WanitaIndonesia.co, Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memperkenalkan “unBALIvable” sebagai identitas bersama Provinsi Bali untuk meningkatkan daya saing, kualitas, dan keberlanjutan produk serta jasa pariwisata dan ekonomi kreatif Bali.
“unBALIvable” adalah hasil dari Project Penguatan Kekayaan Intelektual (IP Branding Project) yang digagas oleh Kemenparekraf/Baparekraf bersama Kemenkumham, Pemerintah Provinsi Bali, dan World Intellectual Property Organization (WIPO).
“Bali adalah destinasi unggulan pariwisata Indonesia, oleh karena itu, kita perlu menyediakan produk-produk spa dan kerajinan yang tak tertandingi di Bali,” kata Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya pada acara penutupan IP Branding Project Bali di Ballroom Pulmeria Padma Legian, Bali, Jumat (19/4/2024).
Beberapa merek yang tergabung dalam “unBALIvable” meliputi UMKM lokal Bali di sektor spa dan kerajinan tangan, antara lain Organic Spa, Calm Spa, Roepa Jewellry, The Bless Shop, Bali Spa & Wellness, Maheswari Bali, Sekar Bali Jewelry, Wenten Art, Fresh Spa, MK Ceramic, Krisna Silver, EthneeQ, Woodsantara, LookASwarna, dan Machastore.
Para pelaku UMKM telah menjalani serangkaian pelatihan dan pembimbingan dari ahli mengenai legalitas, manajemen kekayaan intelektual, branding, dan desain melalui proyek penguatan kekayaan intelektual (IP) yang berlangsung selama 11 bulan.
Inisiatif ini berhasil membantu 13 peserta mendaftarkan merek usaha dan 2 bisnis memperluas akses ke pasar internasional. Ada juga 3 perusahaan yang berencana mendaftarkan desain industri karena memiliki keunikan dan 3 pelaku usaha yang mendaftarkan merek dagangnya melalui sistem Madrid.
“Hasil proyek ini kami serahkan kepada Pemprov Bali. Kami berharap akan memberikan dampak langsung pada nilai ekspor dan kualitas produk UMKM. Hal ini akan membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas seiring pulihnya ekonomi Bali,” ujar Sandiaga.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kelembagaan terkait kekayaan intelektual agar program ini dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan produk pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Bali.
“Pendaftaran kekayaan intelektual memberikan nilai tambah pada produk-produk kita. Mari kita terus lanjutkan upaya ini,” kata Dewa. (saf)