Site icon Wanita Indonesia

Melalui Zona Madina Dompet Dhuafa, Wanita Ini Sukses Bisnis Kripik Ubi Ungu

Ilustrasi

WanitaIndonesia.co – Dibina oleh Zona Madina Dompet Dhuafa sejak tahun 2021, Kripik Ubi Ungu Itoh Snack kini telah merambah banyak toko maupun minimarket di kawasan Bogor. Seperti nama pada kemasanya, keripik manis lezat ini dibuat oleh seorang wanita bernama Masyitoh (46), secara rumahan.

Apabila Anda bermukim di kawasan Parung atau Bogor, tentu tidak akan asing dengan makanan ringan ini. Pun jika Anda banyak berinteraksi dengan Dompet Dhuafa, tentu sudah beberapa kali mencicipi enaknya jajanan tipis berwarna ungu ini.

Ibu lima anak ini tinggal di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia memulai usaha Kripik Ubi Ungu sekitar tahun 2018 dengan modal peralatan masak yang ada di dapurnya. Tidak seperti sekarang, dulu ia memproduksi keripik hanya saat ada orang yang memesan.

Kehendak Allah mempertemukannya dengan Tim Zona Madina Dompet Dhuafa pada tahun 2021. Usahanya mulai berkembang hingga ia harus menyediakan bahan baku ubi sebanyak 30 kilogram setiap pekan. Jumlah tersebut di luar dari jika ada pesanan khusus. Dari 30 kilogram ubi itu, ia mampu mengirim produk ke Rumah UMKM sebanyak 50 pcs kemasan 150 gr dan 10 pcs kemasan 250 gr. Saat Ramadan, menurutnya, banyak pesanan khusus yang ia terima untuk jadi hampers.

“Dulu saya bikin kalau ada yang memesan saja. Harus berkeliling dari warung ke warung untuk memasarkan dagangan saya,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Itoh itu, saat ditemuinya pada, Kamis ini (11/1/2024).

Di lokasi yang berbeda, Mulyadi atau yang akrab disapa Mas Ges adalah pendamping para pelaku usaha Rumah UMKM Zona Madina. Ia yang membantu memasarkan produk-produk Rumah UMKM. Salah satunya produk milik Ibu Masyitoh. Ada 39 pelaku UMKM lainnya yang hingga kini terus mendapat program pendampingan oleh Zona Madina.

Sejak mulai bergabung pada tahun 2022, produk Kripik Ubi Ungi Bu Itoh ini sangat sulit diterima masyarakat. Sehingga, sulit juga untuk mendapatkan pelanggan. Rumah UMKM kemudian terus melakukan evaluasi dan pendampingan untuk menyelesaikan apa yang menjadi kendala.

“Ternyata awalnya produk Bu Itoh ini kurang mutu. Agak keras memang kalau digigit,” ungkap Ges.

Pada pertengahan tahun 2023, Ibu Masyitoh diajak menggali resep ke kota yang sangat terkenal dengan keripik buahnya, yaitu Malang. Tepatnya di Pujon. Di sana Ibu Itoh berbagi ilmu mengenai resep pembuatan keripik dengan beberapa pelaku UMKM.

Upaya ini pun membuahkan hasil. Sepulangnya dari Pujon, ia langsung menerapkannya pada produknya. Hasilnya pun sangat memuaskan. Keripik milik Bu Itoh memiliki cita rasa enak yang mampu bersaing dengan produk-produk lainnya.

“Semenjak itu, keripik ubi ungu Bu Itoh banyak diminati para pelanggan dan banyak masuk ke minimarket-minimarket di Bogor,” lanjut Ges.

Di Rumah UMKM Zona Madina, para pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan bantuan pendanaan, tetapi juga bantuan menemukan resep yang pas, sertifikasi, beragam pelatihan, packaging hingga pemasaran produk.

Bahkan, Rumah UMKM Zona Madina tak enggan memfasilitasi para anggotanya untuk berpartisipasi dalam ajang pameran, baik berskala lokal maupun nasional. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pengalaman, meningkatkan wawasan dan memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM binaan.

“Alhamdulilah. Usaha terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati pelanggan,” ungkap Bu Itoh senang.

Upaya Bu Itoh untuk mengembangkan produknya belum berakhir. Ia masih harus dan terus menciptakan inovasi untuk meningkatkan penjualan dan penghasilan. Dua anaknya yang masih pada usia sekolah (usia 14 dan 16 tahun) bertumpu pada Ibu Itoh dan suami. Sedang penghasilan sang suami sebagai buruh bangunan tak banyak membantu menyokong kebutuhan rumah tangga mereka.(adv)

 

Exit mobile version