wanitaindonesia.co – Saat ini semua orang sudah dapat berpromosi dan beriklan di media sosial yang dikelola sendiri. Salah satu keistimewaan media sosial adalah setiap orang kini punya hak yang sama untuk memaksimalkan bisnisnya di platform ini. Yang menjadi pembedanya adalah bagaimana mengemas serta menampilkannya ke pengguna. Konten seperti apa yang ingin dipilih untuk menarik target pasar.
Lalu konten seperti apa yang dianggap menarik?
# Konten harus relevan. Bagaimana cara agar menjadikan konten produk supaya relevan? Jawabannya adalah dengan mengenal karakteristik target pasar, misal jika pebisnis ingin berjualan produk kebab, tampilkan bahwa kebab adalah produk makanan praktis yang bisa dibawa-bawa dan mengenyangkan untuk orang-orang dengan workforce cepat.
# Foto atau Video? Untuk menangkap perhatian pengguna, mau tak mau Anda harus ikut selera pasar. Niko memberikan bocoran bahwa di masa depan konten visual yang bergerak seperti video akan lebih banyak diminati dibanding foto.
# Target yang tepat. Niko membagi pengguna sosial media menjadi tiga tipe. Tipe intimate audience, lebih cenderung ke target yang ingin dituju dan telah didefinisikan dari minat, perilaku, jenis kelamin, dan usianya, contoh seperti wanita, usia 20-40 tahun, tinggal di Indonesia, yang suka kesehatan.
Kemudian tipe special audience, seperti orang yang telah dikenal dan telah membeli produk sehingga cenderung akan mempromosikan produk serta melakukan pembelian berulang.
Terakhir, tipe similar audience, adalah audiensi yang berada di lingkaran sosial special audience.
Namun Bapak Niko mengatakan tidak perlu terlalu pusing dan bingung soal tiga tipe pengguna ini, yang penting adalah untuk mengetahui dan mampu mendefenisikan tipe intimate audience terlebih dulu.
# Tampilan konten yang menarik. Saat ini ada banyak aplikasi dan tools yang bisa dicoba untuk mengkreasikan konten, baik dari animasi, video, dan lainnya. Niko menyebutkan, saat ini Instagram Stories adalah favorit, karena menawarkan originalitas dan bersifat real-time.
Semuanya bisa dilakukan dengan tools dan aplikasi yang mudah, tinggal mencari di Google, kata kunci Facebook Mobile Studio kemudian rekomendasi aplikasi-aplikasi akan muncul.
# Konten yang Mobile-Friendly. Niko lebih menyarankan tampilan bentuk persegi atau vertical, karena bentuk gambar seperti itu yang sesuai dengan layar smartphone, mengingat bahwa 90% pengguna sosial media aktif di smartphone.
Niko mengingatkan, media sosial seperti Facebook dan Instagram hanya menyediakan media atau tempatnya, tinggal bagaimana caranya pembisnis menampilkannya konten. Sama seperti rumah, bagaimana caranya supaya rumah tersebut nyaman untuk ditinggali.
“Setiap bisnis besar berasal dari bisnis kecil, ada usaha dibalik mereka yang berhasil, awalnya mereka mengumpulkan pembeli satu persatu dengan berbagai cara kreatif serta efektif. Prosesnya pelan tapi pasti, persis seperti bayi belajar dari merangkak hingga bisa berlari,” tukas Niko untuk mengajak pebisnis UMKM agar tak merasa minder dan terus belajar untuk meraih sukses. (f)