Lawan Kebiasaan Swamedikasi, Hadir Tren Periksa Gigi Online Tindaklanjuti Secara Offline

Ki-ka : Ririn Ekawati, Celebrity Mom, Distya Tarworo Endri (Unilever Indonesia), Timothy Raditya (Halodoc), drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc (Unilever Indonesia) (Foto : Istimewa.)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Minimnya kesadaran masyarakat untuk periksa, dan berobat ke dokter gigi setahun terakhir, ditengarai karena kebiasaan swamedikasi.

Swamedikasi merupakan bentuk pengobatan mandiri tanpa pengawasan tenaga medis. Masyarakat membeli obat yang dijual bebas, khususnya obat untuk sakit gigi, dan gusi.

Deteksi dilakukan lewat perkiraan, menduga-duga atau dengan berpedoman kepada permasalahan penyakit orang-orang terdekat mereka, yang pernah mengalami penyakit serupa.

Disayangkan jumlah orang yang melakukan swamedikasi di Indonesia untuk berbagai macam penyakit, tertinggi 84,23%. Khusus untuk penyakit gigi 25%. Swamedikasi menjadi penyebab utama masyarakat enggan memeriksakan diri ke dokter gigi selama satu tahun terakhir.

drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia menyampaikan keprihatinannya. “Masyarakat tak menyadari bahwa upaya swamedikasi itu bisa berdampak serius pada kesehatan mereka. Penyakit gigi masih saja dianggap sepele, remeh – temeh karena berpikir dengan obat yang dijual bebas mampu membuat menyembuhkan penyakit mereka. Padahal kondisi ini membutuhkan penanganan khusus oleh pakarnya dokter gigi.”

“Wajib diingat!, beberapa risiko swamedikasi utamanya keterlambatan diagnosis yang bisa memperburuk kondisi kesehatan gigi, dan mulut. Berdampak pada peningkatan resistensi antibiotik, hingga disfungsi ginjal, yang pada tahap lanjut bisa berakibat fatal, “tegas drg.Mirah.

Dokter Gigi Mirah tak menampik alasan masyarakat enggan periksa, dan berobat ke dokter gigi karena pola pikir klasik yang tak menganggap serius gejala awal penyakit tersebut. Seandainya kondisinya serius mereka baru mau ke dokter. Akses ke obat yang dijual bebas dengan harga murah dan sangat mudah di Indonesia, dianggap sebagai solusi instan untuk menghentikan rasa sakit, tapi sejatinya tak menyembuhkan penyakit mereka.

Selain faktor keterbatasan faskes di pelosok daerah, juga keterbatasan finansial yang terbantahkan setelah Pepsodent melakukan revolusi dalam pengobatan penyakit gigi, dan gusi di Indonesia.

Dokter Gigi Mirah ingatkan bahaya swamedikasi pada penyakit gigi.(Foto : Istimewa.)

Kolaborasi, Edukasi Perluas Jangkauan

Dokter Gigi Mirah melanjutkan, “Terdepan! di masa pandemi Covid-19 lalu, kami meluncurkan layanan konsultasi gigi, dan mulut online “Tanya Dokter Gigi by Pepsodent” yang diakses lewat QR Code pada kemasan.”

“Layanan ini menjadi pionir lewat dukungan Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia, serta Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia di seluruh Indonesia yang sukses menjangkau 143.756 penerima manfaat, “imbuh Dokter Gigi Mirah.

Guna menarget lebih banyak lagi penerima manfaat, serta memperluas cakupan layanan Pepsodent menggandeng Halodoc dengan meluncurkan layanan konsultasi online dokter gigi gratis.

Distya Tarworo Endri, Head of Marketing Oral Care and Professional Marketing Unilever Indonesia menyampaikan, “Lebih dari 90 tahun Pepsodent selalu berkomitmen untuk menjaga senyum sehat Indonesia. Lewat serangkaian upaya berkelanjutan diantaranya layanan konsultasi kesehatan gigi langsung, dan online. Merupakan solusi jitu di tengah rendahnya akses, serta kesadaran masyarakat untuk rutin berkonsultasi dan memeriksakan gigi, dan mulut ke dokter gigi.”

“Lewat kolaborasi kami ingin membantu masyarakat menghindari tindakan swamedikasi kesehatan gigi yang dapat memicu sejumlah risiko berbahaya.
Hadir layanan yang mudah diakses, kredibel, serta efisien kami menargetkan 200.000 ribu pasien, “pungkas Dystia.

Menambahkan, Timothy Raditya, Product Marketing Lead Halodoc, “Misi besar kami menyederhanakan akses layanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya dilakukan lewat kolaborasi bersama para stakeholder yang memiliki fokus yang sama. Lewat konsultasi gigi online gratis yang digawangi oleh dokter-dokter berlisensi, terpercaya yang dapat diakses kapanpun, dan di manapun. ”

Foto : Istimewa

Trauma Swamedikasi Ririn Ekawati Rutin Konsultasi, Periksa Gigi Rutin

Ririn Ekawati memberikan dukungan atas hadirnya inovasi terbaik layanan konsultasi online dokter gigi secara gratis.
Menurutku ini sangat membantu masyarakat yang sulit mengakses layanan kesehatan, dikarenakan berbagai faktor. Seperti tinggal di pelosok dengan akses jalan yang sulit. Bahkan mereka yang mudah mengakses namun terkendala kondisi darurat useperti tengah malam, cuaca buruk tentunya akan sangat membantu.

Lewat dua nama besar penyedia layanan, masyarakat diuntungkan, serta tak perlu cemas akan profesionalitas layanan. Para dokter siaga, siap membantu masyarakat yang sakit gigi.

Hasil layanan online tentunya harus ditindaklanjuti dengan periksa langsung, dengan membuat janji ke dokter gigi, agar tindakan pengobatan menjadi lebih komprehensif.

Ririn berpesan buat masyarakat untuk tak lagi melakukan swamedikasi, karena beragam dampak buruk bisa terjadi, termasuk pada kesehatan jangka panjang.

Ririn tak menampik pernah melakukan swamedikasi karena keadaan. Saat liburan keluarga ke suatu daerah, dalam suasana yang dipenuhi oleh keceriaan, tiba-tiba buah hatinya mengeluh sakit gigi.

“Wah, aku tak menyiapkan obat khusus gigi seperti obat-obatan lain dari dokter sebagai antisipasi sakit saat liburan. Sementara aku, dan suamiku awam soal akses fasilitas kesehatan seperti dokter praktik, mengingat daerahnya berada di pelosok, “terang Ririn.

“Iba, serta tak tega melihat anakku kesakitan, aku segera membeli obat bebas. Walau setelah meminum obat tersebut anakku tak rewel, justru aku yang tak tenang. Ingin segera menyudahi liburan, serta buru-buru memeriksakan kondisi gigi anakku ke dokter, “terang Ririn.

“Aku sadar caraku itu tak tepat, berisiko walau terpaksa oleh keadaan. Ke depan sebelum liburan aku sudah menambah obat-obatan dari dokter, yang harus dipersiapkan, “pungkas Ririn.

Anda tertarik ingin mengakses layanan ini? Caranya mudah, beli Pepsodent kemasan Complete 8, Sensitive Expert, dan Kids, kemudian pindai QR Code yang tertera pada kemasan. Dapatkan voucher potongan harga hingga Rp. 25,000,- yang bisa digunakan untuk konsultasi lewat layanan online Pepsodent – Halodoc.