Site icon Wanita Indonesia

Mengupas Informasi Mengenai BPA dengan Benar

Anguis Institute for Health Education - Sesi BPA: "Cara Memahami Informasi BPA dengan Benar" Foto : Istimewa

WanitaIndonesia.co – Isu seputar Bisphenol A (BPA) belakangan ini telah menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial seperti TikTok dan Instagram, menyebabkan penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab dan menciptakan bias informasi di kalangan masyarakFotoat. Anguis Institute for Health Education bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (LR-IDI) menggelar Diskusi BPA dengan tema “Cara Memahami Informasi BPA dengan Benar” pada Rabu (6/12).

BPA merupakan zat kimia dasar yang umum ditemukan dalam produk sehari-hari, baik sebagai barang pakai maupun bahan konsumsi. Plastik polikarbonat dan resin epoksi, seperti botol plastik, botol bayi, mainan anak, dan kemasan air minum, adalah beberapa produk yang mengandung BPA. Meski demikian, isu-isu yang menyebutkan kaitan BPA dengan sejumlah penyakit, seperti gangguan hormonal, obesitas, kanker, dan lainnya, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan kausalitasnya.

Dalam diskusi ini, Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc, PhD, seorang pakar polimer dari ITB, menjelaskan bahwa senyawa BPA setelah diolah menjadi polikarbonat menjadi aman karena berubah menjadi polimer yang cenderung tidak reaktif. Namun, migrasi BPA dari wadah makanan dan minuman dapat terjadi dalam kondisi tertentu, seperti kemasan yang rusak, kontak langsung antara makanan dan kaleng, makanan berlemak tinggi, kemasan lebih tipis, waktu kontak, dan peningkatan suhu.

Dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, Sp.GK, menambahkan bahwa metabolisme BPA dalam tubuh manusia mengarahkannya ke hati, di mana sebagian besar akan diekskresikan melalui urin dan feses. Meskipun sekitar 10% tetap aktif dan dapat memberikan dampak negatif, jumlah ini masih jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh lembaga pengawasan makanan dan minuman global, termasuk BPOM di Indonesia.

Dalam simpulan diskusi, Dr. Aditiawarman Lubis, MPH, sebagai moderator dari LR-IDI, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait BPA, terutama karena penelitian yang ada masih menggunakan hewan sebagai objek penelitian, dan level of evidence-nya perlu ditingkatkan.

Dr. Nurhidayat Pua Upa, MARS, Ketua Anguis Institute for Health Education, menyoroti pentingnya memberikan informasi dan edukasi yang tepat kepada masyarakat agar tidak terjadi asimetri informasi yang membingungkan. Dalam acara ini, diluncurkan juga buku berjudul “Cara Memahami Informasi BPA dengan Benar,” hasil kerjasama antara Anguis Institute dan Primkop IDI, yang bertujuan memberikan edukasi yang akurat tentang BPA dan menjadi jembatan informasi langsung kepada masyarakat.

Anguis Institute for Health Education, sebagai forum terbuka dan independen yang diprakarsai oleh aktivis Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pembangunan kesehatan di Indonesia dengan melibatkan berbagai pelaku dan sektor yang memiliki perhatian terhadap kesehatan. Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi yang menarik dan edukatif bagi pembaca mengenai perbincangan seputar Bisphenol A. (wib)

Exit mobile version