Kisah Ibu Inspiratif Berjuang Untuk Kesembuhan Anaknya, Lalu Mendirikan Pusat Terapi

Judith, dan Jake kasih ibu sepanjang hayat. Foto : Istimewa

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Menderita kanker, anak berkebutuhan khusus, cerebral palsy, serta gangguan kesehatan serius lainnya, merupakan kondisi kesehatan yang dialami sebagian anak-anak Indonesia.

Bagi orang tua yang berkecukupan tentunya akan mencari rekomendasi pengobatan ke luar negeri. Salah satu negara favorit untuk berobat, terapi adalah Singapura karena hadir pilihan Pusat Terapi yang dioperasikan secara unik, satu-satunya di Asia Tenggara.

Tiga kisah Inspiratif berikut menjadi pembelajaran bagi masyarakat, bahwa nikmat sehat itu menjadi fondasi dari sebuah kehidupan, yang harus dijaga dengan baik.

Namun bila Sang Pencipta hendak menguji hambanya, tentunya yang menerima ujian itu harus bersabar, melakukan ikhtiar untuk mencari dokter, tenaga ahli mumpuni yang akan membantu proses penyembuhannya.

Riza Legowo (IRT) memiliki buah hati Valerie (6), yang menderita penyakit kanker darah (leukemia). Di Indonesia jenis kanker ini sulit untuk disembuhkan.

“Anak saya harus menjalankan kemoterapi. Pelaksanaan harus dilakukan selama sembilan bulan. Dampak kemo membuat Valerie seperti kanak-kanak seusianya banyak bicara, tertawa, aktif bergerak, “kata Riza.

Riza menceritakan, Val mengalami banyak kendala pada sebagian besar kemampuannya seperti sulit untuk berjalan. Namun bidadari kecilku tetap cantik dengan menebar vibes semangat bagi diri, keluarga, serta dokter, dan perawat tempat ia menjalankan terapi. Walau kecil ia berjiwa tangguh, sangat mengharukan.

Riza melanjutkan, “Awalnya pengobatan dilakukan di Jakarta, namun karena hasilnya tak maksimal, atas saran saudara, Valerie kami bawa berobat ke Singapura ke sebuah Pusat
Terapi yang banyak didatangi oleh masyarakat dunia, khususnya dari Asia Tenggara.”

Jake bernasib malang, namun tumbuh jadi anak tangguh. Foto : Istimewa

Harapan Apresiasi Pasien, dan Keluarga

Wings Theraphy Center (Wings) telah sukses membantu banyak pasien dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa muda untuk sembuh dari berbagai penyakit, serta kelainan yang diderita.
Saat berkunjung, melihat langsung, serta diperkuat oleh keterangan saudaranya, Riza mengaku secercah harapan hadir bagi kesembuhan Val.

Merupakan pusat terapi terkemuka di Asia Tenggara yang mengedepankan kerangka Model Terapi Intensif (IMOT) yang unik, yang belum pernah ada di Asia Tenggara.
Mereka telah menangani 6.000 pasien, 50% nya berasal dari luar Singapura, terbanyak dari Indonesia. Di sini, banyak pasien yang sudah terbantu untuk mendapatkan kembali kehidupan mereka.

Model IMOT menyediakan terapi Suit Theraphy, Latihan Spider Cage, Universal Exercise Unit, Intervensi Gerakan Dinamis, Cuevas Medek Exercises, Latihan Berjalan Intensif dengan LiteGat, Latihan Berjalan Robotik dengan Trexo Robotics,
Task Spesific Electrical Stimulation, serta beragam terapi lainnya.

Riza Ibunda Val mengapresiasi upaya berkelanjutan Wings Therapy Center. Judith Julia Justin sebagai Founder bersama tim, sangat luar biasa. Mereka memiliki komitmen penuh, semangat, serta sangat menyenangkan.

“Jujur sebelum berobat ke sini, Val telah menjalani berbagai perawatan intensif, namun kondisinya tak mengalami perubahan berarti. Akhirnya kami memutuskan untuk membawa dia ke sini. Kami sekeluarga pindah ke Singapura agar proses pengobatan bisa optimal, “ungkap Riza.

Riza melanjutkan, “Saya kagum, dikarenakan belum pernah mengetahui terapi dengan model seperti ini. Selain metode nan unik, perlakuan pengobatan dilakukan secara holistik. Kami bersyukur, sekarang Val sudah bisa berjalan, bersepeda, bahkan berlari atau melakukan beragam aktivitas lainnya yang dahulu sempat tak mampu ia lakukan.”

“Lebih kurang lima tahun Val harus menjalani terapi. Melihat perkembangan kondisi kesehatannya, kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Namun saya tetap membawanya untuk melakukan kontrol, dengan jadwal menyesuaikan libur sekolahnya. Rencananya April bulan depan, Val akan memulai kembali menjalani perawatan intensif berikutnya, “terang Riza.

Cerita kebahagiaan lainnya hadir dari keluarga Ichen. Ibu dari Matthew (8) yang berdomisili di Jakarta menceritakan,
Jagoan kecilnya Matt menderita sindrom Charge (Diagnosis kompleks). Awalnya saat ia berusia 2 tahun, Matt tak bisa berjalan. Kami pun mengajak dia untuk melakukan beberapa terapi intensif di Wings, saat Pusat Terapi ini baru dibuka.

Proses terapi lebih kurang 5 tahun, manakala usianya menapak ke – 8, Matt sudah bisa berjalan, bahkan berlari. Bersyukur, pencapaian ini tentunya berkat upaya berkelanjutan dari tim Wings yang handal.

Asa selalu ada buat anak baik (Foto : Istimewa)

Pencarian Panjang Kesembuhan

Wings memiliki sejarah panjang, serta terhormat manakala Judith Julia Jastin, IRT dengan anak Jake, yang didiagnosis menderita mutasi genetik yang sangat langka (NACC1). Mutasi genetik ini memengaruhi kemampuannya untuk berjalan, berbicara, serta sulit mandiri. Jake yang malang juga terlahir dengan katarak, pada kedua bola matanya. Ketika berusia 4 bulan, ia mengalami 1000 kali kejang perhari, serta gagal mencapai perkembangan tahap awal.

Julia menangis saat diberitahu bahwa buah hatinya itu, tak akan pernah bisa berjalan, berbicara, dan hidup mandiri.
Sebagai ibu, dan wanita yang tangguh, Julia menghabiskan pikiran, waktu dengan mencari informasi akurat seputar tempat pengobatan yang mampu menangani permasalahan kesehatan Jake.

Sepuluh tahun yang panjang, penuh perjuangan, sepuluh tahun penuh duka, sepuluh tahun nan menginspirasi, serta tanpa lelah Ibu dan anak mencari solusi berobat keliling dunia.

Saat upayanya tersebut dijawab Sang Pencipta, mereka dipertemukan dengan terapi terobosan yang belum pernah ada di kawasan Asia. Intensive Model of Therapy (Model
Terapi Intensif) IMOT, Suit Therapy, Cuevas Medek Exercises, Intervensi Gerakan Dinamis dlsbnya.

Melihat kenyataan banyak anak-anak seusia Jake di Singapura yang mengalami permasalahan yang sama, Julia tergerak untuk membuat sebuah klinik terapi. Ia kemudian menjual semua hartanya untuk mendirikan Wings dengan menghadirkan beragam terapi, guna membantu anak-anak di Singapura, serta anak-anak lainnya di dunia khususnya di Asia untuk mendapatkan hak hidup mereka.

Menurut Julia, anak-anak berhak untuk mendapatkan kesempatan merasakan perawatan, sembuh, serta menjalani kehidupan mereka secara normal, layaknya anak-anak lain.

(Foto : Istimewa)

Kunci Sukses Model Terapi Intensif IMOT

Melihat banyaknya pasien yang sembuh, serta hidup secara normal Julia mengungkap rahasia besar Pusat Terapinya tersebut. “Kesuksesan Wings ada pada kerangka kerja yang digunakan Intensive Model of Therapy (Model Terapi Intensif) IMOT yang berlangsung dalam 3 blok, selama 3 minggu hingga 3 bulan, yang disebut dengan intensif yang menyerupai strategi bootcamp, latihan intensif selama 5 hari per-minggu, dan antara 2-4 jam per-hari, “terang Judith.

Penelitian menunjukkan bahwa satu sesi terapi intensif, bisa memberikan hasil yang lebih, dibandingkan dengan terapi tradisional dengan durasi setahun penuh!. Selain itu, efektivitas yang luar biasa dari kerangka IMOT, juga dengan terapi yang diberikan telah membantu anak dengan kondisi sedang hingga berat seperti pada kasus Cerebral Palsy, dan Atrofi otot tulang belakang, yang awalnya tak bisa berjalan, dapat memulai langkah kebebasan pertama mereka.

“Selain model intensif, dan pengalaman tim yang berfokus pada perlakuan anak secara holistik, rasa hormat, fokus yang kuat pada target, dengan lingkungan yang menyenangkan, dan sangat memotivasi. Kami bekerja dengan manajemen terbuka, yang mendorong komunikasi, serta interaksi sosial antara orang tua dengan anak. Wings menjadi pusat harapan, serta membangkitkan semangat keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, “terang Judith.

“Lewat jalan panjang nan inspiratif Saya, dan Jake berpengharapan, menerima, rasa hormat, teman, dan motivasi, “pungkas Judith. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini