Site icon Wanita Indonesia

Manfaat Membaca Novel untuk Mengisi Me Time

Manfaat Membaca Novel untuk Mengisi Me Time

wanitaindonesia.coMe time adalah hal yang wajib ada di jadwal seorang Mama. Bagaimana tidak, segudang aktivitas yang harus diselesaikan oleh Mama rentan membuatnya jadi burn out. Me time adalah sarana untuk mengambil jeda istirahat dan terkoneksi dengan diri sendiri kembali. Banyak Mama yang berpendapat bahwa mereka bisa kembali mengasuh anak dengan hati yang tenang setelah me time. Masih banyak lagi keuntungan yang didapat dari me time.

Kalau Anda, aktivitas apa yang biasanya dipilih untuk mengisi me time, Ma? Bagaimana dengan membaca novel? Apakah Anda menjadikannya pilihan? Jika iya, selamat! Anda bisa mendapat manfaat dari aktivitas tersebut.

“Ah, itu, kan, cuma fiksi,” mungkin ini komentar yang sering Anda dengar tentang ide cerita sebuah novel, bahkan mungkin Anda sendiri juga berpikir demikian. Akan tetapi, kalau mau jujur, pernahkah Anda merasa sangat akrab dengan ide cerita dari sebuah novel? Merasa dekat dengan para tokoh di dalamnya atau bisa menghubungkan kisahnya dengan kehidupan pribadi Anda? Istilahnya ‘aku banget’ atau ‘relate banget, nih’. Hayooo, siapa yang pernah begini?

Lebih Bisa Memahami Orang Lain
Bila pernah mengalaminya, artinya Anda adalah salah seorang yang mungkin mendapatkan manfaat lebih dari membaca fiksi. Ternyata, orang yang hobi membaca novel memiliki empati dan ketajaman sosial yang lebih baik, lhoKeith Oatley, F.R.S.C., F.B.Ps.S., profesor emeritus psikologi kognitif di University of Toronto, Kanada yang juga seorang novelis menyebut, “Mereka yang membaca lebih banyak akan lebih baik dalam menafsirkan isyarat sosial di lingkungan mereka dan, pada akhirnya, lebih baik dalam memahami orang lain.”

Mengapa hal ini bisa terjadi? Oatley menjelaskan bahwa buku-buku fiksi seperti novel, layaknya sebuah simulator kehidupan. Menurutnya, melalui novel, orang jadi bisa membayangkan dirinya sendiri dalam posisi orang lain. Di samping itu, mereka jadi bisa mengambil perspektif orang lain dan mencari tahu mengapa karakter tertentu dalam cerita berperilaku seperti yang mereka lakukan.

Di samping itu, Mama juga jadi bisa mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal yang sama dengan tokoh novel di dunia kita sendiri. “Ketika membaca tentang orang lain, kita dapat membayangkan diri kita pada posisi mereka dan kita bisa membayangkan rasanya seperti menjadi orang itu,” ujarnya.

Nah, apa yang dikatakan oleh Oatley ini sebetulnya menunjukkan bahwa stereotip orang dengan hobi membaca adalah penyendiri dan tidak peduli sekitarnya itu kurang tepat. Malahan, dengan banyak membaca novel, empati dan ketajaman kita untuk menilai orang jadi lebih baik. Waah, kayaknya nggak salah, nih, kalau Mama yang hobi baca novel dipilih sebagai teman curhat. Asal, perhatikan dos and don’ts merespons curhatan konflik rumah tangga teman, ya, Ma. (wi)

Exit mobile version