‘Lebaran’ nya Ekosistem Kreatif Gaungkan Hidup Selaras Alam Melalui Envisioning Nature

Pelly Sianova memandu seniman menjelaskan produknya. Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Ragam seni instalasi kreatif hadir memeriahkan Collateral Event Bintaro Design District ke – 2 di South78 8-18 November 2023.

Melalui mahakarya seni instalasi penyelenggara dan perupa memiliki pesan mendalam akan keberlangsungan hidup umat manusia, serta ekosistem yang terancam oleh kerusakan alam karena sedang menuju kerusakan yang sukar untuk diperbaiki. Dibutuhkan peran seluruh elemen masyarakat untuk peduli, serta mau ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan alam melalui aspek kehidupan sehari-hari.

Collateral Event Bintaro Design District ‘Envisioning Nature’ wujud membayangkan alam di masa depan, agar para desainer dapat mendengarkan dan menampilkan ragam gagasan yang dapat memperkaya persepsi kita bersama. Mengedepankan aspek bagaimana desain dapat menghargai alam untuk meningkatkan kualitas hidup kita bersama.

Karya seni instalasi dikurasi oleh kurator Bintaro Design District 2023 Andra Matin, Budi Pradono, Danny Wicaksono, dan Hermawan Tanzil yang menghadirkan 6 karya seni instalasi Membumi, Nature Tech Material, Project Rebirth, Live in Harmony with Nature, Life After Life dan Great Architecture Fest 2023. Didukung oleh lebih dari 20 kolaborator dalam dan luar negeri. Semarak oleh 30 kegiatan seperti seminar, workshop, kompetisi dan desain talks (diskusi desain)

Selain instalasi seni, diselenggarakan pula aneka workshop menarik seputar pemanfaatan bahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi, workshop pembuatan tempe tanpa kemasan plastik bersama Demi Bumi, Desain Talks bersama Karuun
Beragam produk bernilai ekonomi berasal dari limbah plastik dan kain menjadi magnet. Juga ajakan hidup hijau melalui beragam produk ramah lingkungan yang tak menghasilkan sampah, maupun racun buat lingkungan, yang merupakan karya anak negeri turut ditampilkan.

Event diibaratkan sebagai Lebaran-nya insan kreatif, yang mempertemukan mereka dalam momen silaturahmi, sambil mempertontonkan beragam karya, sharing ilmu guna menginspirasi ekosistem dan masyarakat.
Beragam hal seputar kebaikan menjaga alam dengan menyedikitkan limbah, serta mengolahnya, dan penting upaya konversi berkelanjutan.

William Simiadi Direktur Utama South78 menyampaikan, “Kehadiran event Bintaro Design District 2023 bertujuan untuk merangkul para pelaku kreatif dari berbagai disiplin ilmu seperti arsitektur, desain interior, graphic design, product design, music, hingga retail untuk berbagi peran positif. Sebagai lifestyle creative-hub melalui South78 diharapkan dapat menjadi destinasi utama bagi ekosistem komunitas kreatif untuk saling berbagi ide, serta mengeksplorasi gagasan kerja sama yang solutif dan kolektif. ”

Hidupkan tradisi masa lalu lewat produk ramah lingkungan. Foto : Istimewa.

Collateral Event Bintaro Design District merupakan pameran seni kedua yang mengangkat isu alam Indonesia yang mulai dilanda bencana serius berupa kerusakan masif.
Kami bersatu untuk meneriakkan tekad pembaharuan pada pola pikir masyarakat akan kepedulian untuk menjaga, serta melestarikan alam.
Berharap upaya kecil kami ini bisa diapreasi masyarakat, khususnya pengunjung South78. Dari kepedulian ini kelak akan menghadirkan generasi masa depan yang hidup selaras alam.

Cerita Pemanfaatan 2 Miliar Puntung Rokok di Apresiasi Dunia

Pelly Sianova Head of Corporate Marketing Vivere Group menambahkan, “Seniman instalasi yang terlibat dalam pameran ini memiliki cara pandang sendiri akan tema besar pameran ‘Invisioning
Nature’ melalui ide, gagasan, kreativitas, serta inovasi selaras zaman yang berkelanjutan.”

“Juga hadir persona-persona pejuang lingkungan yang menghadirkan karya, melalui brand yang menggunakan bahan dasar dari alam, serta upaya daur alam limbah menjadi beragam produk berdaya pakai ramah lingkungan, “terang Pelly.

Pelly melanjutkan, “Pada pelaku usaha kreatif berusaha mengembalikan kenangan masa lalu akan pamor keindahan alam Indonesia nan lestari, melalui beragam produk sehari-hari. Penting untuk memberikan cara pandang baru ke masyarakat akan pelestarian alam melalui bijak mengonsumsi, mau mengelola sampah khususnya sampah plastik dari rumah masing-masing. Peran ekosistem kreatif berbasis alam menjadi upaya bernilai untuk turut berkontribusi sebagai bagian dari ekosistem yang bertanggung jawab dalam pelestarian alam. Kami peduli dan turut mendukung upaya tersebut. ”

Rony Rahardian turut memeriahkan pameran seni instalasi melalui limbah puntung rokok. Foto : WanitaIndonesia.co

Rony Rahardian dari Kickyourbutt Project mendapat apresiasi pewarta melalui karyanya yang berasal dari limbah puntung rokok.
Ia membuat bidak catur dari olahan limbah puntung rokok yang dikerjakan bersama tim di sebuah bengkel kerja di daerah Tebet, Jakarta Selatan.

“Dalam setahun Indonesia menghasilkan sampah puntung rokok sebanyak 2 miliar. Sebagian besar terbuang menjadi sampah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) Terkendala sulitnya untuk memulung puntung rokok dikarenakan bentuknya yang kecil, serta dianggap tak bernilai ekonomi sirkular, kami melakukan inisiatif untuk mengedukasi perokok agar mau bertanggung jawab dengan sampahnya, “terang Rony.

Rony menambahkan, ” Upaya yang tak mulus, dan butuh waktu karena dianggap hal remeh-temeh, hingga saya melakukan edukasi dengan cara menarik, sekaligus menyenangkan berupa program tukar puntung rokok dengan makan, dan minum di kedai kam di bilangan Tebet.
Dari obrolan warung kopi di kedai bersama para perokok hasilnya cukup menggembirakan. Muncul kesadaran dalam lingkup kecil, perokok mau mengelola sampah rokok mereka sendiri. ”

Puntung rokok yang terkumpul kemudian diolah Rony menjadi pulp (bubur) menggunakan mesin berbasis teknologi hydrothermal. Adonan bubur rokok yang telah kering akan berbentuk lembaran-lembaran fiber dengan karakter homogen, yang kemudian diolah menjadi beragam produk fungsional seperti meja, kursi maupun bidak catur. Kesemua produk limbah puntung rokok bebas residu kimia dan aman digunakan.

Sayangnya proses daur ulang puntung rokok relatif mahal. Dari 2 ribu puntung hanya mampu menghasilkan 1 kg fiber.
Kegigihan, serta buah kerja keras Rony Rahardian dan teman-teman kreatifnya berbuah manis. Karyanya berbahan limbah puntung rokok memenangkan penghargaan bergengsi di Jepang.

Membangkitkan Budaya Adiluhung Bangsa

Cerita inspiratif lainnya dibagikan oleh Stefan Baumann warga negara Jerman yang cinta dengan produk hutan Indonesia ‘rotan’. Bagi Stef rotan diibaratkan harta karun yang harus dijaga, dilestarikan, serta dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat adat yang lekat dengan rotan. Karuun bermakna upaya untuk memberikan penghormatan akan kelestarian tanaman hutan yaitu ‘rotan’ untuk hidup berkelanjutan, serta kesejahteraan masyarakat.

Karuun menghadirkan aspek teknologi, serta desain dalam berbagai ragam produk untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat urban. Sentuhan teknologi mampu menguak misteri bahwa rotan memiliki serat alam yang berbeda satu dengan lainnya.

Pikat instalasi seni dari SukkhaCitta tak kalah memukau. Mengusung misi slow fesyen, SukkhaCitta ingin membangun kesadaran masyarakat di Indonesia akan konsep fast fesyen dan slow fesyen.

Bertram Flesch Co Founder SukkaCitta menyampaikan, “Masyarakat harus tahu bagaimana fast fesyen yang mereka kenakan diproduksi. Prosesnya seringkali menabrak aturan hidup selaras alam dari penggunaan tekstil, dan pewarna yang tak ramah lingkungan. Limbah yang tak dikelola dengan baik sengaja dibuang ke kali, sungai. Mencemari tanah dan wilayah perairan. Dalam jangka panjang, selain akan memaparkan zat beracun ke pembuat, juga berdampak negatif ke lingkungan.”

“Karenanya melalui SukkaCitta kami ingin menggiatkan kembali, serta memperkenalkan tradisi leluhur masyarakat Indonesia, yang memproduksi tekstil berbahan dasar kapas. P Project hadir dari peran perempuan di Kediri yang bertanam, memanen, serta memintal kapas menjadi benang. Kemudian menenunnya menjadi lembaran-lembaran kain, “lanjut Bertram.

Upaya yang tak mudah, rentan dengan beragam tantangan, namun karena didedikasikan untuk kelestarian planet Bumi, serta dikerjakan dengan sepenuh hati membuahkan hasil yang menggembirakan.
“Waktu seperti berlari dengan capaian manis dengan ragam produk slow fesyen berbasis bahan dan pewarna alam. Awalnya hanya ada seorang petani perempuan di Kediri yang rela berjuang bersama SukkaChitta untuk melakukan beragam tahapan dalam memproduksi kapas, kekinian sudah ada 100 petani kapas yang menanam tanaman dengan teknik tumpang sari, “imbuh Bertram senang.

“Keindahan busana dari alam tentu lebih bernilai. Aura cantiknya tak tertandingi oleh produk fast fesyen yang abai dengan penyelamatan alam, “lanjut Bertram yang menggunakan kemeja berbahan kapas bewarna biru indigo yang cantik dan elegan.

SukkaCitta gaungkan slow fesyen melalui upaya hulu ke hilir. Foto : Istimewa.

Saat berpartisipasi dalam pameran seni instalasi, SukkaCitta menghadirkan seni instalasi selaras alam pada ruang ganti.
Material kayu bewarna cokelat pada ruang ganti, dibangun dengan mengadaptasi kearifan lokal konsep rumah tradisional Indonesia.
Seluruh sambungan kayu dipasang tanpa paku, maupun sekrup.
Mereka membuat sistem sambungan silang bertakik, serta sambungan pasak nan apik, dan tak diragukan kekuatannya.

Keunikan lain yang memberikan nilai tambah, dari satu ruang ganti dapat dijadikan beragam desain. Usai pameran, pemanfaatan akan terus berlanjut dengan ragam model unik yang berbeda, dikarenakan menggunakan teknik sambungan silang dan sambungan pasak.

Karuun eksplorasi rotan dengan selera Urban melibatkan masyarakat adat. Foto : Istimewa.

Bagi masyarakat yang penasaran, ingin menjadi agen perubahan, serta mengetahui secara detil karya seni instalasi yang terkurasi. Atau ingin mendapatkan wawasan hidup selaras alam, maupun trampil mengolah limbah, dapat berkunjung ke South78. Selama pameran, akses ke lokasi didukung oleh layanan transportasi berbasis online. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini