wanitaindonesia.co -Kesadaran masyarakat Indonesia dalam merawat kesehatan gigi dan mulut masih belum maksimal. Perilaku merawat kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik ini, menyebabkan masyarakat Indonesia kehilangan 11 giginya pada usia rata-rata 65 tahun. Untuk itu, Pepsodent hadir ke tengah masyarakat dan berkontribusi nyata dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan gigi yang dialami masyarakat.
Ayo konsultasikan permasalahan gigimu secara gratis lewat layanan teledentistry Pepsodent! Layanan ini sendiri telah diluncurkan sejak 2020 dan tercatat lebih dari 21 ribu sesi layanan yang telah diberikan. Adapun cara untuk mendapatkan layanannya sangat mudah. Cukup scan kode QR di belakang kemasan terbaru Pepsodent, maka secara otomatis akan beralih ke layanan WhatsApp yang langsung terhubung dengan dokter gigi.
Program tanya dokter gigi ini terhubung dengan nomor 087888768880, layanan dengan slogan ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, #KonsultasiGigiSekarang’, ini aktif dari pukul 09.00 pagi hingga 09.00 malam. Namun, apabila mengirimkan pesan di luar jam kerja, maka pesan tersebut akan masuk ke bot chat dan akan menerima rekomendasi kesehatan gigi dan mulut.
Pesan-pesan yang masuk akan dibalas langsung oleh Dokter anggota PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) yang dengan sukarela mendedikasikan waktunya untuk memberikan saran kesehatan gigi dan mulut kepada mereka yang membutuhkan. Sebanyak 6000 dokter gigi yang tergabung dalam PDGI akan siap membantu.
drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. Head of Professional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia mengatakan bahwa kami percaya bahwa setiap senyuman begitu berarti, Pepsodent dan PDGI siap berbagi peran untuk mendukung pemerintah melalui program kesehatan gigi dan mulut secara berkelanjutan.
“Melalui kampanye ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, #KonsultasiGigiSekarang’, kami ingin membangun kesadaran bahwa menunda ke dokter gigi dapat menyebabkan masalah yang lebih besar. Tidak hanya dari sisi biaya yang pasti akan membengkak, permasalahan juga akan terus terekskalasi hingga risiko terburuk, yaitu gigi tangal. Tercatat rata-rata pada usia 35-44 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 2 giginya, jika tidak ada perubahan kebiasaan merawat gigi dan mulut serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, keadaan bisa semakin memprihatinkan,”tuturnya.(SIS)