Site icon Wanita Indonesia

Kolaborasi Epic Konser Musikal “Memeluk Mimpi”

Inisiasi Kemendikbudristek hadirkan kolaborasi epic Happy Salma lewat Titimangsa bersama SMM Yogyakarta. Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Berawal dari upaya berkelanjutan Kemendikbudristek untuk memberikan ruang istimewa bagi generasi muda.

Bagaimana caranya asa bangsa tersebut dapat bebas mencintai diri sendiri, membuka hati, memiliki bakat, pengetahuan yang holistik agar bisa dekat dengan keseharian.

Lalu muncul ide cerlang dari Pelopor Program Merdeka Belajar beserta Kemendikbudristek dengan menghadirkan karya monumental konser musikal Memeluk Mimpi-Mimpi, Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai.

Ini menjadi implementasi dari produk Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mengekspresikan karya melalui pembelajaran yang relevan, nan menyenangkan. Para siswa, dan guru SMM Yogyakarta, serta seniman ternama guyub dengan menghadirkan kolaborasi epic.

Bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Kamis (25/4) pertunjukan musikal monumental yang telah terselenggara dengan sukses, meriah, serta diapreasi masyarakat luas.

SMM Yogyakarta seperti ketiban sampur, bisa dipercaya untuk ikut dalam konser musikal. Dikenal menerapkan sistem pendidikan yang unik, menggabungkan nilai kesenian dengan keterampilan teknis. Semua murid telah dipersiapkan untuk mampu berkiprah pada industri musik.

Kick off Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi
Foto : Istimewa.

Nadiem Makarim, Happy Salma Apreasi Tunas Bangsa Lewat Kesenian

Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan, “Kami mendukung penuh pertunjukan
musikal kolaborasi siswa-siswi SMM Yogyakarta dengan Titimangsa yang
menjadi ajang yang sangat baik untuk belajar, mencari pengalaman mengenai proses kreatif penggarapan pertunjukan musikal. Mulai dari kerja artistik, hingga manajemen profesional. Berharap kolaborasi ini menjadi awal terciptanya pendidikan vokasi yang berfokus pada seni, dan budaya. ”

Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi merupakan sebuah produk musikal yang berawal dari proses kreatif dari bakat luar biasa pelajar SMM Yogyakarta dalam bermusikalitas. Wawan Sofwan, dan Happy Salma berusaha keras bagaimana alunan indah itu bisa bercerita, bermimpi, dan akhirnya bergerak menjadi sebuah kehidupan.

Wawan menerangkan usia 9 windu (72 tahun) SMM Yogyakarta membuahkan ide angka 9 sebagai simbol dari jumlah pembabakan. Gawe yang menantang lewat upaya mengemas sebuah persembahan orkestra yang serius, dengan balutan pertunjukan yang bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat.

Happy Salma Produser, sekaligus Direktur Kreatif Pertunjukan menambahkan, “Saya sangat peduli, serta memikirkan bagaimana caranya agar dapat memberikan ruang istimewa bagi jiwa-jiwa muda berbakat.”
Konser musikal menghadirkan sejumlah lagu-lagu klasik yang ditafsir ulang, serta dibangun narasi cerita yang membersamainya. Diantaranya Yogyakarta (KLA Project), Sendiri (Chrisye), dan Somewhere Over the Rainbow.

Catatan Redaksi :

Walau terselenggara sukses, pertunjukan terasa berjarak, apalagi bisa dikatakan asyik untuk generasi muda.

Salah satu faktornya pemilihan lagu klasik, tak memperhatikan tren yang relevan dengan keseharian generasi muda. Tim kolaborasi khususnya penata musik, abai untuk memasukkan lagu karya fenomenal Didi Kempot.

Seandainya ini dilakukan, bisa diprediksi hadir antusias penonton layaknya pada sejumlah konser Didi sebelumnya. Disambut penuh suka cita oleh Sad Boy-Sad Girl yang turut lebur menikmati, ikut bernyanyi sambil asyik bergoyang diiringi musik Orkestra. Mengapa tidak? Toh ini masih relevan dengan jalan cerita bahwa semua kegagalan itu, tak harus membuat generasi muda terpuruk, apalagi menderita. Tapi dijogetin ajalah.

Acara didukung Danu Kusuma, Sherina Munaf, Nyoman Paul, Mawar De Jongh, dengan narator Happy Salma, dan Ario Bayu. Tampil bintang tamu Isyana Sarasvati, dan Heny Janawati.

Sherina yang berperan sebagai Larasati menceritakan kebahagiaannya, menjadi bagian dari pertunjukan musikal ini membuat dirinya turut berkaca pada mimpi-mimpiku sendiri, serta bagi generasi penerus.
Temanya sangat bagus, relevan untuk anak-anak SMA yang sebentar akan lulus, serta menghadapi tantangan di luar. Saya berpesan, “Terus rawat, kejar mimpimu!.

Isyana Sarasvati, solois memberikan semangat, serta pesan menyentuh.” Merdekakan dirimu dalam berkarya, sehingga teman-teman semua dapat memancarkan citra diri yang sejati.

Turut memberikan komentar Mawar De Jongh yang berperan sebagai Rena. “Senang diberikan kesempatan untuk berperan di konser musikal ini. Ini merupakan bagian dari mimpiku sejak dulu.”

Nyoman Paul, sosok Raka yang tampil memperdengarkan suara indahnya menceritakan, teater musikal telah memberikan banyak dampak positif bagi dunia seni. Terima kasih untuk seni, serta penghargaan bagi arti seni. Ini memiliki kesamaan inti dari Memeluk Mimpi-Mimpi.

Talenta muda, siswa-siswi cerlang bermusik menjadi atraksi memukau di Teater Jakarta TIM.
Foto : Istimewa.

Berkilau, Inspiratif Lewat Sejumlah Persona Mumpuni

Pementasan kian berkilau berkat dukungan para pekerja seni mumpuni. Wawan Sofwan, Sutradara, Felix K. Nesi, Penulis Naskah, Tohpati, Penata
Musik, Iskandar Loedin, Penata Artistik, Rangga Joned, Direktur Kreatif, serta Josh Marcy sebagai Penata Tari.

Rangga Joned mengumpamakan “Mengolah” sebuah konser musikal terasa menyenangkan. Lekat dengan beragam eksplorasi, yang membutuhkan banyak bumbu agar rasanya sedap, dengan elemen berbagai macam seni yang bertemu di satu titik.
Menciptakan sebuah keindahan, serta harmoni yang terlihat, serta sampai di hati.

Tohpati menyoroti ikhwal proses penyusunan aransemen yang sangat menantang, dikarenakan waktu yang tak banyak. Kendala lainnya terpisah jarak dengan sesama pemain. Namun pertolongan itu senantiasa hadir buat mereka yang bersungguh-sungguh berusaha. Latihan kami diperlancar.

Melihat keseriusan siswa berlatih dengan kemampuan bermusik yang baik, saya optimis pertunjukan. ini akan sukses, berkualitas, serta memukau penonton. Saya berdoa kelak tunas-tunas muda asa bangsa ini menjadi musisi andal kebanggaan Indonesia.

Memeluk Mimpi-Mimpi berkisah tentang Larasati yang sedang patah hati. Tinggalkan Jakarta, lalu pergi ke Yogya untuk menenangkan diri. Di Yogya ia kembali bertemu dengan orang-orang masa lalunya.

Agung kakak kelas yang bimbang menentukan pilihan hidup. Sosok Raka adik kelas fans beratnya, serta Rena sang sepupu yang bersemangat mengejar mimpi. Dari interaksi ini membawa Larasati pada refleksi mendalam tentang cinta, mimpi, serta masa depan yang lebih baik.

Pertunjukan merespon konsep tentang cinta, mimpi, pilihan bebas, serta perayaan akan kehidupan seperti yang ditunjukan dalam repertoar sejumlah lagu klasik, yang dibawakan secara apik oleh pelajar SMM Yogyakarta.

Kisah para pelakon sarat pembelajaran akan usaha setiap manusia yang sedang berjuang untuk cita-citanya, menemukan kegagalan, lalu bangkit untuk meraih mimpi. Penonton seolah diajak untuk melakukan perjalanan emosional nan menginspirasi. (RP).

Exit mobile version