WanitaIndonesia.co, Jakarta – Dalam agama Islam, pernikahan adalah sebagian dari ibadah. Bertahun-tahun Moyer dan Asiyah hidup dalam pernikahan yang bahagia dan harmonis. Tetapi mereka kurang lengkap karena belum dikaruniai keturunan.
Dicek ke dokter, Moyer baru tahu ia tak akan pernah bisa memberikan keturunan. Moyer dan keluarga besar Asiyah tak memercayainya. Berbagai cara dilakukan guna membuktikan bahwa diagnosa dokter itu salah. Berbulan-bulan Moyer berusaha mengobati penyakitnya. Namun, takdir telah tertuang.
Hingga Moyer mengambil keputusan untuk menceraikan Asiyah agar ia tak jadi beban bagi wanita yang sangat dicintainya. Moyer menjadi sunyi. Ia seperti kehilangan semangat hidup. Tapi, dibantu sahabatnya Putra, Moyer berusaha menyusun kepingan hidupnya kembali.
Ia pun rutin melakukan Sun Gazing untuk menyerap energi positif sinar mentari pagi sebagai upaya menguatkan hati dan jiwa. Lalu, takdir mempertemukan dengan Aisha, disainer interior yang membantunya merapikan rumah barunya.
Semangat hidup Moyer bangkit kembali. Mereka kerap berdua berolahraga panahan. Namun, di saat bersamaan, Moyer bersua dengan Maria, wanita yang sangat menerima semua kekurangannya. Kebimbangan diantara dua pilihan membuat Moyer bingung.
Keraguan pun makin bertambah karena Moyer sadar bahwa ia memiliki kekurangan yang bisa membuat siapa pun yang menikah dengan dirinya tak akan bisa dikaruniai anak. “Film berjudul Cinta dari Langit ini akan tayang serentak mulai 21 Agustus 2025 di bioskop seluruh Indonesia,” kata sutradara Jastis Arimba usai menyaksikan film secara terbatas.
Diadaptasi dari novel kisah nyata Sang Penatap Matahari (The Sun Gazer) karya M Gunawan Yasni, film yang menggugah emosi dimeriahkan sederet artis ternama yaitu Revalina S Temat, Mario Irwinsyah, Ratu Anandita, Adhin Abdul Hakim, Miqdad Addausy, Dewi Yull, Niniek L Karim, Rizky Hanggono, Elvira Aminity serta artis cilik Azamy Syauqi dan Rania Mas’ad.
Produksi Warna Pictures berkolaborasi dengan Koperasi BMI Grup ini diproduseri Imam T Saptono, Ady Widyarta dan M Gunawan Yasni. Eksekutif produser Kamaruddin Batubara. (GIE)