
WANITAINDONESIA.CO, Jakarta – Belajar Coding kini lebih menantang, sekaligus menyenangkan bersama Coding Camp.
Kabar baiknya Program Coding Camp ke 5 di tahun 2026 akan menjaring lebih banyak lagi peserta dari tahun-tahun sebelumnya.
Program besutan Bank DBS Indonesia, dan DBS Foundation yang bekerja sama dengan Dicoding Indonesia, di tahun 2026 akan menarget lebih dari 70 ribu peserta dari pelajar SMK, Mahasiswa, vokasi, perempuan, serta penyandang disabilitas di seluruh Indonesia, termasuk.
Jangkauan program diperluas dengan mengacu kepada daerah 3T, Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Jadi memungkinkan sekali peserta dari pelosok terpencil bisa turut bergabung ke dalam program.
Program bertujuan untuk mengkader generasi muda yang akan berkontribusi pada berbagai industri, khususnya industri digital Indonesia.
Tahun depan yang memasuki tahun ke 5, pelatihan akan dilaksanakan selama 5 hingga 6 bulan.
Pada program Coding Camp 2025 sukses mengkader 2.000 talenta digital muda, yang akan berkontribusi di berbagai industri, khususnya digital Indonesia. Dengan keberhasilan program di 2025 , Bank DBS kian optimis untuk mengkader lebih banyak lagi para talenta muda, dengan menargetkan 70 ribu peserta, tentunya dengan tingkat kelulusan yang lebih tinggi.
Program Coding Camp 2026 semakin menggembirakan karena didukung oleh 10 Perguruan Tinggi di Indonesia, diantaranya ITB, dan UGM. Dukungan ini guna memastikan kesempatan belajar teknologi tetap inklusif, merata untuk mahasiswa.
Menarget 70 ribu peserta dengan lebih dari 400 karya digital, yang dapat dikembangkan guna mengentaskan beragam permasalahan sosial.
Program Coding Camp 2026 telah dibuka pendaftarannya sejak tanggal 21Oktober 2025 hingga 15 Januari 2026.
Pada tahun 2026, Program menghadirkan 3 alur pembelajaran baru bagi para peserta yaitu hard skills Full-Stack Web Developer, Data Scientist, dan AI Engineer. Sedangkan pembelajaran soft skills meliputi Bahasa Inggris, Literasi Keuangan.
Head of Group Strategic Marketing & Communications , PT BANK DBS Indonesia, Mona Monika menjelaskan, “Program Coding Camp inisiasi Bank DBS Indonesia, dan DBS Foundation sukses terselenggara selama 4 kali sepanjang kurun waktu 4 tahun.
Program merupakan wujud nyata komitmen Bank DBS Indonesia guna memastikan, tidak ada satupun anak-anak bangsa yang tertinggal, untuk menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.”
Mona menambahkan, “Coding Camp menjadi cerminan dari salah satu pilar keberlanjutan Bank DBS “Impact Beyond Banking”, untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan.”

Foto: Istimewa
Program Terbaru, Format Belajar Lebih Panjang
“Di tahun 2025, Coding Camp hadir dengan format 900 jam, lebih banyak dari 2 tahun penyelenggaraan sebelumnya yang berkisar 300 jam. Tujuannya agar lulusan benar-benar siap masuk ke industri.
Program sukses melatih lebih dari 3 ribu pelajar, dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Serta selama program lebih dari 177 ribu peserta, para generasi muda berhasil menjadi talenta digital. Termasuk perempuan, dan penyandang disabilitas yang berasal dari keluarga prasejahtera, “imbuhnya.
Mona melanjutkan, “Jika dilihat dari angka, hal ini setara dengan 177 persen dari 9,9 juta kaum muda yang tidak memiliki pendidikan memadai, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan apapun.”
“Selain pelatihan keterampilan Coding, DBS Foundation juga melengkapi Coding Camp dengan pelatihan soft skill, dan literasi keuangan. Yang menarik pembimbing Coding Camp merupakan karyawan Bank DBS Indonesia termasuk manajemen Senior. Ini sangat luar biasa karena peserta diberikan langsung oleh pengajar yang sudah bekerja di industri. Mereka berkontribusi turut memastikan bahwa seluruh lulusan siap untuk memasuki dunia kerja, “cetusnya.
Tahun 2025, karyawan, dan manajemen Bank DBS Indonesia telah berkontribusi lebih dari 2.800 jam mengajar sebagai rekanan.
Sebanyak 57 ribu anak muda telah melaksanakan program ini pada kelas dasar, dan kelas menengah, untuk memperkuat pengetahuan fundamental.
Mona mengatakan, “Saya senang melihat capaian angka peserta Coding Camp yang melewati target, yang telah ditetapkan yaitu lebih dari 65 persen. Bahkan yang membuat saya bungah para peserta telah menghasilkan 482 Capstone Project. Merupakan tahapan penyelesaian program beasiswa intensif. Peserta diwajibkan untuk menyelesaikan tugas akhir secara berkelompok.
Sebagian besar projek untuk menjawab tantangan sosial, dan lingkungan di masyarakat.”
“Capstone Project menjadi modal dasar bagi mereka yang belum memiliki pengalaman bekerja, biasanya pencari kerja akan selalu menanyakan projek yang sudah pernah dibuat. Lewat Capstone Project mereka bisa unjuk kemampuan, serta lebih percaya diri, “terangnya.
Saat ini Mona melihat masih terdapat perbedaan kebutuhan talenta digital sebesar lebih dari 455 ribu setiap tahunnya. “Masih terdapat angka kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki anak muda, dengan kebutuhan di industri. Selain itu, peningkatan pemahaman tentang literasi keuangan untuk 10.000 ribu lebih peserta. Sebanyak 43 persen lulusan diharapkan dapat mendapatkan akses yang lebih baik untuk peluang kerja.
“Optimis sebanyak 80 persen peserta Coding Camp 2025, lulusannya dapat diterima di industri, karena ada lulusan yang belum tamat SMK sudah diminta industri. Dan kami bersyukur mampu meluluskan 65 persen peserta program yang melampaui target, serta tahun depan akan lebih banyak lagi sekitar 70 persen peserta, “pungkas Mona.




