Site icon Wanita Indonesia

Kolaborasi-Filosofi Agungkan Marwah Pekerja Seni lewat Teras Lakon

Foto : Istimewa

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Teras Lakon memberikan penghormatan kepada seniman Indonesia melalui kolaborasi pada setiap presentasi.

Tercatat maha karya dari Addie MS,

Musisi dan Komposer,

Didik Nini Thowok penari, dan yang terbaru pada projek Teras Lakon bersama Adi Purnomo, arsitek. Adi dipercaya dan telah berkolaborasi selama 12 tahun!

Lakon aktif berbagi ilmu, serta pengalaman dengan menghadirkan kolaborasi bersama Kedutaan Besar Prancis melalui pintu inkubator, yang diharapkan dapat mendorong para kreator muda dari 2 negara. Serta melalui Jakarta Fashion ad Food Festival (JF3) Summarecon Mall Kelapa Gading Jakarta.

Kabar baiknya, di penghujung tahun dalam cuaca dingin bulan Desember, sebuah bangunan unik yang didesain menyelaraskan dengan keberadaan Lakon diresmikan penggunaannya.

Thresia bersama arsitek Teras Lakon Adi Purnomo ( Foto : Istimewa)

Thresia Mareta Founder Lakon of Indonesia dan Adi Purnomo selaku arsitek menjadi persona yang berbahagia.

“Bangunan ini saya persembahkan untuk kejayaan budaya Indonesia, serta masyarakat luas yang ingin mengetahui aspek fesyen berkelanjutan dari akar rumput budaya Indonesia yang adi luhung.”

Adi menambahkan,” Bangunan secara spiritual dibuat sebagai unsur pendukung keberadaan brand Lakon yang mengedepankan aspek profesionalitas. Mengacu ke konsep bangunan hijau yang identik dengan banyak ruang terbuka. Sinar matahari dan bulan bebas masuk, serta sirkulasi udara dari embusan angin dari ruang berventilasi. ”

Masing-masing ruang terkoneksi satu dengan lainnya, serta multifungsi. Bisa digunakan untuk beragam peruntukkan diantaranya ruang eksperimen tekstil dari sejumlah wastra Nusantara sebutlah batik, tenun, ikat, celup, dlsbnya. Ruang inkubasi, Galeri yang memperlihatkan keelokan desain brand Lakon yang pernah dibuat. Run away mini menjadi tempat presentasi buat para buyers terhadap lini busana yang mereka minati.

Galeri, mempresentasikan mahakarya Lakon Indonesia( Foto : Istimewa.)

Ruang perpustakaan menyediakan beragam koleksi buku seputar wastra, fesyen, serta aspek pendukungnya. Dilengkapi dengan area hijau berupa taman dan kebun yang sarat peruntukkan, serta kaya makna.

Area Kebun ditanami dengan beragam kekayaan hayati Indonesia, yang mana buah, daun, kulit, umbi hingga akar tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami dengan cara diekstrak.

“Ruang kerja desainer tak luput dari sentuhan alam, hadir view menghadap ke danau dan taman indah, agar muncul spirit, kreativitas, serta inovasi berkelanjutan. Serta beragam fasilitas penunjang lainnya, “imbuh Adi.

Jika ditelisik, konsep bangunan mengacu kepada bangunan tumbuh ikonik dari desain berbentuk kotak-kotak yang belum selesai. Terlihat pada bentuk fisik bangunan, serta langit-langit. Filosofinya, Teras Lakon akan terus tumbuh, berkembang dengan mengusung beragam kebaikan menyelaraskan keberadaan brand.

Adi melanjutkan, “Diawal pembangunan merupakan galeri sederhana dengan luas hanya 100 meter persegi!, kemudian berkembang selaras dengan obsesi, tekad berlandaskan passion Thresia pada industri modest fesyen Indonesia. Lahan bertambah menjadi lebih kurang 2 ribu meter persegi!.”

Luas bangunan yang bertambah, tentu membutuhkan biaya tak sedikit. Utamanya dari penggunaan material kayu alami, yang sudah tentu tak selaras dengan konsep bangunan hijau.

Lalu dicarilah kata sepakat untuk menggunakan unsur teknologi di bidang perkayuan, serta memanfaatkan sejumlah material yang ada agar dapat digunakan. Salah satu yang mencolok finishing minimalis bergaya natural, berupa pintu kayu bekas, dengan aksentuasi mosaik kaca warna-warni.

Juga didukung oleh penggunaan warna-warna natural.

Adi optimis 5 tahun ke depan, bangunan akan berkembang lebih luas lagi.

Ruang tengah gedung menjadi center point yang bisa difungsikan untuk berbagai peruntukkan, diantaranya sebagai run away.

Awalnya oleh yang empunya, Teras Lakon diperuntukkan sebagai private Own, kemudian dengan memerhatikan sejumlah aspek, sebagian ruangan akan dibuat semi publik. Masyarakat bisa datang untuk sharing ilmu, mencari referensi, memesan pakaian dalam partai besar, maupun membeli untuk kebutuhan keluarga. Serta melakukan beragam aktivitas menarik nan inspiratif. (RP).

Exit mobile version