WanitaIndonesia.co, Jakarta Kebudayaan Gerakan Estafet Kebuday menggelar acara Tribute Penyanyi tahun 60 – 70 di Auditorium Kementerian Kebudayaan RI (24/11).
Acara dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc., Wamen Giring Ganesha, Mendikdasmen Prof. DR. Abdul Mukti, MED beserta staf Kantor Kepresidenan Yovie Widianto, dan Raffi Ahmad.
Kian semarak dengan keberadaan
sejumlah musisi, penyanyi legendaris Indonesia Ernie Johan, Titiek Sandhora, Muchsin Alatas,Titik Hamzah, dan Julius Sitanggang.
Estafet Kebudayaan menjadi tema acara, buah manis kolaborasi Kementerian Kebudayaan dengan Gerakan Pemberdayaan Seniman yang dipimpin penyanyi lawas Neno Warisman.
Fadli Zon menyampaikan, “Lewat acara, kami ingin memperkenalkan kiprah musisi legendaris yang fenomenal pada masanya kepada generasi muda. Mereka mumpuni di tengah keterbatasan lewat sejumlah tembang indah, yang tetap enak didengar hingga sekarang.
Kiranya pencapaian emas musisi Indonesia dahulu bisa menginspirasi generasi muda serta para musisi era sekarang. ”
Fadli Zon menambahkan, “Ini merupakan apresiasi untuk seniman lejen aktif serta menjadi langkah awal untuk memberdayakan seluruh seniman dari berbagai jenis kesenian.”
Fadli Zon menegaskan kembali komitmen Kementerian di bawah pimpinannya untuk terus bekerja sama dengan para seniman, penyanyi serta musisi lejen aktif hingga penyanyi sekarang.
“Kami ingin menghadirkan nostalgia yang bermakna, sekaligus menyampaikan nilai-nilai perjuangan seni budaya kepada generasi muda, “jelas Fadli Zon.
Dia menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi seniman di masa lalu. Dalam keterbatasan ekonomi, dan teknologi, para seniman tetap mampu menghasilkan karya yang menjadi identitas budaya bangsa.
“Di masa lalu masyarakat hanya bisa menikmati seni melalui media terbatas seperti radio atau televisi yang hanya dimiliki orang tertentu, selain piringan hitam. Di masa sekarang jauh lebih praktisi, dan mudah lewat akses digital, “ujar Fadli Zon”.
Neno Warisman, sebagai penggagas gerakan berbagi pendapat, “Seniman legendaris adalah penjaga memori kolektif bangsa, upaya ini menjadi langkah konkrit guna memastikan warisan bernilai itu tetap hidup.”