Wanitaindonesia.co, Jakarta – Mungkin hanya pada kelembutan tangan, dan kepekaan perasaan Harry Hasibuan, wanita, keindahan alam serta wastra terasa begitu istimewa.
Lewat koleksinya ‘Falling for the Bloom’ Harry Hasibuan memberikan penanda, akan ide & kreativitas para talenta muda Indonesia, yang tak pernah berkesudahan.
Dikenal sebagai salah satu generasi muda penuh talenta aset Sumatera Utara, dan APPMI, organisasi yang menaungi para perancang serta pengusaha industri mode. Pria dengan kelembutan tangan serta limpahan energi kreatif, senantiasa menghadirkan kekuatan pada setiap rancangannya. Lewat kreativitas, inovasi serta totalitas, menjadi bakti diri untuk negeri.
Setelah mencuri perhatian pada Perhelatan JF3 Fashion Festival tahun sebelumnya, Harry kembali menghadiahkan penonton lewat ‘Falling for the Bloom’, yang menjadi bagian dari tema utama ‘Re : nature’. Kolaborasi anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, Harry Hasibuan, Khayae X Zet Collletion dari Yuni Pohan.
Menurut Harry, alam telah memberikan beragam inspirasi cantik bagi kehidupan manusia. Seolah tak akan pernah habis dieksplorasi,
khususnya bagi anak muda kreatif.
Kali ini Harry mengaku terpikat oleh keberagaman puspa, yang identik dengan keindahan sempurna bunga mawar, dan lili. Saat mekar bunga – bunga memancarkan keindahan warna, dan bentuk kelopak cantik yang dipresentasikan pada deretan busana ‘Falling for the Bloom’.
Pada perhelatan akbar tahunan tahun ini, Harry menampilkan 20 look busana untuk merayakan keindahan puspa kala mekar, dengan menonjolkan keanggunan klasik lewat sentuhan segar penuh daya pikat.
“Saya mencintai mahakarya sempurna alam, banyak pula orang di luar sana yang menyenanginya, “imbuhnya.

Foto : Istimewa
Karya Indah untuk Wanita
Harry menampilkan busana ready to wear pesta dengan potongan loose serta siluet yang mengalir.
“Hadir lewat dress, setelan blouse-rok serta kombinasi antara blouse dengan celana, “terang pemilik brand Haze Be Wear
Dominasi warna-warni cerah seperti hijau, kuning, oranye, pink yang dihadirkan pada material serta ragam aksen bunga, panyet, manik yang dihadirkan secara detil, dan harmonis, tak membuat mata berteriak. L plIni salah satu taktik jitu Harry dalam menginterprestasikankekuatan Wanita Indonesia dalam semangat keindahan musim semi.
Selain menghadirkan aspek craftmanship dengan sentuhan couture berupa bordir, permainan panyet, mote, beads. Sebagian bordir dibuat terpisah lalu dijahit pada busana. Memberi tambahan akan nilai estetik. Harry mumpuni mengkolaborasikan 5 jenis kain
seperti lace, organza, tulle serta beludru pada sebuah baju.
“Untuk koleksi JF3 Recrafted: A New Vision saya menghadirkan satu rancangan tenun ulos, “ujar desainer yang mumpuni dalam menghadirkan wastra ikonik suku Batak tampil kekinian, cantik, dan mewah.
Foto : Istimewa.
Menurut Harry memadukan beragam jenis kain pada sebuah rancangan, memiliki tantangan tersendiri ketika mengeksekusinya.
Untuk persembahan spesialnya ini di Runway JF3 Fashion Festival, Harry mengaku membutuhkan waktu 4 bulan dalam proses pengerjaannya.
Indera penglihatan dibuat terpaku oleh keindahan yang seolah tak kan berakhir gegara Harry.
Di karya terakhir ia mematri kenangan terindah bersama mamak (ibunda) tercinta. Sebuah gaun mewah bergaya strapless dibuat dari material songket Batak motif ‘tuntunan’, yang memiliki makna nasihat, harapan, dan doa.
Gaun terlihat menonjol dengan chapel veil oranye. Pada bagian ekor terdapat lukisan wajah perempuan dan anak laki-laki dengan berlatar gambaran pemandangan surga.
“Itu lukisan mamak dan saya, “pungkasnya mengharu biru.