WanitaIndonesia.co – Kematian adalah keniscayaan bagi setiap makhluk hidup. Tidak ada seorang pun yang dapat lari darinya. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak lalai terhadap kematian, bahkan menganjurkan untuk sering mengingatnya sebagai bentuk peringatan dan persiapan menuju kehidupan akhirat. Rasulullah ﷺ sendiri memberikan nasihat-nasihat berharga terkait pentingnya mengingat kematian.
Hadits tentang Mengingat Kematian
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah; dihasankan oleh Ibnu Hibban)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan.”
(HR. Bukhari)
Pesan ini mengisyaratkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Seorang muslim seharusnya hidup seperti seorang musafir yang selalu sadar bahwa akhir dari perjalanannya adalah kematian, dan tujuan akhirnya adalah kampung akhirat.
Manfaat Mengingat Kematian
1. Menjadikan Hidup Lebih Bermakna
Seseorang yang sering mengingat kematian akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Ia akan menjaga lisan, perilaku, serta memperbanyak amal shalih karena sadar bahwa setiap langkah mendekatkannya pada kematian.
2. Mengurangi Cinta Dunia
Mengingat kematian mampu melemahkan ketertarikan terhadap dunia. Seseorang tidak akan berlebihan dalam mencari harta, jabatan, atau kenikmatan duniawi karena tahu semua itu akan ditinggalkan.
3. Mempercepat Tobat
Kesadaran akan kematian membuat hati tergugah untuk segera bertaubat dari dosa dan memperbaiki diri. Ia tidak akan menunda amal kebaikan karena tidak tahu kapan ajal akan menjemput.
4. Menumbuhkan Jiwa Zuhud
Orang yang mengingat kematian akan lebih fokus pada amal untuk akhirat dan tidak tergoda oleh dunia. Ini membuatnya lebih ikhlas, sabar, dan rendah hati.
5. Menjadi Mukmin yang Cerdas
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk kehidupan setelahnya.”
(HR. Ibnu Majah; hasan)
Hadits ini menunjukkan bahwa kecerdasan hakiki dalam pandangan Islam bukan semata soal intelektual, melainkan kesiapan menghadapi kehidupan akhirat.(fdl)





