wanitaindonesia.co – Dalam upaya melestarikan budaya Tionghoa dan tahun baru Imlek 2022, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-17 secara resmi dibuka di Rumah Budaya, Jalan Ketandan, Gondomanan, Kota Jogja, Jumat (11/2).
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya mengatakan bahwa warga Tionghoa berharap ikut membantu memulihkan sektor sosial dan ekonomi.
“Tahun baru Imlek 2022 menjadi pembuka periode Macan Air yang bermakna nilai-nilai perubahan, yaitu mewakili nilai-nilai keberanian dan kekuatan, dan air mewakili unsur jernih pikir, kepekaan, kreativitas, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan,”ujarnya.
“Saya percaya, warga Tionghoa bersama segenap masyarakat DIY, dapat berperan aktif, dalam upaya melepaskan diri dari krisis, dan bersama-sama memulihkan sektor sosial kemasyarakatan dan ekonomi,” katanya.
Selain secara daring, pembukaan secara luring dihelat di Rumah Budaya Jalan Ketandan yang dihadiri Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, perwakilan Paniradya Kaistimewan DIY serta dari jajaran Pemerintah Kota Jogja. Singgih Raharjo membuka PBTY secara luring dengan menabuh genderang.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, mengatakan bahwa daya tarik utama wisata Jogja adalah budaya. Sehingga PBTY ini juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karena dengan adanya event budaya ini wisatawan dari berbagai daerah mengagendakan untuk data ke Jogja sesuai waktu pelaksanaan event budaya. Harapannya wisata terus membaik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia PBTY 2022 Antonius Simon menjelaskan pelaksanaan bahwa PBTY ke-17 digelar melalui kolaborasi dengan Pemda DIY dan pemkot Jogja serta di dukung oleh Bank BNI . PBTY 2022 mengambil tema Lestarikan Budayaku, Mewangi Negeriku digelar dengan prokes ketat dan lebih banyak secara daring.
“PBTY digelar menerapkan prokes ketat sesuai aturan. Semua panitia telah mengikuti swab antigen serta jaga jarak dan memakai masker. Pelaksanaan PBTY diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam hal hiburan wisata dan budaya,”tuturnya.
Ketua Umum Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) Tandean Harry Setyo Subagyo mengatakan bahwa PBTY menjadi kebanggaan tersendiri dalam upaya melestarikan budaya Tionghoa. Ia mengapresiasi berbagai pihak, terutama pemerintah, yang mendukung terselenggaranya PBTY.
“Tema ini dibentuk sebagai wujud upaya pengembangan budaya, kita percaya bahwa bangsa yang mempertahankan budaya akan menjadi lebih baik. Dengan PBTY 2022, kita terus dapat mengingat identitas bangsa Indonesia lewat keberagaman yang unik serta persaudaraan yang kuat,”terangnya. (sen)