wanitaindonesia.co – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan pihaknya akan terus mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM) hingga mencapai jenjang S3 atau memperoleh gelar doktor.
“Kita akan terus mendorong pengembangan sumber daya manusia. Kita akan mendorong para sarjana-sarjana kita untuk bisa mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi ke jenjang S2 atau S3, kita akan dorong ini,” ujar Arifin dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa.
Sidang terbuka tersebut membahas banyaknya aset hasil korupsi yang disembunyikan para koruptor di luar negeri, tak terdatanya jumlah yang dilarikan, dan sulitnya pemerintah Indonesia melakukan perampasan.
Dalam pidatonya, Idris memaparkan hambatan berlapis Pemerintah Indonesia dalam usaha menarik aset-aset hasil korupsi yang tersebar di banyak negara.
“Lapis pertama, sulitnya melacak keberadaan aset koruptor karena umumnya sudah dialihkan ke dalam bentuk dan atas nama orang lain. Lapis kedua, kalaupun keberadaan diketahui, perbedaan sistem hukum menyulitkan upaya perampasannya. Sedangkan, lapis ketiga adalah proses mengembalikan aset sering terhalang formalitas sistem birokrasi,” jelasnya.
Menurut dia, sulitnya mengembalikan aset ini dikhawatirkan membuat banyak koruptor menggunakan modus serupa untuk menyembunyikan hasil kejahatannya di luar negeri. Terlebih, angka korupsi di Indonesia 16 tahun terakhir tercatat telah mencapai Rp225,7 triliun.
“Angka tersebut setara dengan biaya mengalirkan listrik di 5.040 desa terpencil atau setara biaya pendidikan untuk 3,36 juta siswa sampai ke perguruan tinggi,” tambahnya.