
Wanitaindonesia.co, Serpong, Tangerang – Jawa Barat – Selalu ada kejutan indah, seru serta memukau di setiap sesi fashion show “Recrafted A New Vision”, pada perhelatan JF3 Fashion Festival 2025 yang telah dipersiapkan panitia mumpuni.
Nama besar Victor Clavelly menjadi magnet, kian mencuri atensi pengunjung lewat kolaborasinya bersama LAKON Indonesia, yang dikenal sebagai ekosistem untuk melestarikan budaya, terutama lewat industri mode.
LAKON Indonesia turut mendukung para pelaku industri kreatif, khususnya para pengrajin dengan menyediakan etalase untuk menghargai, sekaligus mempromosikan karya mereka di LAKON Store.
Pada Show spesial LAKON Indonesia Featuring Victor Clavelly x Heloise Bouchot, LAKON Indonesia menghadirkan “URUB” yang dipelajari dari filosofi klasik Sunan Kalijaga.
Menurut Theresia Mareta, Founder LAKON Indonesia, URUB merupakan eksplorasi artistik yang mensinergikan kekuatan alam dengan budaya lokal lewat bara pengrajin Nusantara.

Narasi di Balik Les Fragments
Sementara Clavelly membuat pengunjung terkagum-kagum oleh Les Fragments yang hadir lewat kejeniusan sang desainer.
Clavelly merupakan desainer yang mengedepankan teknologi dalam setiap karyanya. Terinspirasi oleh desain karakter video games lewat penceritaan yang tidak bersifat dekoratif melainkan struktural.
Ia berkeinginan untuk mengubah bentuk tubuh manusia agar berkarakter, lebih kuat serta tak lazim. Layaknya karya lain yang mengikuti tren, karyanya justru lebih menitikberatkan pada sebuah narasi.
“Desainku berbicara dalam sejumlah frakmen seperti yang tersirat pada tema. Menjadi bagian dari alam semesta yang koheren serta mandiri, “terangnya pada sesi temu media, di Media Lounge JF3 Fashion Festival 2025.
Lewat adi karyanya bersama seniman CGI, Heloise Bouchot, Clavelly ingin menitipkan pesan antara hubungan teknologi dengan tubuh manusia. Ia mumpuni memanfaatkan beragam material bahan, dan teknologi 3D printing. Teknologi yang khusus dipelajari guna merancang bentuk, dan volume.
Spesial untuk pagelaran JF3 Fashion Festival di Re-Crafted Hall, Summmarecon Mall Serpong, Clavelly mempersembahkan tema Les Fragments, yang terinspirasi oleh film fiksi ilmiah. Hadir dari sebuah imajinasi dari desainer, yang kerap berkolaborasi dengan sejumlah musisi ternama seperti Katy Perry, dan Beyonce.
“Karyaku merupakan imajinasi dunia paska antroposen. Saat tubuh bersifat hibrida lalu disusun kembali selanjutnya berevolusi lalu eksis diantara yang organik, dan buatan, “cetus Clavelly sesaat sebelum shownya digelar.
Les Fragments mengombinasikan berbagai teknik pengerjaan busana. Diibaratkan menghadirkan semesta baru yang mampu bercerita, tentang imajinasi di dalamnya.
Menjadi koleksi yang sangat personal, yang diciptakan bukan karena mengikuti tren melainkan obsesi sang desainer.

Siluet Modular & Sculptural dengan Sentuhan Futuristik
Siluetnya menampilkan denim rekonstruksi, chainmail modular dicetak 3D yang mana proses produksi dilakukan di studio miliknya di Kota Paris.
Menurut Clavelly, scifi, dan fantasi merupakan cara jitu untuk membaca realitas.
“Saya pikir sesuatu yang belum saya pahami sekarang adalah kebahagiaan Anda serta scifi, dan juga fantasi. Imajinasi serta realitas, “cetusnya.
“Aku percaya fiksi merupakan cara untuk mempertontonkan sebuah realitas, dan proses. Dan ini bukan hanya sekedar fiksi melainkan sebuah fakta. Diibaratkan refleksi terhadap realitas dalam kehidupan.
Kemudian imajinasi yang diwujudkan menjadi realitas, “imbuhnya.

“Aku telah membangun semesta
dengan memadukan siluet pahat, cetak 3D serta cerita lewat busana. Karya mengeksplorasi tema anatomi, identitas serta ingatan yang terfragmentasi. Lewat dialog dengan ekosistem fashion di Jakarta mampu membawa spirit baru bagiku, “imbuh Clavelly.
Butuh waktu untuk memahami adikarya Parisien ini. Selain inovatif tak biasa, dikarenakan lekat dengan proses produksi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Clavelly mengawalinya dengan menggambar sketsa menggunakan tangan. Sketsa kemudian diubah lewat permodelan 2D & 3D lewat komputer.
Siluetnya menampilkan denim yang direkonstruksi, rantai besi modular dicetak 3D, dengan karya busana yang terbilang rumit secara teknis.
Karyanya merepsentasikan konvergensi berbagai disiplin ilmu seperti kriya tekstil, desain kostum, seni patung serta CGI.
Walaupun Les Fragments boleh jadi tak menyelesaikan kesenjangan yang telah lama ada, antara eksperimen digital serta bentuk yang dapat dikenakan, percayalah karya Clavelly mengartikulasikan chainmail masa depan. Di mana kesenjangan menjadi sebuah narasi yang tidak relevan.




