Site icon Wanita Indonesia

Kolaborasi Nyata Pengusaha dan Akademisi Dukung Pemerintah dalam Upaya Atasi Stunting di Indonesia

Ki-Ka: Ketua Umum AIPGI Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS., Ketua Umum APINDO Shinta Widjaja Kamdani, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dan Koordinator SBN Indonesia Axton Salim memberikan intervensi pangan kepada perwakilan penerima manfaat. Foto : Dok Indofood

WanitaIndonesia.co – Pemerintah Indonesia bersama dengan pengusaha dan akademisi telah bergandengan tangan untuk memerangi stunting dan mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14% pada tahun 2024, sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menggarisbawahi bahwa penanganan stunting harus dimulai sejak ibu sebelum hamil, selama masa kehamilan, dan setelah melahirkan. Tujuannya adalah memastikan bahwa anak-anak tumbuh sehat dan mendapatkan gizi yang cukup. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah memberikan makanan kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan ayam, kepada balita yang mengalami masalah pertumbuhan.

Upaya untuk mengatasi stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan sektor swasta dan akademisi. Axton Salim, Koordinator Scaling Up Nutrition Business Network (SBN) Indonesia, yang juga Ketua Kelompok Kerja Stunting APINDO dan Ketua Bidang Pembangunan Berkelanjutan/SDGs, menjelaskan bahwa mereka telah mengidentifikasi tiga prioritas dalam percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Prioritas ini mencakup intervensi dan edukasi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) & remaja, gizi seimbang, serta sanitasi dan higienitas.

Axton Salim menyatakan bahwa SBN Indonesia dan APINDO telah meluncurkan kampanye Gerakan Anak Sehat (GAS) – Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (KIPAS) APINDO. Gerakan ini merupakan integrasi antara upaya prevensi dan intervensi dalam hal gizi, dengan fokus pada ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi usia 6-24 bulan di tiga lokasi, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Serang, dan Kabupaten Purbalingga.

Shinta W. Kamdani, Ketua Umum APINDO, menekankan komitmen dunia usaha dalam upaya pencegahan stunting. Terdapat korelasi antara stunting dengan investasi, dan inisiatif seperti GAS-KIPAS merupakan pendekatan yang ilmiah dan berbasis sains untuk menciptakan generasi yang unggul dan kompetitif secara global.

Program GAS-KIPAS merupakan kolaborasi antara SBN Indonesia, APINDO, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Institut Pertanian Bogor, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Jenderal Soedirman. Program ini diimplementasikan berdasarkan pedoman teknis dari Kementerian Kesehatan.

Axton Salim, yang juga Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjelaskan bahwa Indofood telah melakukan berbagai upaya intervensi dan prevensi dalam mengatasi isu gizi nasional, termasuk gizi kurang, obesitas, dan defisiensi mikronutrien. Indofood telah bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi, memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan dan kader, dan mendukung fortifikasi makanan sebagai cara untuk mengatasi masalah kekurangan mikronutrien.

Kolaborasi ini mencerminkan komitmen para pihak untuk bersinergi dalam upaya mengurangi stunting di Indonesia dan mencapai target prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung generasi muda Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. (boy)

Exit mobile version