Site icon Wanita Indonesia

Mush’ab Ali Yusuf Tinggalkan Keluarga Demi Distribusi Bantuan bagi Rakyat Palestina

Mush’ab Ali Yusuf: Distribusikan Bantuan bagi Rakyat Palestina. Foto : Dok Dompet Dhuafa

WanitaIndonesia.co – Perang meninggalkan bekas yang tak terlupakan, luka yang tak berujung, dan trauma, terutama pada anak-anak, yang dampaknya terasa hingga bertahun-tahun. Mengambil inspirasi dari sejarah panjang Islam, tanah Palestina selalu menjadi medan pertempuran antara yang benar dan salah, kebenaran dan kebatilan. Sayangnya, korban terbesar jatuh pada warga sipil—pria, wanita, anak-anak, dan lansia tidak luput dari derita.

Setelah perang, dibutuhkan pasukan relawan yang siap membantu di lapangan. Menjadi relawan kemanusiaan adalah suatu kebanggaan, memberikan pemahaman langsung tentang kesulitan yang dihadapi oleh para penyintas di Gaza. Inilah Mush’ab Ali Yusuf, lahir di Gaza, besar di Turki, dan kini tinggal di sana—seorang individu yang hangat dan peduli.

Ditemui dalam persiapan distribusi bantuan pada Selasa, (05/11/2023), Mush’ab telah lama terlibat dalam dunia kerelawanan, terutama di Gaza, Palestina. Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa dari Indonesia adalah organisasi yang akrab baginya. Ia mengenal Dompet Dhuafa sejak lama, terutama dalam penanganan bencana di Turki, Gaza, dan Tepi Barat.

Kali ini di Kairo, Mesir, ia menjadi mitra lokal yang membantu proses pengadaan, pemilihan, pengemasan, pemuatan, dan pengiriman berbagai barang kebutuhan untuk rakyat Gaza. Pengalaman dan pemahamannya tentang masyarakat lokal sangat membantu Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa di Kairo dalam mencari kebutuhan bantuan untuk rakyat Palestina.

Dengan jaringan kemanusiaan dan rantai pasokan yang luas, persiapan logistik Truk Kemanusiaan terpenuhi dengan cepat sehingga tidak perlu mencari vendor pengadaan secara berkepanjangan. Berkat pengalamannya, kami mengetahui barang-barang apa yang sangat dibutuhkan dalam kondisi saat ini. Gaza saat ini memasuki musim dingin, dengan suhu bisa mencapai hampir di bawah 50 derajat Celsius, yang tentunya sangat menyulitkan para penyintas di sana.

Mush’ab juga menceritakan bagaimana ia sering harus berpisah dengan keluarganya, istri, dan tiga anaknya, demi terlibat dalam aksi kemanusiaan, terutama di Gaza dan Tepi Barat. Baginya, keluarga adalah yang utama, sehingga ia sangat peduli dengan para penyintas di daerah konflik.

Mush’ab sering kali mengungkapkan keterkejutannya terhadap orang-orang Indonesia yang sering memberikan bantuan untuk negara-negara yang tertimpa musibah. Ia membandingkan dengan orang Arab yang pada kenyataannya adalah kaum kaya namun kurang memiliki kepedulian.

“Terima kasih rakyat Indonesia, terima kasih Dompet Dhuafa, kalian saudara kami yang terbaik,” adalah kata-kata yang sering diucapkannya. Hal ini mencerminkan perasaan sebagian besar orang Palestina atas kebaikan hati masyarakat Indonesia. (adv)

Exit mobile version