Parade Show “Myths, Majesty & Midsummer” Merangkum Eksotika Seni-Budaya Asia Tenggara

Nicky Vu hadirkan siluet magis lewat material renda, tulle, tweed, denim, serta hiasan-hiasan lembut hadirkan gaya feminim.

Wanitaindonesia.co, Jakarta – Keelokan budaya masyarakat Laos, Thailand & Thailand dipresentasikan apik oleh tiga desainer terbaik masing-masing negara.

Helatan fesyen show tiga perancang busana di bawah ‘payung’ ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS), membuktikan kolaborasi lintas negara kembali terjadi di JF3 Fashion Festival 2025.

Pagelaran show “Myths, Majesty & Midsummer : A Seoutheast Asian Couture Odyssey merupakan sebuah selebrasi visual yang menampilkan identitas budaya Asia Tenggara lewat pendekatan houte couture yang elegan, dan modern.

Sejumlah desainer yang mewakili negara Vietnam, Thailand dan Laos mempersembahkan karya terbaik, yang dikemas dengan narasi visual lewat refleksi keindahan dari aura magis dongeng dari hutan Vietnam, hewan gajah yang menjadi pesona pariwisata Thailand, serta pikat cantik sutra Laos.

‘The Dream Enchanted’ menampilkan koleksi perpaduan halus antara kekuatan, kelembutan romansa, dan ketegasan.Foto : Istimewa.

Pagelaran dibuka dengan karya Nicky Vu. Koleksi memukau ‘The Dream Enchanted’, terinspirasi dari A Midsummer Night’s Dream. Hadir nuansa magis ala Shakespeare dengan sentuhan keanggunan feminim khas Vietnam.

Pemilik brand DeTheia yang dikenal sebagai produk busana eksklusif, lekat dengan estetika desain mewah, dan feminin. Menampilkan harmonisasi dari nilai-nilai tradisi, dan modern.

Siluet magis
hadir lewat material renda, tulle, tweed, denim, serta hiasan-hiasan lembut yang menggambarkan bunga liar saat bermekaran di hutan khayalan. Gaya feminim yang lembut berpadu dengan eksplorasi tekstur, menciptakan kesan dramatis, namun tetap anggun. Ini membuktikan kecermatan artistik seorang Nicky.

Potongan busana berani, garis tajam, serta lipatan gabungan dari siluet arsitektur klasik Thailand, dengan pendekatan avan-grade modern.Foto : Istimewa.

Siluet bergerak bagaikan cahaya rembulan. Membingkai tubuh dengan lembut, melayang ringan bak kabut malam, dalam lapisan kain transparan.
Palet warna berpijar lembut seperti pistachio, kuning mentega, dan putih porselen yang disandingkan dengan biru senja, serta hitam obsidian misterius.

Koleksi menampilkan perpaduan halus antara kekuatan, dan kelembutan romansa, serta ketegasan. Menghadirkan sebuah dongeng indah, namun menyimpan sisi gelap tersembunyi.

Nicky dikenal sebagai desainer yang menghadirkan standar internasional pada setiap karyanya. Ia bekerja sama dengan seniman, dan desainer Vietnam, DeTheia.

Aksesori logam berbentuk gading dibuat abstrak..Foto : Istimewa.

Gaungkan Kekuatan Simbolik Masyarakat Thailand lewat Gajah

‘The Pulse of Pride’ menjadi inspirasi desainer Thailand, Pitnapat Yotinratanachai.
Nasionalisme dari desainer aset tak ternilai kerajaan Thailand ini berawal dari gajah.

Tak ingin ikon gajah tercerabut dari akar budaya Thai, dikarenakan banyak negara yang memiliki gajah, serta menjadikannya sebagai simbol atau identitas. Pitnapat menghadirkan totalitas dalam mengeksplorasi keberadaan hewan yang memiliki tenaga kuat, namun kerap dinarasikan sebagai hewan lucu, mewakili semangat masyarakat Thailand.

Karir cemerlang desainer negara Gajah Putih hadir lewat sejumlah pencapaian, diantaranya mengemban amanah untuk merancang, serta mendesain kostum pertunjukan pada Pameran Kain Sutra untuk Yang Mulia Ratu Sirikit.

Busana, dan aksesori Pitnapat Yotinratanachai hadirkan efek dramatis. Diibaratkan sebagai gerakan gajah ketika berjalan…Foto : Istimewa.

Ia mumpuni membuat jubah dengan efek dramatis, emboss motif gajah pada material kulit, serta bentuk gading yang dibuat abstrak. Nyata terlihat pada sejumlah aksesori dari logam.
Saat dikenakan kreasinya itu diibaratkan sebagai gerakan gajah ketika berjalan. Pitnapat menghidupkan kembali semangat kebanggaan nasional, dalam narasi visual yang megah.

‘The Pulse of Pride’ menghadirkan palet warna sapphire, onyx, serta bronze yang berkilau, serta memancarkan kehangatan bagaikan matahari. Lewat potongan busana yang berani, garis tajam, serta lipatan yang menggabungkan siluet arsitektur klasik Thailand, dengan pendekatan avan-grade modern.

The Whisper of Silk’ menafsirkan gaya ‘old money’ dalam busana pria kontemporer…Foto : Istimewa.

Pitnapat dikenal sebagai desainer spesialisasi kostum megah nan mencolok.
Capaiannya sebagai desainer kostum, dan busana untuk industri panggung, dan televisi Thailand yang menghadirkan beragam kolaborasi bersama sutradara ternama Thailand. Perannya sebagai Duta Pariwisata Thailand di kancah global karena kiprahnya sebagai desainer.

Cara Berbusana ‘Old Money’ Laos

Panggung gerlap JF3 Fashion Festival kian memukau lewat tampilan busana desainer Bandid Lasavong. Desainer asal Laos ini mengangkat tema ‘The Whisper of Silk’, menghadirkan busana dengan siluet anggun, identik dengan warisan budaya Laos.

Kesemua pakaian rancangannya, dinarasikan sebagai keheningan yang anggun. Bandid menafsirkan gaya ‘old money’ dalam busana pria kontemporer.
Catchy dengan sentuhan tenun sutra dalam warna gading, emas antik, hingga jade muda yang dipadukan dengan bordiran emas, dan detail mutiara.

Setiap rancangan memperlihatkan potongan yang terstruktur, detail memukau. Lekat dengan craftmanship yang menghadirkan kemewahan berkelas.

Setiap rancangan Bandid Lasavong memperlihatkan potongan yang terstruktur, detail memukau.Foto : Istimewa.

Lewat brand MEN Folder, ia mengukuhkan dirinya sebagai desainer yang lahir karena passion di industri mode.
Memiliki background pendidikan sebagai insinyur, tak serta-merta membuatnya terkungkung di zona nyaman. Justru ia tinggalkan, kemudian memulai dari bawah, dengan membawa passion sebagai seorang desainer. Instict sebagai pebisnis-pun terasah karena pada waktu itu, ia melihat kebutuhan pakaian pria di Laos sedang berkembang.

MEN Folder hadir dengan tawaran layanan custom, menyelaraskan dengan kebutuhan pria Laos modern. Desain lekat dengan gaya kasual, serta formal. Selain pakaian, Bandid menyediakan rangkaian aksesori.

Jerih-payahnya berbuah manis. Karyanya lekat dengan status simbol masyarakat Laos khususnya figur publik yang merasa tak sempurna bila hadir di sejumlah acara penting termasuk di perhelatan industri hiburan tanpa mengenakan rancangan Bandid Lasavong.