WanitaIndonesia.co, Tangerang – Upaya Kartini di masa lalu dalam memperjuangkan emansipasi wanita rasanyatidak pupus ditelan zaman. Buktinya, hingga saat ini banyak perempuan-perempuan yang takmau berdiam diri. Demi mengangkat perekonomian keluarga, tak sedikit perempuan yang berani membuka usaha.
Semangat Kartini modern inilah yang ditunjukkan oleh Suryani, pedagang eceran asalPamulang, Tangerang Selatan, Banten yang kini berhasil menopang perekonomian keluargahingga mampu menyekolahkan anaknya berkat usaha toko kelontong yang ia jalankan.
“Awalnya saya mengamati jalan raya yang begitu ramai. Ada banyak kendaraan yang lalu-lalang. Saya berpikir amat sayang jika keramaian tersebut dilewatkan begitu saja. Instingberdagang saya pun kemudian muncul. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk membukatoko kelontong di pinggir jalan mulai 2009,” ungkap Suryani.
Walau didasari dengan coba-coba, tetapi Suryani terbilang niat menjadi pedagang eceran. Sembako menjadi produk jualan utamanya. Dengan lokasi toko yang dekat jalan raya, Suryanitak kesulitan menggaet pelanggan yang ingin belanja kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, telur dan semacamnya. Lokasi yang strategis dan mudah diakses juga tak disia-siakan Suryaniuntuk berjualan bensin eceran. Benar saja toko kelontongnya nyaris menjadi jujugan para pengendara motor yang kebetulan lewat atau bahkan sampai langganan untuk membeli bensin.

Usaha Suryani pun kian berkembang setelah ia mendapatkan beberapa bantuan modal. Salah satunya adalah PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), yaitu program permodalanberbasis kelompok dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang merupakan bagian dariHolding Ultra Mikro BRI (bersama Pegadaian dan BRI sebagai induknya). Adapun pinjaman PNMMekaar sendiri ditujukan untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, program inimemberikan pembiayaan modal tanpa agunan.
“Pada tahun 2023 saya mendapatkan bantuan modal senilai Rp3 juta dari PNM Mekaar. Modal itu saya manfaatkan untuk menambah stok produk jualan di toko,” ungkapnya. Suryani jugamengaku jika ia mendapatkan modal tersebut melalui proses yang mudah dan tidak sulit samasekali.
Usaha yang dijalankan Suryani pun terus berkembang sehingga Ia berkeinginan untukmenambah modal usaha hingga akhirnya Ia memanfaatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
“Tak lama setelah itu, saya juga mendapatkan tambahan modal usaha senilai Rp50 juta dariKUR BRI pada akhir tahun 2024. Prosesnya juga mudah, sehingga modal bisa saya terimadengan cepat untuk meningkatkan skala usaha. Enaknya lagi, dari pihak BRI juga aktifmendampingi. Jadi, saya diberi tahu bagaimana caranya memutar modal untuk usaha yang menguntungkan, kapan waktu terbaik bayar angsuran agar tidak sampai telat, dan informasibermanfaat lainnya,” imbuh Suryani.
Berkat kejeliannya melihat peluang usaha dan kegigihannya dalam berjualan, kini tokokelontong Suryani mampu menghasilkan setidaknya Rp500 ribu per hari. Walau tujuan awalnyasebagai usaha sampingan, tetapi jerih payah Suryani membuahkan hasil. Berkat usaha tokokelontong ini Suryani makin naik kelas. Ia pun bisa menopang perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anaknya.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkankisah Suryani ini adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang memanfaatkan pendanaan usaha, mulai dari usaha mikro dan terus berkembang hingga naik kelas. “BRI terus mendukung pelakuusaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha dimana pemberdayaan itutidak hanya dengan penyaluran pinjaman saja, namun dilakukan pendampingan usaha dandiajarkan untuk bisa menabung,” ujar Hendy. (adv)





