WanitaIndonesia.co, Jakarta – Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia merasa perlu untuk mengeluarkan Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah, di tengah minimnya penetrasi produk Asuransi Jiwa Syariah dibandingkan dengan asuransi jiwa konvensional.
Perbandingannya 26 persen pengguna Asuransi Jiwa, dan 16 persen
pengguna Asuransi Jiwa Syariah. Dan sisanya, yang jumlahnya terbilang cukup besar, belum tertarik untuk menggunakan Asuransi Jiwa karena berbagai penyebab. Utamanya belum mempercayai asuransi jiwa (terutama konvensional) dikarenakan beragam permasalahan yang muncul, diantaranya gagal bayar dan proses klaim yang dianggap menyulitkan.
Padahal jumlah penduduk Indonesia merupakan salah satu populasi terbesar di dunia, yang mayoritas menganut agama Islam. Selain, Asuransi Jiwa Syariah bukan ditujukan secara khusus untuk umat Islam, umat non muslim juga layak menggunakannya, mengingat beragam manfaat lebih yang ditawarkan.
Beragam tantangan hadir seperti minimnya literasi, saluran distribusi, kurang beragamnya produk, serta layanan, hingga perangkat-perangkat penentu seperti peraturan yang masih perlu diperkuat. Namun peluangnya
masih terbuka luas.
Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah memetakan jalan untuk semua pemangku kepentingan industri, staken holder, serta masyarakat luas melalui penjelasan berbagai inisiatif untuk memenuhi visi bersama AASI.
Berharap Cetak Biru dapat menjadi rujukan utama, pedoman dan pegangan, serta pelaksanaan bagi seluruh pemangku kepentingan, staken holder dan masyarakat Indonesia baik yang beragama Islam maupun agama lainnya.
Taskforce Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah Yoga Prasetyo menyampaikan, “Ada tiga pilar utama pada Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah. Mengkomunikasikan nilai-nilai Asuransi Jiwa Syariah, serta membangun kepercayaan,” ujarnya.
Yoga melanjutkan pilar kedua kepercayaan,
Meningkatkan dan mengembangkan cara kerja, dan yang ke tiga berinovasi pada produk, bisnis dan distribusi.”
Berinovasi pada produk, bisnis dan distribusi.
Adapun 5 misi utama Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah adalah :
Universal
Hadirnya nilai-nilai mulia dari semangat gotong-royong dan tolong-menolong yang sangat televan untuk umat Islam maupun non Islam.
Diadopsi
Dipraktekkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mendorong Kemakmuran
Menjadi aset bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi bangsa.
Proteksi
Bertujuan melindungi setiap masyarakat dari hal-hal yang tidak terduga dalam kehidupan.
Terdepan
Memiliki arti mendorong Indonesia menjadi pemimpin inovasi Asuransi Jiwa Syariah dunia. (RP).