WanitaIndonesia.co, Jakarta – Memperingati Hari Pendidikan Nasional, isu kemerdekaan belajar menjadi pusat perhatian seiring dengan konsep kesetaraan dalam pendidikan. Meskipun hak setiap individu untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi telah diakui, namun kenyataannya masih terdapat disparitas. Tantangan kesetaraan gender dan lingkungan yang aman di dunia pendidikan menjadi fokus utama. Masih ada tindakan kekerasan di lingkungan sekolah, praktik diskriminasi, pembedaan antara pendidikan anak laki-laki dan perempuan.
Melihat tantangan tersebut, Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah kekerasan dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, serta mendorong sikap saling menghormati mencakup peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan, dimana hal ini merupakan salah satu bentuk merdeka dalam belajar.
Sejalan dengan semangat tersebut, Procter & Gamble (P&G) Indonesia menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung pendidikan yang inklusif melalui program We See Equal (WSE). Selama kurang lebih 6 tahun berjalan lewat kolaborasi bersama Save the Children Indonesia di wilayah Jawa Barat yaitu Kabupaten Bandung dan Cianjur, program We See Equal berupaya memberdayakan komunitas demi menciptakan lingkungan yang setara, aman, dan positif gender, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Saranathan Ramaswamy selaku Presiden Direktur, P&G Indonesia menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung Hari Pendidikan Nasional dengan terus memperjuangkan pendidikan yang setara, aman dan positif gender. “Pendidikan tak hanya sebuah kunci, tetapi juga harapan bagi masa depan yang lebih baik, dan setiap anak berhak mendapatkannya terlepas dari gender dan latar belakang mereka. Sejalan dengan semangat pemerintah, P&G Indonesia turut memberikan kontribusi positif untuk memastikan setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas, setara, dan inklusif. Melalui program We See Equal, kami bekerjasama dengan Save the Children membentuk lingkungan yang setara, positif gender, dan aman bagi mereka. Ini adalah cara kami untuk terus hadir bersama anak-anak Indonesia dan mendukung mereka untuk mendapat akses yang setara terhadap kehidupan yang lebih berkualitas di masa kini dan mendatang.”
Dalam program We See Equal, upaya yang dilakukan tidak hanya membentuk karakter positif murid-murid di sekolah tetapi juga mengedukasi orang tua dalam mendidik anak remaja. Peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter positif anak-anak. Namun demikian, kompleksitas tantangan yang dihadapi orang tua dalam mendidik anak remaja menjadi hambatan bagi mereka. Dalam menghadapi hal ini, Save the Children menyampaikan beberapa poin penting pendekatan yang dapat diterapkan orang tua untuk menunjang pendidikan dan pengasuhan anak yang aman, setara, dan positif gender, seperti:
- Menerapkan disiplin positif yang berarti mendisiplinkan anak tanpa kekerasan melalui pemberian kehangatan dan bimbingan dari orangtua. Anak-anak merasa aman, nyaman, dihargai perasaan dan ide-idenya tanpa perasaan takut dan tertekan sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Disiplin positif mempraktekkan nilai saling menghargai, kesetaraan dan keadilan gender di mana baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan dan penghargaan yang sama untuk tumbuh kembang secara sehat dan optimal.
- Memahami kebutuhan anak sesuai tahapan usianya. Setiap tahap usia memiliki karakteristik dan kebutuhan, misalnya, usia remaja adalah usia dimana anak suka mencari tantangan dan risiko, lebih dekat dengan temannya, dalam tahap mencari jati diri sehingga harus direspon dengan memberi kepercayaan, menjelaskan konsekuensi setiap perilakunya baik positif dan negatif.
- Komunikasi dua arah yang interaktif dimana orang tua memberikan kesempatan pada anak, baik laki-laki maupun perempuan untuk menyampaikan pandangannya sehingga mendorong anak terbuka kepada orang tua tanpa ada rasa takut dihakimi atau diabaikan.
Dengan pola asuh yang mengedepankan kepentingan anak, orang tua jadi mempunyai ikatan hubungan yang erat dengan anak sehingga pola asuh ini mendukung pertumbuhan emosional dan kognitif sang anak, dan juga menghindari risiko masalah perilaku karena anak-anak diberikan pemahaman dan konsekuensi dari tindakan mereka dan merasa lebih bertanggung jawab atas tindakannya.
Tata Sudrajat selaku Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication, and Media, Save the Children Indonesia menyampaikan, “Pengasuhan positif memastikan tumbuh kembang anak yang sehat, aman dan tanpa menggunakan kekerasan atau hukuman yang merendahkan harkat & martabat anak sesuai hak-haknya. Melalui program Wee See Equal, orang tua dan pengasuh dilatih pengasuhan positif dimana mereka belajar memahami pentingnya memiliki tujuan pengasuhan, bagaimana menyediakan kehangatan dan bimbingan, memahami apa yang anak rasakan dan pikirkan melalui tumbuh kembang anak dan bagaimana menyelesaikan masalah serta menciptakan komunikasi yang saling menghargai dengan anak. Kami berharap, program We See Equal bersama orang tua, pengasuh, sekolah dan masyarakat dapat mempromosikan dan melindungi hak-hak anak.”
Menanggapi langkah positif yang dilakukan oleh P&G Indonesia dan Save the Children, Anggun selaku Brand Ambassador Pantene, salah satu produk perawatan rambut dari P&G yang juga seorang ibu, menyoroti pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak menyatakan “Sebagai seorang ibu, pendidikan anak merupakan prioritas utama bagi saya. Pengalaman pribadi dalam membesarkan anak perempuan, membuat saya percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal pendidikan yang berkualitas, terlepas dari gender dan identitasnya. Terutama pada era yang dalam proses belajarnya menggunakan platform digital, dimana dia dapat mengakses berbagai sumber, saya sebagai orang tua pun harus terus belajar dan mengikuti hal-hal baru tersebut, demi terus mendukung pendidikan anak. Selain itu saya tetap mengarahkan anak saya untuk terus melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya, seperti membaca buku yang dia suka, untuk memberi ruang agar dia tetap bisa bereksplorasi sesuai keinginannya namun tetap dengan bimbingan dan arahan dari orang tua. Melihat langkah positif yang diambil P&G Indonesia dan Save the Children melalui program We See Equal sungguh menginspirasi saya. Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan dalam memprioritaskan pendidikan yang setara, aman, dan positif gender, karena dapat memberikan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia.”
Melalui program We See Equal, inisiatif dari P&G dan Save the Children telah berhasil memberdayakan 80 sekolah, 26.998 anak, 1.874 guru, dan 2.990 orang tua, serta mencakup 11 desa dengan melibatkan 551 tokoh masyarakat, 77 staf pemerintah dan 11 forum anak di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung. Selain itu, program ini juga berhasil membentuk Forum Anak Desa di bawah bimbingan WSE sebagai wadah anak-anak untuk menyuarakan kebutuhan dan ide-ide mereka, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka. Melihat dampak positif yang dihasilkan, Pemkab Cianjur dan Pemkab Bandung pun telah berinisiatif untuk mereplikasi pelaksanaan modul WSE ke lebih banyak sekolah.
Sebagai kelanjutan dari komitmennya, P&G bersama Save the Children sedang melakukan evaluasi dan perencanaan untuk fase keempat dari program We See Equal. Langkah ini merupakan upaya konkret untuk memastikan kelangsungan dalam membentuk lingkungan yang setara, berorientasi pada positif gender, dan aman bagi perkembangan anak-anak. (srv)