Menteri Kemendukbangga/BKKBN Lakukan Kunjungan Kerja di Jawa Tengah, Bahas Program Prioritas

Sehari Bersama Menteri Wihaji Kuatkan Quick Wins di Jawa Tengah, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya).

wanitaindonesia.co, Semarang – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag, M.Pd, melakukan serangkaian kunjungan kerja di Jawa Tengah. Kunjungan ini diawali dengan memimpin apel pagi di Kantor Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Tengah, Kota Semarang. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa BKKBN telah bertransformasi menjadi kementerian, sehingga setiap pegawai perlu bekerja dengan pola dan budaya baru sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

“Kebijakan dan tugas itu harus terdeliver hingga ke lini lapangan. Pekerjaan rumah Kemendukbangga/BKKBN, salah satunya adalah mempercepat deliver program, pedoman, SOP sampai di lini lapangan,” ujar Wihaji, Senin (24/02/2025).

Apel pagi ini menjadi ajang pembinaan bagi 102 ASN dan 37 PPNPN di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Tengah. “Tinggalkan budaya-budaya lama yang tidak baik, cari inovasi dan kreativitas sebagai cara baru untuk menjalankan program,” tegasnya.

Baca Juga :  BKKBN Optimalisasi Kampung KB di 157 Desa di Balangan

Setelah dari Semarang, Wihaji melanjutkan kunjungannya ke Kabupaten Boyolali, mengunjungi Bina Keluarga Lansia (BKL) ‘Sejahtera’ di Desa Dohonudan, Kecamatan Ngemplak. Program ini mendukung lansia agar tetap sehat dan aktif secara sosial. “Lansia Berdaya, apa itu pak Wihaji, jadi itu maksudnya sepuh-sepuh (lansia) tetap sehat. Kegiatannya apa, yang penting seneng. Karena masalah lansia itu satu, kesepian,” jelasnya.

Selain program lansia, Wihaji juga meninjau program penitipan anak perkotaan ‘TAMASYA’ (Taman Asuh Sayang Anak) di Desa Ngaru Aru, Kecamatan Banyudono. Menurutnya, program ini memberikan solusi bagi orang tua yang bekerja agar tetap dapat memastikan anak-anak mereka mendapat pengasuhan yang baik. “Tamasya bukan sekadar tempat penitipan anak, tetapi juga wadah kasih sayang dari para pengasuh. Pemerintah harus hadir memastikan kesehatan, kebersihan, dan keamanan anak-anak di tempat ini,” katanya.

Baca Juga :  Delegasi Pakistan Kunjungi Kemendukbangga/BKKBN untuk Pelajari Program KB Indonesia

Selanjutnya, Menteri Wihaji meninjau pelaksanaan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Desa Sambi, Boyolali. Program ini bertujuan membantu keluarga berisiko stunting, khususnya dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan. “Masalah stunting masih menjadi tantangan di Indonesia. Dengan Gerakan Genting, kita berupaya menurunkan angka prevalensi stunting dari 21,5% menjadi 18%. Saat ini sudah ada 34.000 anak asuh dalam program ini, dari target 1 juta anak,” paparnya.

Di Pendopo Kabupaten Boyolali, Wihaji juga bertemu Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta anak-anak Forum GenRe Jawa Tengah dan Boyolali. Dalam dialognya, ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi emas Indonesia. “Kunci keberhasilan generasi mendatang ada di keluarga. Jika keluarga baik, maka generasi penerus akan tumbuh dengan baik,” tegasnya.

Baca Juga :  Mendekatkan Pelayanan KB MKJP ke Masyarakat Melalui Momentum HUT RI ke-80

Kunjungan diakhiri dengan menghadiri Rakerda Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jawa Tengah di Asrama Haji Kecamatan Ngemplak. Wihaji menekankan dua isu utama, yaitu kependudukan dan pembangunan keluarga. “Isu kependudukan sangat krusial. Dengan menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk, ekonomi Indonesia di masa depan akan lebih stabil. Itulah alasan BKKBN kini menjadi kementerian,” ujarnya.

Kemendukbangga terus bersinergi dengan berbagai sektor dalam menjalankan lima program prioritasnya: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (GATE), Lansia Berdaya, dan SuperApps. Semua program ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, demi mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045. (Srv)