WanitaIndonesia.co, Jakarta – Merdeka itu cakupannya luas, utamanya terbebas dari penyakit, mumpuni mengasuh anak, serta berdaya secara ekonomi.
Hal inilah yang kemudian menjadi fokus Musim Mas dalam menghadirkan program CSR terbaru Women Smallholders Program (WSP).
Musim Mas Group merupakan perusahaan kelapa sawit terintegrasi, terbesar di dunia. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, mencakup budidaya, penyulingan, hingga manufaktur.
Rob Nicholls Manager Umum Program & Project Musim Mas menyampaikan, “Program CSR yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017 bertujuan untuk mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Musim Mas menginisiasi Program Pemberdayaan Petani Swadaya Kelapa Sawit yang berdomisili di area Musim Mas beroperasi. Bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani, dengan melibatkan mereka sebagai rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan. ”
“Tak hanya menguntungkan secara finansial, juga berdampak positif bagi masyarakat, dan lingkungan.
CSR perdana ini berkolaborasi dengan
IFC. Karena terbukti berhasil, kekinian program terus berkembang. Di tahun 2020 hadir kolaborasi bersama BPPP Kabupaten/Kota, dengan melatih para Penyuluh Pertanian Lapangan yang ditujukan untuk melatih lebih banyak lagi Petani Swadaya Kelapa Sawit di seluruh Indonesia, “terang Rob.
“Capaian program menjadi yang terbaik dan terbesar di dunia, dikarenakan lebih kurang 2,6 juta petani swadaya yang berhasil dibina. Jumlahnya akan terus ditingkatkan hingga tahun 2030. Kini kami kembali menghadirkan program CSR lainnya yaitu WSP, “imbuh Rob.
Rob Nicholls dan Linda Dewi dari Musim Mas selaku inisiator program WSP melihat ekosistem petani perempuan, serta istri petani kelapa sawit rentan terhadap kesemua aspek permasalahan sosial tersebut. Mereka ibu rumah tangga yang pendidikannya hanya sampai SD. Minimnya akses di bidang kesehatan dan minimnya nutrisi, membuat kondisi kesehatan mereka rentan oleh ancaman beragam penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi dan asam urat.
Senang mengonsumsi bahan makanan gula, garam, lemak, serta karbo dalam jumlah tinggi. Serta tak paham menghitung takaran kalori yang tepat untuk asupan tubuh sehari-hari.
Tak hanya kaum perempuan, suami, serta anak-anak mereka pun rentan mengalami permasalahan yang sama, dikarenakan ibu-lah yang memilah, memilih, serta menyajikan menu sehari-hari di rumah.
Peran Strategis Perempuan Asa Kemajuan Bangsa
Linda Wati Project Leader WSP menyampaikan, “Peran perempuan itu sangat strategis, mencakup semua lini kehidupan. Peran berkelanjutan ini tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Walau berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, mereka harus mumpuni dalam mengelola rumah tangga dengan memperhatikan aspek nutrisi, dan kesehatan, melakukan pola asuh anak yang benar, serta berdaya secara ekonomi dengan meningkatkan penghasilan tambahan, seperti berbisnis dari rumah. Kesemua aspek tersebut kelak akan menentukan arah kemajuan bangsa Indonesia. ”
“Ke depan guna memperluas cakupan program, serta memperbanyak penerima manfaat kami akan melakukan di sejumlah daerah, di mana Musim Mas beroperasi diantaranya di daerah Sambas, Kalimantan-Barat. Tentu kami apresiasi tawaran kolaborasi dari perusahaan lain, NGO, Pemerintah, serta seluruh pihak yang tertarik untuk mengentaskan permasalahan perempuan dalam ekosistem petani kelapa sawit, “pungkas Linda.
Kekinian, sebagian besar perempuan memiliki beragam permasalahan yang sama, menyangkut masalah kesehatan, serta tak berdaya secara ekonomi, khususnya yang hidup sebagai petani sawit. Oleh karena itu, Musik Mas tergerak untuk menghadirkan program Women Smallholders Program (WSP) yang menyasar ke -3 aspek kebutuhan mendesak tersebut, yang harus segera dientaskan.
Berkolaborasi dengan para akademisi Universitas Sumatera Utara Dr. Fotarisman Zaluchu S.K.M, M.P.H, dan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D., hadir materi pembelajaran yang dituangkan dalam 3 modul. Generasi Sehat, Keluarga Sehat yang berisikan materi nutrisi untuk keluarga. Modul kedua Emas dari Dalam Kandungan yang mengulas seputar gizi balita, serta pola asuh. Serta modul Sehat Diri, Sehat Sekitar yang menjelaskan pola hidup bersih dan sehat.
Tentunya ke – 3 modul tersebut telah dilakukan proses ujicoba guna mendapatkan hasil yang maksimal, melalui rangkaian trial and error.
“Kami menyasar target 500 perempuan dari 3 Kabupaten di Provinsi Riau, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Pelalawan.
Program berlangsung selama 6 minggu, dengan menghadirkan pendampingan perilaku, menggunakan kalender, serta memanfaatkan grup aplikasi percakapan. Kami menerjunkan relawan pendamping yang tinggal dan intens berkomunikasi dengan mereka, guna memastikan terlaksananya program dalam kehidupan sehari-hari, “kata Dr. Fotarisman.
“Agar proses belajar-mengajar menarik, tak membosankan, kami menggunakan metode pembelajaran interaktif dua arah, mengombinasikan dengan games, diskusi, serta ragam aktivitas peserta.
Apa yang tren di masyarakat sebutlah lagu, kami adaptasi menjadi materi pembelajaran.
Diharapkan materi yang disampaikan akan mudah diingat, utamanya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, “ujar Dosen Prodi Antropologi Sosial FISIP USU.
Kreativitas Ubah Lifestyle Perempuan Petani Sawit
“Menyoal permasalahan kesehatan yang rentan dialami kaum wanita, sebelum program dilaksanakan, kami melakukan pemeriksaan kesehatan seperti pencatatan berat dan tinggi badan, tekanan darah, serta kadar gula darah, juga asam urat dan kolesterol.
Hasilnya hampir sebagian besar peserta mengalami beragam permasalahan kesehatan tersebut, “tambah pria yang memiliki profesi sebagai penulis.
Dr. Fotarisman memaparkan, melihat, serta mengetahui latar belakang peserta, sebagian besar kurang paham dengan beragam istilah kesehatan.
Ini menjadi tantangan, bagaimana kami harus menembus sekat, memberikan pemahaman yang mudah dimengerti, serta diingat dengan pengembangan teknik belajar yang edukatif dan menyenangkan.
Penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra yang membangkitkan semangat, sesuai dengan konteks keseharian mereka yang membuat mereka senang.
Dalam kesempatan yang sama Dr. Putri C Eyanoer, MS. Epi Ph.D memaparkan pengalamannya, Program memiliki kekuatan karena memiliki framework yang tepat, menyasar kaum ibu sebagai target pelatihan, serta agen perubahan.
“Ibu sangat berperan dalam menyampaikan materi yang telah dipelajari kepada keluarga. Dengan sistim getok-tular, serta praktik langsung akan muncul kesadaran suami, serta anak-anaknya untuk merubah pola hidup yang tak sehat secara perlahan, kemudian menjadi lebih baik dan sehat melalui lifestyle yang dapat dinikmati, “terang Dr. Putri.
Tolak ukur keberhasilan dapat dilihat melalui progres aktivitas harian yang dishare melalui aplikasi group percakapan. Diantaranya saat menyajikan menu sehari-hari, hampir seluruh peserta telah mengacu kepada konsep Isi Piringku. Rutin melaksanakan kegiatan olah raga, bertanam sayur dan buah, serta memelihara ternak, “pungkas Dr. Putri yang juga berprofesi sebagai Peneliti, dan Konsultan. (RP).