Kiat Cerdas Jasa Ekspedisi Atasi Mahalnya Ongkos Kirim

WanitaIndonesia.co – Pertumbuhan transaksi e-commerce terbilang pesat. Tentunya membawa dampak positif bagi pelaku usaha UMKM serta perusahaan jasa ekspedisi.

Namun timbul persoalan besar mahalnya ongkos kirim (ongkir). Kian berat manakala jarak antara penjual dan pembeli sangat jauh, sehingga biaya ongkir kerap melebihi dari harga dasar produk yang ditransaksikan.

Data menunjukkan 47,8 persen pelaku UMKM Indonesia mengalami kendala terkait hal itu.

Untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut portal berita online Beritakota. id menyelenggarakan Webinar “Fulfillment Center Bantu Efisienkan Ongkir Pelaku UMKM, di Jakarta, Kamis, 24/2/2022.

Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), Wientor Rah Mada menjelaskan, “Untuk memangkas ongkir kami membangun prototype Smesco UKM Fulfillment Center di Gedung Smesco Indonesia Jakarta.

Fasilitas ini dapat digunakan oleh pelaku UMKM dengan harga sewa yang sangat kompetitif. Diharapkan dengan produksi yang terjaga dan terstandarisasi dapat membantu UMKM hemat biaya ongkirnya, terutama bagi pembeli yang berada di pulau Jawa.

Sementara itu Vice President of SiCepat Ekspres, Ratna Putriasih mengatakan, “Kami terus berinovasi untuk produk dan service, pelanggan khususnya UMKM bisa memilih layanan mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Hadir layanan yang lebih canggih bagi sektor korporasi berupa Clodeo. Sebuah platform terintegrasi yang melayani pemesanan hingga ke delivery management dan payment dengan cara digital. Juga direkomendasikan buat pelaku UMKM dengan basis produksi di suatu wilayah namun konsumennya banyak di wilayah yang berbeda, “kata Ratna.

Head of Shipper Academy, Putra Rizky Agung Usman menyampaikan, “Kami menawarkan solusi layanan fullfill center, yang dilengkapi dengan sistem terintegrasi dan fasilitas yang memadai untuk pengadaan proses suplai chain.

Keuntungannya, penyimpanan produk dari UMKM akan tertata dan tercatat dengan baik berdasarkan klasifikasi barang. Data penjualan barang baik online dan offline akan terintegrasi dalam satu sistem dashboard secara real-time. Kemudian sistem packing juga terstandarisasi dengan keamanan yang tinggi.”

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia, Bima Laga menjelaskan, “Ekonomi digital di Indonesia berkembang sangat pesat. Riset dari Google dan Temasek tahun 2021 menyatakan nilai transaksi ekonomi digital mencapai USD70 miliar. Angka ini berpotensi terus berkembang seiring semakin banyaknya pelaku usaha yang masuk di dalam ekosistem digital, “ucap Bima. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini