“Merdeka! Bakti Untuk Negeri Komunitas Warga RW 01 Cikini Kramat Hadirkan “Nasi Nusantara Eksotis”

Warga antusias mempresentasikan Nasi Nusantara serupa Tumpeng rayakan HUT RI Ke -79 Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta, serangkaian lomba menjadi penanda kala usia Kemerdekaan RI menapak ke – 79 Tahun.

Lomba memasak Nasi Nusantara beserta lauk-pauk pelengkapnya terinspirasi dari Tumpeng, sukses diselenggarakan oleh warga Kelurahan Cikini Kramat yang berlangsung
di Balai Kini RW 01, Jum’at (17/8).

WanitaIndonesia.co menjadi saksi bagaimana peran berkelanjutan kaum ibu di 6 RT di lingkup RW 01 Kelurahan Cikini Kramat yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Nana Ketua Kesejahteraan Masyarakat RW 01 membuka acara dengan menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang merupakan perwakilan dari 6 RT. Tradisi tahunan setiap perayaan HUT RI ini tak lepas dari sinergi apik pengurus, PKK, warga yang sangat guyub, antusias, untuk menggaungkan semangat kemerdekaan lewat karya kreatif.

“Berharap lewat pencapaian para pemenang lomba, dapat menginspirasi para warga dari RT yang belum berkesempatan ikut, untuk tetap semangat, selalu kreatif, dan inovatif walau dalam keadaan sulit.
“Pesan untuk seluruh peserta, teruslah menginspirasi sesama warga lewat suasana guyub penuh semangat kekeluargaan, serta budaya gotong royong dalam menghadapi tantangan ke depan,” ujar Nana.

Nana menambahkan, “Lomba menurut hemat saya tak hanya berfokus pada pencapaian sebagai pemenang, tapi esensinya bagaimana warga Cikini RW 01 itu siap, gerak-cepat, tangguh, serta mumpuni dalam menghadapi tantangan zaman, lewat kreativitas yang membumi.”

Nurhayati, isteri Ketua RW 01 Ibrahim Muhamad Idris yang mewakili suami menyampaikan apresiasi kepada para peserta, yang terlihat sangat totalitas dalam mempresentasikan kuliner kreasi mereka.

“Lomba Memasak antar RT yang menjadi lingkup tanggung jawab RW 01, Kelurahan Cikini Kramat merupakan agenda rutin memperingati HUT RI. Pada pelaksanaan tahun ini, rencananya akan diikuti oleh 17 RT, namun terkendala oleh banyak faktor, yang berpartisipasi hanya 6 peserta yang mewakili RT 02, RT 05, RT 06, RT 07, RT 11, dan RT 16, “terang Nurhayati.

Nurhayati meneruskan, “Tentu lewat kolaborasi yang dihadirkan oleh seluruh elemen masyarakat di momen sakral Perayaan HUT RI Ke – 79, kami berharap upaya berkelanjutan warga dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dengan menggerakkan ekonomi berbasis kerakyatan. Semua pencapaian lomba akan menjadi fokus buat pengurus, serta panitia untuk meningkatkan kreativitas, inovasi serta partisipasi aktif seluruh perwakilan RT di lingkup RW 01. Dengan semangat baru dipenuhi optimisme membumi, kami yakin akan terus berkontribusi dalam ikut menyukseskan semua Program Pemerintah sebagai bakti bagi negeri.”

Ki-ka : Evi juri dari Founder Komunitas Indonesia Trip dan isteri Ketua, RW 01 Nurhayati dukung pemberdayaan komunitas warga.
Foto : Istimewa.

Energi Kreatif Masyarakat di Lokasi Kuliner Ikonik Jakarta

Ketua Panitia Pelaksana Leka melanjutkan, “Sebagai bagian dari ekosistem masyarakat di daerah legendaris Cikini, kami bersyukur dilimpahi dengan energi kreatif, semangat untuk terus menggaungkan makna Kemerdekaan lewat cara-cara kreatif. Wilayah kami dikepung oleh keberagaman kuliner legendaris yang termasyhur hingga ke luar Jakarta. Sebutlah
Nasi Uduk Remaja, Bubur Ayam Cianjur, toko roti legendaris serta banyak lainnya.”

“Momen inilah yang membuat masyarakatnya terpacu untuk mumpuni dalam mengolah ragam masakan yang menjadi aktivitas keseharian mereka, yang mana sebagian menekuni profesi sebagai pelaku UMKM Kuliner.
Kita menjadi saksi hari ini lewat presentasi makanan yang mengutamakan kreativitas, serta inovasi berkelanjutan pada lomba tahun ini. Tema Nasi Nusantara sangat related dengan keberagaman masyarakat Indonesia, khususnya yang menghuni kelurahan Cikini. Hadir beragam suku, yang merupakan identitas Indonesia, yang mana dalam interaksi sosialnya terlihat sangat cair, tanpa sekat, batasan, serta guyub, “terang Leka.

Leka melanjutkan, “Salah satunya diejawantahkan melalui aspek kuliner, yang memiliki keberagaman potensi lewat olah pikir, serta kreativitas membumi warga di sini.
Selain lomba Masak Nasi Nusantara serupa Tumpeng, masyarakat RW 01 yang digawangi oleh kaum remajanya juga menyelenggarakan Lomba Karnaval dengan mengusung tema “When Legacy Meet Modernitas” yang diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Juga lomba hias gapura, serta beragam kegiatan menarik lainnya. Hasil penjurian hari ini, serta lomba lainnya, para pemenang akan diumumkan pada Sabtu (31/8) yang dikemas lewat acara hiburan.

Turut memberikan komentar Jamal, Ketua Pelaksana Lomba, “Terima kasih kepada WanitaIndonesia.co, dan Indonesiatripnews. com yang telah bersedia menjadi juri profesional. Berharap lewat saran, masukkan pada saat, serta setelah penilaian, para peserta yang didominasi kaum ibu, serta remaja akan mendapatkan insight menarik, yang bisa diaplikasikan sebagai pengetahuan, serta panduan. Sebagian warga menekuni profesi sebagai pelaku usaha kuliner lewat beragam lini usaha. Usaha mereka ada yang baru dirintis, berjalan, serta telah menapak. ”

Salah satu kreasi Nasi Nusantara yang anti mainstream, percaya aroma dan citarasanya juara!
Foto : Istimewa.

Katyusha juri dari WanitaIndonesia.co menjelaskan, “Ada beberapa aspek penting penilaian untuk memberikan pembobotan pada hasil lomba. Bertujuan agar peserta tak terjebak dalam ritual seperti kreasi, dan presentasi yang sama dengan lomba sebelumnya.
Agar peserta naik kelas, juri membidik presentasi yang ditampilkan harus memiliki poin selling tersendiri.”

“Saya percaya, kaum wanita di Kelurahan Cikini itu mumpuni dalam mengolah masakan. Tapi tentu saja ini belum cukup untuk memenangkan persaingan bisnis yang kian menantang ke depannya.
Penting untuk selalu mengedepankan inovasi menyelaraskan zaman, dengan membidik pasar generasi muda yang populasinya cukup besar, dan merupakan market potensial, “terang Katyusha.

“Saya selaku juri berkeinginan agar setelah lomba, beragam insight yang dibagikan para juri dapat menjadi salah satu acuan bagi mereka dalam menjalankan bisnisnya. Lebih kreatif, inovatif dengan sejumlah hal yang didasari kemampuan untuk membaca selera, serta memasukkan sejumlah isu yang memiliki kaitan langsung dengan kuliner, maupun isu lainnya yang bisa ‘diracik’ sebagai salah satu strategi bisnis berkelanjutan, “ungkap Katyusha.

Juri melakukan pembobotan pada konsep, serta up-grade menu lomba agar sustainability, dan naik kelas.
Foto : Istimewa.

Kreativitas Tanpa Batas Bidik Semua Kelompok Usia

Tak kalah bungah, Evi, Founder Indonesiatripnews yang mengedepankan aspek penilaian berbasis pengetahuan budaya. Dasar pelestarian itu salah satunya lewat legacy bagaimana masyarakat memahami sejarah, budaya seperti filosofi tumpeng.
Penting, karena ketika akan dikembangkan, di up-grade kekinian, peserta sudah memahami ihwal tumpeng agar presentasi tak meninggalkan DNA Indonesia.

“Saya melihat kesemua presentasi yang ditampilkan pada lomba tahun ini sanga menarik, bernilai, dan inovatif.
Kemerdekaan itu untuk semua kelompok usia, saat momen ini menjadi agenda rutin, ke depan, panitia harus berperan strategis dengan memberikan arahan untuk menyertakan bentuk selain gunungan. Bisa lewat karakter favorit anak-anak seperti tokoh animasi, manga guna memperkenalkan budaya makanan lewat cara-cara menarik.

“Tentunya buat anak-anak yang picky eater dengan varian makanan seperti sayur, buah, dan ikan melihat presentasi menarik, tentunya akan muncul selera untuk mengonsumsinya, “imbuh Evi.

Perayaan Kreativitas, inovasi yang akan terus berkembang lawan tantangan zaman.
Foto : Istimewa

Related dengan juri Katyusha, Evi menekankan untuk melakukan diversifikasi bahan pangan dengan mengeksplor lebih banyak lagi keberagaman lokal. Seperti pangan berkhasiat herbal yang sedang boming moringa (daun kelor) dengan kandungan antioksidan yang sangat tinggi, terbukti berkhasiat untuk kesehatan.

“Daun kelor bisa dieksplorasi menjadi beragam sajian seperti urap, atau dicampurkan pada olahan tumis. Pilihan lainnya berupa daun ginseng, kenikir, kemangi, dan masih banyak lagi lainnya, “terang Evi.

“Penting membatasi teknik masak dengan menggoreng, yang cenderung menghasilkan makanan tinggi kolesterol. Gantilah dengan teknik masak panggang, dikukus, maupun diasap yang bisa menghasilkan varian sajian beragam, “pesan pemilik kuliner @Dapursangkara.

Perempuan Founder Komunitas Indonesia Trip meneruskan, “Untuk itu, dibutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dengan banyak mencoba, melakukan padu- padan bahan pangan yang mudah dijumpai, khas lokal, serta berkhasiat obat. Serta mempraktikkan waktu masak yang tepat agar kandungan zat gizi yang sekaligus berkhasiat obat dalam bahan pangan, tak banyak yang hilang.
Karena kunci makanan masyarakat modern itu selain halal, lezat, juga tayib (sehat), praktis, serta hemat. ”

“Berharap lewat event muncul beragam ide baru yang tak sekedar mengejar juara, tapi bisa berkelanjutan sebagai inspirasi bisnis kuliner masa depan, “pungkas Evi.