih tetapi juga mendukung komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. (Srv)