Site icon Wanita Indonesia

Murung Tak Menyapa Firasat Eril untuk Pengasuhnya

Momen indah kala Eril meminta maaf, bersimpuh mencium tangan Ayahnya.

wanitaindonesia.co, Bandung – Jawa Barat – Jelang keberangkatan Eril ke Swiss, pengasuh setianya Haenandar Zaehanan merasakan sikap tak biasa dari tuan mudanya ini.

Seperti yang dituturkannya di youtube Intens Investigasi,
Ia mengaku sudah 16 tahun bekerja di rumah Ridwan Kamil. Tugasnya menjaga dan menemani Eril. Waktu pertama kali mendengar kabar hilangnya Eril, dia diberitahu oleh pihak Gedung Pakuan (Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, tempat Ridwan Kamil berkantor).

“Shock, kaget dan sedih. Kok bisa? Lemas, seolah separuh jiwa saya ikut hilang. Saking bingung dan sedih, saya tidak mampu berdiri,
duduk sambil menangis.

Jelang keberangkatan Eril, Hendar merasa heran dengan sikapnya yang tak biasa.
“Lebih pendiam dan tidak merespon setiap pertanyaan saya. Matanya pun tidak mau menatap ke saya, padahal kesehariannya ia merupakan pemuda yang ramah dan hangat ke semua pekerja di rumah.

Hendar pengasuh Eril, Eril merupakan pribadi yang hangat, baik dan tulus.

Saya ingat, kala turun dari mobil, saya melihat wajahnya murung. Kemudian saya menyapa dengan bertanya ‘A Eril mau pergi? Pergi ke mana? Dia engga jawab. Terus saya tanya lagi,’ berapa lama perginya? Ia tak bergeming. Sikap tak biasanya ini terus berlanjut. Seharian dia berada di atas terus, tidak berkomunikasi dan menyapa saya, “ujar Hendar pilu.

“Yang kian membuat saya bingung, ia merapikan dan mengepak sendiri pakaian, kemudian membawa turun kopernya dari lantai atas ke bawah dengan wajah menunduk. Padahal koper besar itu tentunya sangat berat. Biasanya sih dia selalu bilang dengan nada bicara sopan ‘A Hendar punten tolong dibantuin. Kok tumben ya, biasanya ia selalu menyapa dan memanggil, nanya-nanya. Kemarin mah engga.”

Menurut lelaki sliming berkaca mata, ia telah menemani Eril ketika tuan mudanya berusia 8 tahun. Dengan didikan kedua orang tuanya, Eril menjadi pribadi yang mandiri.

“Contoh sederhana, saat bangun tidur, Eril langsung merapikan tempat tidur dan membereskan kamarnya. Tidak terlalu bergantung dengan orang lain. Yang membuat saya terharu, perlakuan Eril ke seluruh pekerjanya sangat santun, kami ini telah dianggap sebagai bagian dari keluarga. Demikian halnya adik dan kedua orang tuanya, “tangis Hendar pun pecah.

“Sekarang ketika saya kangen, saya suka ke atas masuk ke kamarnya. Melihat baju, perabot serta terbayang kembali semua kenangan selama di rumah, “kata Hendar lirih.

“Maunya Aa Eril ditemukan, bisa kembali dan berkumpul bersama orang-orang yang mencintai dan dicintainya. Ini yang selalu mohonkan ke Allah SWT sehabis sholat. Namun bila Allah berkehendak lain, saya ikhlas. Ia pun meminta ke seluruh masyarakat untuk selalu mendoakan Eril. (RP)

Exit mobile version