WanitaIndonesia.co, Jakarta – Pada acara ramah-tamah bersama para finalis Girls Take Over #GirlsBelongHere2023 WanitaIndonesia.co berhasil mengulik pemikiran tiga orang dara belia yang mewakili kelompok Gen-Z yang telah ‘mengambil alih’ tiga peran Pemimpin AstraZeneca.
Nabiilah (16), Saniyyah (16) dan Jehan (15) memiliki rasa percaya diri, serta buah pemikiran bernas melalui aspek berkelanjutan dari Program Stop Merokok di kalangan anak muda dan masyarakat Indonesia.
Tiga persona Gen-Z layak diberitakan secara khusus untuk merayakan keberhasilan, peran berkelanjutan saat mereka kembali berada di inner cyrclenya. Srikandi muda asa masa depan bangsa akan turut berkontribusi, serta menginspirasi dalam upaya menyetop budaya merokok, di kalangan anak-anak, serta remaja seusia mereka. Tentunya dengan dukungan sepenuh hati oleh AstraZeneca selaku iniasi program, serta Plan Indonesia. Atas bantuan Annisa A. Hanifa dari Plan Indonesia, kami hadirkan persona belia Wanita Indonesia.
1. WanitaIndonesia.co :
Ke depan tentunya menjadi sebuah tantangan karena kalian akan terjun mensosialisasikan ke anak-anak, serta teman-teman sebaya. Progres apa yang hendak dicapai?
Nabiilah :
Alhamdulillah saya berhasil mencapai progres yang signifikan dalam Kampanye Stop Merokok melalui Young Health Program. Saya mengembangkan strategi inovatif, dengan melibatkan teman-teman sebaya untuk berkampanye di medsos. Juga berkolaborasi dengan sekolah diantaranya dengan pengorganisasian acara komunitas yang edukatif, untuk meningkatkan kesadaran bahaya merokok, serta mendorong gaya hidup sehat.
Saniyyah :
Dengan perkembangan teknologi yang diikuti oleh maraknya penggunaan medsos, saya memilih untuk mengampanyekan Stop Merokok dengan membuat video edukasi dampak negatif merokok. Agar meyakinkan audien, disertakan testimoni yang berhasil berhenti merokok. Utamanya dampak yang dirasakan setelah berhenti merokok. Kampanye juga hadir melalui poster dengan desain menarik. Untuk kampanye di medsos saya akan melibatkan Peer Educator untuk menyebarluaskan. Juga menyasar ke Karang Taruna. Edukasi di setiap sekolah melalui peran Peer Educator berupa informasi Program Berhenti Merokok, juga skrining digital. Penting berkolaborasi dengan organisasi kesehatan.
Jehan :
Sebagai Peer Educator saya akan terus meningkatkan progres Kampanye Berhenti Merokok, mulai dari langkah kecil di inner cyrcle, lingkungan tempat tinggal, serta wilayah yang lebih luas. Pentingnya edukasi melalui medsos untuk memperluas target audien. Ada banyak rencana yang akan saya lakukan, diantaranya bekerja sama dengan sekolah melalui PMR, membuat drama teater, sosialisasi interaktif dengan games seputar gaya hidup sehat.
2. WanitaIndonesia.co :
Bantuan apa yang kalian butuhkan dari Pemerintah, serta stakeholder?
Nabiilah :
Dukungan untuk mengembangkan program pencegahan kecanduan merokok, termasuk akses yang lebih baik untuk mengakses layanan kesehatan. Juga dalam bentuk pendanaan untuk penelitian, serta pengembangan kebijakan yang produktif terkait kesehatan remaja.
Saniyyah :
Saya membutuhkan kesempatan untuk mendapatkan edukasi berupa pendidikan, serta informasi yang akurat. Utamanya dari orang yang telah berhenti merokok, dikarenakan mereka lebih paham tahapan-tahapan yang harus dilakukan, antisipasi jika mengalami kecanduan, serta aspek yang berkaitan dengan upaya untuk mengalihkannya. Saya juga membutuhkan dukungan terhadap program-program pencegahan. Penting aksi nyata dari Menkes untuk mengkampanyekan secara masih, berkelanjutan melalui cara-cara yang inovatif, menarik, serta menghibur kepada anak muda.
Jehan :
Saya berharap dukungan Pemerintah berupa regulasi yang lebih ketat, seperti distribusi rokok ketengan (satuan) yang dijual bebas. Bantuan dari AstraZeneca untuk menunjukkan data yang valid kepada target sosialisasi.
3. WanitaIndonesia.co :
Sebagai penyambung aspirasi apa yang akan kalian lakukan setelah mengikuti program YHP?
Nabiilah :
Kami berkolaborasi sebagai tim Young Health Programme yang melibatkan banyak generasi muda diantaranya pengembangan ketrampilan dan seminar interaktif guna mendorong kesadaran, serta partisipasi aktif mereka dalam masalah kesehatan remaja.
Saniyyah :
Kami team work yang handal dan bekerja sebagai pendidik di Young Health Programme (YHP) dengan melibatkan kaum muda untuk melakukan sosialisasi, edukasi seputar topik yang diangkat dan disebarluaskan kembali kepada kaum muda. Diantara upayanya pelatihan soft skills bagaimana mengambil keputusan yang berkaitan dengan upaya untuk tidak merokok, atau ingin berhenti merokok. Yang mana keputusan tersebut murni dari diri sendiri, tanpa terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Jehan :
Kami bertiga berkolaborasi, namun sebagai penyambung aspirasi penting untuk bekerja sama dengan banyak pihak, guna mensuport, serta memberi dampak signifikan pada program kami. Sebagai Peer Educator (Pendidik Sebaya) saya membutuhkan peran orang dewasa dengan kontrol yang lebih kuat dan besar. Salah satu ide dari program saya hadirnya Forum Peer Educator (PE). Merupakan wadah aspirasi berbagi seputar kegiatan alumni YHP agar ke depan kian kreatif, inovatif, efektif guna mendukung sosialisasi, serta keberhasilan program.
4. WanitaIndonesia.co :
Saat melaksanakan program bantuan apa yang dibutuhkan?
Nabiilah :
Saya membutuhkan dukungan penuh untuk mengembangkan program, serta akses yang lebih baik ke layanan kesehatan. Bersyukur jika ada pendanaan yang dibutuhkan buat penelitian lebih lanjut. Penting pengembangan kebijakan yang proaktif terkait kesehatan remaja.
Saniyyah :
Saya masih membutuhkan kesempatan untuk mendapatkan informasi dan pendidikan. Juga dukungan sepenuh hati pada program yang saya rancang. Meminta aksi nyata Menkes dalam upaya kampanye bahaya merokok dengan konsep inovatif, serta menarik ke kalangan muda.
Jehan :
Yang meminta Pemerintah dan stakeholder untuk melaksanakan regulasi yang telah dibuat secara ketat. Seperti menindak peredaran rokok ketengan yang dapat dibeli dengan mudah. Untuk AstraZeneca kiranya dapat menunjukkan data yang valid kepada target sosialisasi.
5. WanitaIndonesia.co :
Walau diapreasi tapi kepemimpinan perempuan masih bias. Praktik di lapangan terjadinya pelecehan, bully, serta kekerasan kerap terjadi. Bagaimana kalian melihat permasalahan ini, serta solusinya?
Nabiilah :
Saya sadar masih terjadi ketimpangan gender. Solusinya tentu dengan pendidikan mengenai kesetaraan gender. Memberikan dukungan psikologis pada korban, serta edukasi berkelanjutan ke lingkup keluarga diantaranya pentingnya mendukung peran perempuan.
Saniyyah :
Saya sedih dan kecewa dan memberikan solusi dengan memberikan edukasi mengenai dampak yang akan terjadi dari bully, serta kekerasan. Pentingnya pendidikan kesetaraan gender, serta mendukung perubahan budaya guna mengubah mindset yang merendahkan perempuan. Saya mendukung pemberdayaan perempuan yang telah berkembang masif. Kekinian kiprah Wanita Indonesia sudah masuk ke seluruh lini kehidupan, dengan menduduki sejumlah jabatan strategis, serta sebagai pemangku kebijakan. Namun sayangnya masih belum merata dikarenakan populasi yang besar, serta kendala pendidikan, kesempatan.
Jehan :
Selain peran Pemerintah dan masyarakat, perempuan harus berani mendobrak sekat dengan menyuarakan kepentingannya akan kesetaraan gender. Saya bersyukur bisa terpilih untuk mengikuti program Girls Take Over #GirlsBelongHere2023, dikarenakan menjadi langkah awal yang konkrit dalam menyuarakan aspirasi, membuat perencanaan, serta menjadi berdaya. Penting penegakan hukum yang adil terhadap kasus yang terjadi yang bisa menjadi upaya nyata melawan bully, dan kekerasan.
6. WanitaIndonesia.co :
Apa pengalaman berkesan saat mengikuti program YHP?
Nabiilah :
Bagiku saat merancang, serta mengimplentasikan kampanye kesehatan yang inovatif, dengan menggabungkan seni dan teknologi agar pesannya sampai ke generasi muda.
Saniyyah :
Aku terkesan bisa membuat kampanye, sosialisasi langsung, serta penggunaan platform media sosial yang kreatif, guna mensosialisasikan gaya hidup sehat berkelanjutan.
Jehan :
Banyak pengetahuan, serta skills yang memperkaya wawasanku, seperti saat mempresentasikan ide, serta program kerja. Kian berharga dengan inner cyrcle yang baru dikarenakan komunikasi masih terus berlanjut dengan bertukar pengalaman, sharing untuk keberlanjutan program.
7. WanitaIndonesia.co :
Bagaimana upaya kalian mendorong Wanita Indonesia belia memiliki kesempatan untuk maju, terutama yang berdomisili di pelosok terpencil?
Nabiilah :
Akses pendidikan yang lebih merata. Jika terkendala akses bisa melalui pembelajaran secara daring yang juga masih memiliki tantangan tersendiri seperti akses signyal dan kuota. Pelatihan entrepreuneur dengan memanfaatkan keragaman lokal, serta menyelaraskan passion mereka. Walau terkendala akses, banyak sekali Wanita Indonesia belia yang memiliki potensi mumpuni. Agar terlihat mereka harus berani menciptakan kesempatan, maupun mengambil kesempatan yang ada. Gigih dan selalu berupaya untuk berjuang mewujudkan mimpi mereka.
Saniyyah :
Pendidikan itu tetap dasar dan utama. Selain akademis, juga harus diimbangi dengan soft skills yang memungkinkan Wanita Indonesia belia di pelosok bersinar. Faktor pendukung yang tak kalah penting hadirnya cara pandang baru di masyarakat setempat yang mendorong Wanita Indonesia belia untuk maju dan berperan pada pembangunan. Mereka juga harus berani bersuara untuk memperjuangkan impian yang harus didukung oleh support system keluarga, serta lingkungan.
Jehan :
Perlu adanya revolusi pada norma, serta bias budaya yang menghambat Wanita Indonesia belia untuk maju. Dukungan Pemerintah setempat, keluarga, serta lingkungan. Juga menyertakan program dan pelatihan yang bermanfaat yang bisa dilakukan secara luring maupun daring. (RP).