wanitaindonesia.co – Tampilnya kain tradisional Endek Bali hasil karya UKM dalam koleksi desainer internasional Dior tahun 2021, semakin meyakinkan banyak pihak betapa besar potensi ekspor wastra nusantara. Dari kasus ini Anda sebagai pelaku UKM fashion bisa mengamati bahwa meski tetap menggunakan motif tradisional, kain Endek dapat memenuhi selera global. Kuncinya ada pada keluwesan mengikuti tren global.
Menurut Ratna Dewi Paramita, fashion designer, dalam webinar Scale Up Femina X Facebook Angkatan 2 (2021) dengan modul Menyiapkan Desain & Kemasan Produk Ekspor dalam menjajaki pasar ekspor, ada beberapa hal yang perlu pelaku UKM fashion perhatikan. Yaitu; tren di pasar global, perbedaan selera pasar baik itu dengan selera lokal maupun tiap negara yang dituju, iklim dan cuaca negara tujuan ekspor, harga pasaran yang tepat, serta regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah negara tujuan ekspor fashion.
Ratna merupakan fasilitator dan mentor dari Indonesia Design Development Center (IDDC), fasilitas di bawah dukungan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, sebuah institusi yang berfungsi sebagai wadah pengembangan desain sekaligus tempat pembelajaran dan pendampingan pelaku usaha. Terkait tren, Anda juga harus memperhitungkan, bahwa ada waktu yang diperlukan untuk menyiapkan sebuah desain.
Perkirakan bahwa Anda merancang produk sesuai tren setidaknya enam bulan ke depan. Dalam acara yang merupakan bagian dari program kerjasama Wanita Wirausaha Femina dengan Facebook #SheMeansBusiness Angkatan ke-3 tahun 2021, Ratna menjabarkan beberapa hal penting yang menjadi tren dalam fashion 2022, yaitu:
1. Circular design process
Kesadaran akan dampak lingkungan mendorong dunia fashion sejak sepuluh tahun lalu mulai mengusung sustainable fashion. Penerapannya bisa beragam, misalnya, desain yang zero waste, melakukan permak atau mendaur ulang produk yang rusak, dan lain sebagainya.
2. Social commerce
Saat ini eranya bisnis berbasis komunitas. Semakin banyak merek fashion yang mengedepankan bisnis start up lokal.
3. Virtual fashion
Pandemi menyuburkan tren ini. Mulai dari fashion show virtual, menjual lewat media sosial dan live streaming, hingga penggunakan teknologi tiga dimensi untuk mendesain produk fashion.
4. Tema
Masih terkait pandemi, lahirlah tema fashion above keyboard dressing alias tren fashion dengan fokus bagian pinggang ke atas. Tema ini lahir karena banyak orang kini lebih sering berkomunikasi lewat layar komputer. Aplikasinya pada fashion belakangan ini dan diprediksi akan terus berkembang di tahun 2022 seperti desain kerah yang unik hingga hijab.
5. Material
Menurut Ratna, material kain yang akan tren tahun depan adalah kain transparan (sheer), satin, jumputan, tenun, kain bertekstur, dan tweed. Sebagai ide, Anda bisa menggabungkan batik dengan kain transparan.
6. Key item
Ratna menyebutkan beberapa fashion item yang bakal jadi tren tahun 2022, yaitu kemeja klasik dengan siluet longgar yang nyaman dalam beragam warna dan material, kerah peter pan, draped tops, maxi dress, A-line dress, casual trench coat yang santai, serta wide leg pants yang bisa dikenakan di segala kesempatan.
7. Warna
Untuk musim semi/panas 2022 warna netral dan terang akan menjadi tren, sementara untuk musim gugur/dingin 2022 warna hangat dan earthy. Sesungguhnya setiap tahun ada kecenderungan seperti ini, tapi biasanya ada sedikit perbedaan. Misal, tahun depan warna merah muda yang akan tren adalah pink elektrik, kuningnya mengarah ke jingga, biru yang memberi efek menenangkan, dan lain sebagainya.
8. Aksesoris
“Tahun depan tote bag masih hits. Aksesoris yang tren adalah yang berhubungan dengan sustainable fashion, misal, tas yang dibuat menggunakan sisa-sisa kulit, begitu juga aksesoris yang menggunakan material kain satin, karpet atau tapestri, dan bahan yang bersifat lentur. Tren ini bisa dimanfaatkan oleh UMKM yang menggunakan bahan tenun.”
9. Kata kunci
Kata kunci untuk tren tahun depan adalah grounded yang bisa diterjemahkan sebagai segala yang berhubungan dengan alam, misalnya natural, warna hangat, organic, dan tekstur yang kasar.
10. Kolaborasi
Kolaborasi dengan merek lain, komunitas tertentu, desainer, atau selebritas akan menjadi tren yang juga akan makin sering terjadi dan membuat dunia fashion makin seru. Jangan ragu. Dengan kolaborasi dan bersinergi Anda bisa menghasilkan produk bernilai jual lebih dan kesempatan pasar yang lebih luas.
Lalu bagaimana menerapkan tren dalam desain produk Anda? Untuk mengembangkan sebuah desain produk, Ratna menyarankan Anda untuk memulainya dengan melakukan riset untuk menemukan potensi lokal yang bisa dikembangkan. Lakukan eksperimen dengan material yang Anda pilih termasuk mengembangkan motif dan mencoba berbagai teknik pengolahan. Selanjutnya, buat sketsa produk dan realisasikan hingga menjadi produk akhir yang kontemporer.
“Sering-sering mengamati dan mencari inspirasi dari berbagai hal seperti film, traveling, fashion show, dan lain-lain dan adopsi untuk desain Anda. Tapi jangan meniru begitu saja. Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru dan tidak sekadar mengikuti toko sebelah. Dan teruslah berusaha,” pesan Ratna.
Sebagai pelaku wirausaha fashion, Anda perlu mengembangkan kreativitas dan inovasi agar dapat terlihat menonjol di tengah lautan fashion. (wi)