wanitaindonesia.co – Meski ekonomi belum sepenuhnya pulih sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, nyatanya tidak menghalangi niat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, termasuk di reksa dana. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2021, jumlah investor reksa dana meroket 55 persen menjadi 4,93 juta orang atau hampir menembus 5 juta investor. Lonjakan tersebut menunjukkan pandemi COVID-19 justru mengakselerasi jumlah investor reksa dana seiring optimalisasi kanal digital yang dilakukan oleh para pelaku industri.
Dilansir dari Kompas.com, salah satu jenis reksa dana yang memiliki kinerja baik selama pandemi COVID-19 adalah reksa dana pasar uang. Sepanjang 8 bulan masa pandemi, nilai instrumen reksa dana pasar uang cenderung stabil naik dan tak terpengaruh fluktuasi pasar. Selain kinerja positif, reksa dana pasar uang juga tergolong instrumen investasi dengan tingkat risiko rendah. Instrumen ini pun dinilai lebih aman dibandingkan investasi saham.
Nilai Stabil
Tingkat risiko rendah tersebut dikarenakan Manajer Investasi (MI) reksa dana pasar uang mengelola dana ke instrumen yang terkenal stabil, seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Karena hal itu pula, saat pasar saham bergejolak karena pandemi, reksa dana pasar uang cenderung tak terpengaruh. Tak heran instrumen ini dianjurkan bagi investor pemula yang memiliki profil risiko konservatif.
Likuiditas Tinggi
Kelebihan lain dari instrumen investasi reksa dana pasar uang adalah likuid atau mudah dicairkan. Anda dapat mencairkan dana di instrumen tersebut kapan pun tanpa harus menunggu periode waktu tertentu seperti di deposito atau mengikuti mekanisme jual beli seperti di pasar saham. Berkat sifatnya yang likuid ini, instrumen reksa dana pasar uang pun dianggap cocok digunakan untuk menyimpan dana darurat, terutama selama pandemi.
Modal Terjangkau
Instrumen reksa dana pasar uang juga terjangkau dibandingkan instrumen lainnya. Hal ini memungkinkan siapa saja untuk memulai berinvestasi dengan modal kecil. Masyarakat dapat membeli reksa dana pasar uang dengan modal hanya Rp 10.000. Selain itu, persentase imbal hasil keuntungan yang diterima tidak ditentukan oleh besaran setoran. Jadi, berapa pun nilai investasinya, persentase keuntungan yang diterima akan tetap sama sesuai kinerja instrumen reksa dana itu. Hal ini berbeda dengan deposito. Untuk membuka rekening deposito, masyarakat perlu menyiapkan dana Rp 5 juta sampai Rp 8 juta. Bila dana yang disetor minim, otomatis bunga atau imbal hasil deposito pun ikut rendah.
Tidak Kena Pajak
Keuntungan lainnya dari reksa dana pasar uang adalah tidak terkena pajak. Hal ini berbeda bila dibandingkan instrumen lain yang berisiko rendah seperti deposito. Keuntungan atau bunga deposito masih harus terkena potongan pajak. (wi)