WanitaIndonesia.co, Jakarta – Nama Indonesia bersinar di kancah global melalui kiprah, inisiasi serta inovasi berkelanjutan yang memaknai hubungan bilateral dua negara lewat persona Thresia Mareta.
Lewat kiprahnya sebagai penjaga, pelestari budaya Indonesia yang mumpuni membaca perubahan zaman, Founder LAKON Indonesia, dan Advisor JF3 Fashion Festival menerima penghargaan tertinggi “Knight of the Ordre des Arts et des Lettres yang diberikan oleh Pemerintah Prancis lewat Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone di Jakarta, Februari lalu.
Thres menjadi pribadi terpilih, yang mana sebelumnya anugrah ini pernah diterima oleh sejumlah persona dunia sebutlah Pablo Picasso, Meryl Streep, Nyoman Nuarta serta Guruh Soekarno Putra.
Merupakan penghargaan kehormatan yang didirikan oleh Menteri Kebudayaan Prancis di tahun 1957, khusus diberikan kepada individu yang dinilai telah berjasa memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya serta memberikan pengaruh global dalam dunia seni, budaya, dan sastra.
Acara diselenggarakan di Musium Nasional Indonesia,
di Jakarta. Khusus untuk dedikasi serta totalitas Thres dalam memperkuat ekosistem fashion Indonesia lewat kiprah pengrajin, dan desainer untuk menghasilkan produk berselera global yang mampu membaca zaman.
Selain itu Thres turut berkontribusi langsung guna memperkuat hubungan bilateral dua negara Indonesia – Prancis lewat dukungan sepenuh hati terhadap industri mode Prancis dengan memberikan kesempatan pertukaran ilmu, eksplorasi keberagaman budaya serta potensi alam Indonesia bagi desainer Prancis.

Ibadah, Passion, Komitmen serta Kolaborasi
Kerja itu ibadah yang hadir lewat passion, komitmen, dan kolaborasi. Kalimat bijak kunci sukses menjadi bukti saat Thresia Mareta berjalan anggun mengenakan busana kebaya modifikasi. Berlatar putih dengan embroidery keindahan flora merah menyala. Thres memadankannya dengan kain batik pesisir serta anting-anting mutiara.
Tampilannya stunning menonjolkan karakter Wanita Indonesia sejati yang percaya diri. Ihwal busana yang dikenakan tentu didukung oleh eksistensi LAKON Indonesia yang lekat dengan DNA klasik, mengadaptasi perjalanan masa dikerjakan dengan teknik Craftmanship.
Wanita dengan limpahan energi kreatif tentunya sangat mengapresiasi namun upaya sepenuh hatinya tersebut tentu akan terus berlanjut lewat beragam tantangan
yang harus disikapi secara bijak. Niatnya tulus, tekad membaja lewat kepedulian, perhatian, kecintaan, serta langkah konkrit bagi pelestarian serta pengembangan budaya Indonesia, yang relevan sesuai zaman.
Foto : Istimewa.
Torehkan Nama dan LAKON Indonesia Lewat Tinta Emas Industri Mode Indonesia
Hal tersebut diungkapkan wanita yang memiliki ide bernas manakala WanitaIndonesia.co diundang dalam sebuah Acara pada perkenalan Teras LAKON Indonesia.
Sebagai wanita serta pekerja kreatif hatinya terketuk manakala ia melihat semakin berkurangnya apresiasi terhadap para pengrajin beserta teknik tradisional, dan warisan budaya.
Ia pun segera merealisasikan kepeduliannya tersebut dengan mendirikan LAKON Store, gerai pertama hadir di Summarecon Mal Kelapa Gading 5 dengan memberdayakan serta mendorong kreativitas ekosistem fesyen anak negeri.
Menyusul Teras Lakon yang diharapkan dapat menjadi lab publik. Ditujukan sebagai pusat pelatihan, kolaborasi serta kreasi bagi penggiat seni serta penikmat seni kerajinan Indonesia di era modern.
Terobosan dilakukan perempuan yang murah senyum ini dengan mengembangkan model streetwear yang terinspirasi oleh Prancis. Thres terpikat oleh keindahan batik Pekalongan karya Maestro Dudung yang kemudian dipresentasikan dalam beragam produk fashion streetwear.
Koleksi hadir berdasarkan riset yang terjadi dikeseharian khususnya di jalanan serta apa yang dibutuhkan generasi muda. Upayanya tersebut merupakan penghormatan kepada prinsip-prinsip tradisi dengan menekankan pada pekerjaan tangan yang bernilai lewat pembuatan bahan, embroidery, tenun, batik serta pemasangan aplikasi.
Waktu itu ia sempat menyentil street wear celana training yang populer di kalangan anak muda. Ia berucap, “penggunaan pakaian olahraga yang digunakan dalam berbagai aktivitas, dikarenakan muncul perasaan nyaman. Namun demikian tak semua ruang cocok juga mengabaikan estetika berbusana, ” sanggah Thres.
TERAS Lakon merupakan bagian dari ekosistem LAKON Indonesia. Bangunan berkonsep Green building yang didesain oleh arsitek kawakan Adi Purnomo, lekat dengan beragam simbol yang menyiratkan apa yang menjadi visi LAKON Indonesia. Salah satunya aspek sustainability yang memanfaatkan material kayu sisa, pencahayaan serta sirkulasi alam. Pun lihatlah ruang kerja desainer yang terhubung ke alam lewat pemandangan cantik sebuah danau. “Wow!.
Thres menegaskan keberadaan Teras LAKON mengukuhkan LAKON Indonesia sebagai label pertama di Indonesia yang menjalankan usahanya secara profesional yang berlaku di kancah global.
Berawal dari LAKON Indonesia yang diinisiasi Thres panggilan akrabnya serta didukung oleh manajemen Summarecon Kelapa Gading, ide bernas role model Wanita Indonesia ini berbuah manis.
Walau masih terbilang tunas di industri fashion mode Indonesia, namun passion serta kerja kerasnya tak terbantahkan. Thres turun langsung bekerja sama dengan para pengrajin di berbagai tingkatan. Sehingga muncul pemahaman akan tantangan serta kesulitan yang dihadapi para artisan, dan para pengrajin.
Foto : Istimewa.
Ekosistem Solid Lewat Pengalaman, Keahlian, Inovasi
Dalam sambutannya pada acara penghargaan itu Thres menyampaikan, “Dengan berkembangnya industri fashion, kita harus bertanya pada diri sendiri bagaimana kita bisa memastikan bahwa keahlian pengrajin kita dalam membuat kerajinan tangan seperti Batik, Tenun, Bordir dan lain sebagainya tak sekedar untuk dilestarikan. Namun harus relevan agar mendapatkan pengakuan global, dan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi para pengrajin.”
“Ini merupakan penanda dari sebuah perjuangan panjang, cinta, kerja keras, kesabaran, dedikasi tiada henti, “ujar Thres.
Lewat pengalaman serta keahlian, Thres melakukan beragam inovasi sembari mencari terobosan. Salah satunya dengan mendirikan PINTU Incubator.
Wanita yang memiliki ikatan batin kuat dengan batik
menyadari upaya pelestarian budaya tidak dapat hanya dilakukan oleh LAKON Indonesia saja.
Pada aspek lain,
Thres mewujudkan kepeduliannya terhadap industri mode Tanah Air dengan mengambil peran sebagai Advisor JF3 Jakarta Fashion Festival yang diprakarsai oleh Summarecon.
JF3 telah menjadi salah satu platform fesyen yang paling konsisten di Indonesia, yang mana selama 21 Tahun terakhir telah memberikan peluang bagi para kreator fesyen, dan pengrajin lokal.
PINTU Incubator Merupakan Program Bilateral yang didirikan bersama LAKON Indonesia, JF3, dan Kedutaan Besar Prancis melalui IFI.
Program telah membantu para kreator muda dari kedua negara dalam membangun bisnis, yang menekankan pada pengembangan pasar, ketahanan bisnis, dan keberlanjutan jangka panjang. Dengan menghubungkan kreator Indonesia ke ekosistem fesyen Prancis.
Foto : Istimewa.
Buah manis dari keberadaan PINTU Incubator yang dengan sepenuh hati memberikan bimbingan, wawasan industri serta peluang global. Memastikan para partisipan telah berhasil menjual produk ke buyer internasional, butik – butik di berbagai Benua.
Hal ini tentunya akan berdampak pada pendapatan yang meningkat. Selain mendapatkan kesempatan berharga dengan mengikuti Paris Trade Show hingga untuk pertama kalinya bisa mengikuti pendidikan di Ecole Duperre. Salah satu sekolah fesyen ternama di Paris.
Ekosistem yang terdiri dari LAKON Indonesia, JF3 Fashion Festival, dan PINTU Incubator telah berkembang menjadi ekosistem yang paling kuat di bidangnya. Dengan aset, dan fasilitas yang sangat komprehensif.
Keberhasilan yang menjadi penanda sejarah baru bagi industri fashion Indonesia hadir lewat kerja sama dengan Kedutaan Prancis. Serta merupakan satu-satunya ekosistem di Indonesia yang secara resmi terhubung dengan industri fesyen Prancis.
Foto : Istimewa.
Legacy Sebuah Buku Harus Dibaca, Dipahami Generasi Sekarang!
Menandai momen epik ini kala ia menerima penghargaan tersebut, Thres meluncurkan karya “Ode to Indonesia Culture”.
Sebuah buku yang memuat kisah dari 15 sosok inspiratif dari berbagai daerah pada bidang seni, dan budaya di Indonesia, yang ditulis lewat perspektif LAKON Indonesia. Mahakarya ini dikerjakan selama 2 tahun.
Lewat buku, Thres berharap generasi mendatang tidak hanya memahami warisan budaya mereka, tetapi juga bangga. “Dunia selalu akan berubah. Semoga mereka tidak akan pernah melupakan kekuatan serta keindahan akar budaya mereka, “nasihatnya.
Buku ini menjadi warisan yang ‘hidup’, penghormatan bagi kebijaksanaan, dan kontribusi mereka yang membentuk narasi budaya kita hari ini. Sekaligus memberikan inspirasi bagi masa depan untuk terus menghargai serta merayakan identitas kita, ” pungkas Thres.
Lewat penghargaan Knight of the Ordre des Arts et des Lettres, dan mahakarya buku Ode to Indonesia Culture, Thres bersama LAKON Indonesia dapat memberikan inspirasi kebanyak pihak untuk ikut aktif berperan, bekerja sama yang tak hanya sekedar melestarikan warisan budaya Indonesia, tetapi juga mengembangkannya agar relevan, mendapatkan pengakuan global serta bisa menciptakan peluang ekonomi yang kuat bagi para pengrajin.
“Terpujilah Thresia Mareta, Bunga Bangsa, Wanita Indonesia mumpuni, yang menjalankan peran multitasking lewat upaya sepenuh hati, tekad, kerja keras, kesabaran guna terwujudnya legacy budaya Indonesia menyelaraskan zaman. Yang dikenal, dan diapreasi masyarakat lintas generasi di tataran lokal serta kancah global.