
WanitaIndonesia.co, Jakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Dr. Wihaji, S. Ag., M.Pd. menghadiri Gerakan ‘1 Jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai’ selama bulan Ramadan dan menandatangani Deklarasi Bersama Gerakan Ramadan ramah Anak dengan tagline Ramadan Ceria, Anak Bahagia.
Kegiatan ini dalam rangka mendukung pemenuhan hak anak atas pengasuhan berkualitas dan Ramadan menjadi momentum berharga bagi keluarga untuk meningkatkan kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai karakter anak yang diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemko PMK), Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Kantor Staf Presiden (KSP) bertempat di Aula Heritage Kemenko PMK, Jakarta Pusat pada Rabu/05/03/2025.
Gerakan ini merupakan upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan baik kementerian, lembaga, pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dunia usaha, media massa, masyarakat, dan keluarga dalam meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan dan pendidikan demi membangun karakter anak yang positif yang dilakukan dengan mengimplementasikan 5 (lima) strategi yaitu : (1) penguatan pendidikan karakter anak; (2) penguatan kapasitas pengasuhan; (3) penguatan lingkungan Keluarga; (4) penguatan peran masyarakat: dan (5) penguatan kebijakan pemerintah. Melalui gerakan ini Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan ‘1 (satu) jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai’ selama bulan Ramadan, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan dan kelekatan, kesehatan jiwa dan resiliensi, serta keaktifan anak melibatkan diri beraktivitas di dalam keluarga.
Pada kesempatan ini Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi menyampaikan, “Sesuai perintah Presiden, setiap program harus berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga lain agar berjalan satu padu. Kami ingin Ramadan menjadi momentum penguatan pengasuhan dalam keluarga. Dengan gerakan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, tetapi juga merasakan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua”, ujar Arifatul.
Melalui gerakan ini, Kemen PPPA berharap semakin banyak keluarga yang menyadari pentingnya pengasuhan berkualitas, sehingga Ramadan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga bulan kebersamaan yang bermakna bagi anak-anak Indonesia.
Sementara itu, Menteri Wihaji mengatakan permasalahan yang dialami anak salah satunya adalah orang tua mulai meninggalkan anaknya lebih banyak ngobrol dengan yang lain (handphone), sehingga dampaknya anak akan ngobrol dengan yang lain juga (handphone).
“Permasalahan anak dewasa ini adalah orang tua yang mulai meninggalkan anaknya karena sibuk ngobrol dengan yang lain khususnya handphone. Hal inilah yang berdampak anak menjadi lebih banyak ngobrol dengan yang lain (handphone) karena tidak ada komunikasi yang intens bersama orang tua.” jelas Menteri Wihaji.
Untuk mengatasi hal tersebut, dalam momentum Gerakan Ramadan Ramah Anak Wihaji mengajak seluruh orang tua agar lebih banyak meluangkan waktu mengobrol bersama anak.
“Saya bukan anti handphone, tetapi saya mencoba menyederhanakan yang paling sederhana, ayo orang tua ajak anaknya mengobrol. Kalau sudah ngobrol saya yakin dengan sendirinya nanti akan ramah dengan anaknya masing-masing”, imbuhnya. (ver)
