WanitaIndonesia.co – Mind ID terus menunjukkan dedikasinya terhadap keberlanjutan lingkungan sambil memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat melalui bisnis pertambangan yang bertanggung jawab. Dalam upayanya, perusahaan ini tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya mineral tetapi juga aktif melindungi ekosistem laut serta mendukung ratusan usaha kecil yang berkembang.
Sebagai Holding BUMN pertambangan, Mind ID tidak sekadar menambang, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga masa depan dan harapan masyarakat. Sejalan dengan perannya sebagai pemegang amanah sumber daya mineral nasional, perusahaan ini memandang keberlanjutan sebagai kunci utama dalam setiap langkah bisnisnya.
Direktur Utama Mind ID, Maroef Sjamsoeddin, kembali menegaskan komitmen perusahaan untuk menjaga keseimbangan alam, tidak hanya di darat tetapi juga di wilayah laut. Menurutnya, laut adalah aset berharga yang perlu diperhatikan secara serius karena manfaatnya yang besar bagi negeri ini. Sebagai strategic holding, Mind ID merancang operasionalnya dengan penuh kehati-hatian.
“Kami tidak hanya memanfaatkan sumber daya mineral tetapi juga menjunjung tanggung jawab untuk menjaga kekayaan alam kita,“ jelas Maroef dalam acara kolaborasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta pada 2 Juli 2025. Perusahaan yang menaungi enam entitas besar—Antam, Bukit Asam, Inalum, Freeport, Timah, dan Vale Indonesia—terus memperkuat upayanya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Grup Mind ID memastikan bahwa semua operasional dirancang dengan pengawasan ketat untuk mencegah degradasi alam sekaligus mendorong inovasi dalam cara memanfaatkan sumber daya. Sebagai wujud komitmen terhadap kawasan laut, mereka berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut KKP untuk program Fishing Ground. Hingga 2024, sebanyak 133 unit rumpon diturunkan di perairan Bangka Belitung, menciptakan habitat buatan bagi ikan dan membantu meningkatkan biodiversitas serta perekonomian lokal masyarakat pesisir.
Selain itu, lebih dari 56.500 bibit mangrove telah ditanam di berbagai wilayah seperti Bangka Belitung dan Sumatera Utara. Mangrove ini menjadi benteng alami yang melindungi daratan dari abrasi dan menjadi ekosistem hidup bagi biota laut.
Namun, kontribusi Mind ID tidak berhenti pada pelestarian alam semata. Mereka juga fokus memberdayakan Usaha Mikro Kecil (UMK) sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Melalui program pembinaan dari anak perusahaan seperti PT Bukit Asam dan PT Timah, banyak UMK berhasil naik kelas. Misalnya, Haiedi Ulandari, pendiri Pempek Hudi di Palembang, yang awalnya hanya menghasilkan omzet Rp 30 juta per bulan kini mampu mencatatkan pendapatan hingga Rp 300 juta per bulan sambil membuka lapangan pekerjaan bagi 13 orang.
Keberhasilannya tak lepas dari dukungan program pembinaan UMK yang memberinya akses ke pasar baru melalui pameran usaha. Cerita lainnya datang dari Mersi di Bangka Barat. Bersama suaminya, ia mengolah pempek udang khas Desa Belo Laut. Kini, berkat bantuan freezer dari PT Timah, usahanya dapat memproduksi pempek sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim udang. PT Timah juga memberikan pelatihan dan fasilitas pengolahan yang membantu UMK seperti Ak Leho untuk lebih berkembang.
Di Sulawesi, inovasi serupa dilakukan oleh PT Vale Indonesia yang membina 113 UMK pada 2024. Melalui pelatihan bisnis dan penguatan pemasaran, produk lokal seperti Sambal Lumako, Nata de Coco, dan Ikan Asap kini sukses menembus pasar daerah lain sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. Corporate Secretary Mind ID, Pria Utama, menjelaskan bahwa UMK merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi signifikan terhadap PDB dan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.
Bahkan, program-program pemberdayaan UMK Mind ID menjadi bukti bagaimana sektor industri dapat mendukung ekonomi secara langsung. Tak hanya di bidang pemberdayaan ekonomi, Mind ID juga meluncurkan inovasi sosial seperti program Q-Nest ASHA dari PT Bukit Asam, yang mengubah mantan penambang ilegal menjadi peternak burung puyuh dengan produksi telur hingga 300 butir per bulan per penerima manfaat. Di sisi lain, PT Vale Indonesia memperkenalkan Eco Teraco, sebuah inisiatif mengolah limbah tambang nikel menjadi bahan bangunan ramah lingkungan.

