wanitaindonesia.co – Menyenangkan. Itulah kesan pertama ketika berbincang dengan Muniroh di rumahnya. Terletak di jalan Pucangan Gang V, Surabaya, rumah itu bercat jingga dengan pagar warna hitam. Tepat megnhadap lapangan parkir.
Kami berbincang selama tiga jam. Tetapi terasa singkat. Karena penuh canda dan curhatan. Di teras berukuran 4×3 meter itu, kami berbincang tentang banyak hal: Karir, karya, sampai urusan rumah tangga.
Siang itu ia tampil sederhana dengan baju abu-abu, berkerudung cokelat. Wajahnya segar tanpa riasan. Perempuan yang pernah menjadi pewarta foto di Harian Sinar Harapan ini mengaku memang tak suka merias wajah. “Saya juga perempuan, meskipun tak menggunakan riasan, kan?” tanya ibu dua anak ini menggoda.
Banyak teman yang memintanya lebih memperhatikan penampilan, tapi tak ia hiraukan. Alih-alih sibuk merias diri, Muni, begitu ia kerap disapa, memilih untuk berkarya. Tercatat, sejak 2004 sampai 2014 ia telah mengikuti lima pameran foto di Jakarta. Mulai pameran foto di Universitas Indonesia tahun 2004, Oktagon Gallery tahun 2006, sampai pameran bertajuk ‘Heritage’ di Eramus Huis, yang diadakan Permata Photojournalist Grant tahun 2014.
Muni mengakhiri perjalanan karirnya sebagai pewarta foto di Sinar Harapan tahun 2015. Perempuan kelahiran Jakarta ini melepas pekerjaan tetapnya dan mengikuti suami yang tinggal di Surabaya. Tapi tidak berarti ia berhenti berkarya. “Konsep berkeluarga itu, kebersamaan,” kata Muniroh sembari tersenyum. “Kurang tepat jika diartikan menyerahkan diri ke penjara. Saya justru lebih produktif setelah menikah.”
Muni masih aktif menjadi pewarta foto lepas sampai saat ini. Bahkan, tahun 2018 lalu, Muni sukses menerbitkan buku foto pertamanya bertajuk ‘Senja’. Buku tersebut berisi 52 foto orang lanjut usia dari berbagai wilayah di Indonesia. Kumpulan foto tersebut diambil sejak 2009 sampai 2017.
“Saya bisa menggelar pameran tunggal, menerbitkan buku, semua itu setelah menikah. Dan saya rasa, itu karena dukungan dari partner (suami) saya,” tegas istri Antonius Subandrio ini, bangga.
Selain menjadi photografer lepas dan mengasuh anak, Muni juga menekuni kerajinan rajut. Ia membuat berbagai macam rajutan seperti topi, tas, kalung, sampai kaus kaki. Hasil rajutannya sampai saat ini ia pasarkan memalui media online di akun Instagram @gerai.senja.