WANITAINDONESIA.CO, Jakarta – Adam teman Disabilitas sukses bersaing dengan non disabilitas taklukkan dunia kerja di sebuah perusahaan BUMN ternama.
Tampil menjadi salah satu pembicara inspiratif di Graduation DBS BERSIAP 2025, yang dihadiri oleh teman-teman disabilitas, Adam menjadi persona memukau.
Disabilitas yang merupakan fresh graduate bertitel sarjana Teknik Informatika berhasil diterima kerja di perusahaan
BUMN ternama Pertamina.
Menurut Adam kesuksesannya tersebut karena ia menerapkan beragam ilmu, serta kiat yang dipelajari dari para mentor, bagaimana sebagai calon pelamar ia terlihat bersinar dari kandidat lainnya.
Pada masanya Ibu Tien Soeharto merupakan ibu negara yang memiliki kepedulian tinggi ihwal nasib, serta masa depan disabilitas. Bentuknya diwujudkan dengan mendirikan Yayasan Harapan Kita, yang salah satu upayanya peduli dengan nasib anak-anak Indonesia yang terlahir dengan kondisi cacat fisik.
Tien banyak memberikan perhatian yang luar biasa kepada disabilitas lewat pikiran, serta upaya berkelanjutan. Tekadnya membaja, mendorong disabilitas agar mereka tetap memiliki harapan untuk berprestasi seperti yang non disabilitas.
Menurut ibu Tien, harkat serta martabat manusia akan terangkat, jika yang bersangkutan memiliki harga diri. Harga diri akan terwujud jika mereka memiliki pekerjaan, untuk mencukupi kebutuhannya.
Muncul tanya selesai asa bangsa itu dilatih, serta memiliki keterampilan lantas siapa, perusahaan mana yang bersedia mempekerjakan mereka? Tien sadar di masa itu, disabilitas kerap menerima beragam stigma negatif masyarakat.
Karenanya, Ibu Tien menghimbau masyarakat agar semakin menyadari, disabilitas merupakan pribadi-pribadi yang tabah, memiliki semangat juang yang tinggi. Tapi mereka membutuhkan perlakuan wajar, serta pemberian kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka. (Disarikan dari Buku “Melati Bangsa, Rangkuman Wacana Kepergian Ibu Tien Soeharto”).
Apa saja kiat Adam agar terlihat stunning saat membuat surat lamaran kerja, melakukan interview, serta memasuki dunia kerja?
1. CV itu etalase calon pekerja karena yang pertama akan dilihat, serta dibaca. CV mewakili calon pelamar sebelum berhadapan dengan HRD. Penting membuat tampilan CV terlihat menarik seperti ditulis tangan rapi. Isinya singkat, padat dengan ulasan yang detil seperti pengalaman, capaian atau kegiatan positif yang berdampak bagi lingkungan.
Sebagai pelamar yang baru lulus, Adam tak memiliki pengalaman kerja. Tapi semasa di kampus ia aktif berorganisasi. Membuat event bersama circle-nya. Ini yang kemudian dituliskannya. Bagaimana peran, serta tanggungjawabnya di organisasi, serta event
pada sebuah projek.
Ia juga menyertakan sertifikat pelatihan yang berkaitan dengan disiplin ilmunya. Karenanya Adam berpesan, penting bagi mahasiswa untuk aktif, dan bergabung dengan organisasi, aktif dengan mengikuti berbagai kegiatan, bahkan sebagai penyelenggara dari sebuah kegiatan.
Jika di kampus ada beragam kegiatan sedangkan Anda tak memiliki waktu cukup, usahakan untuk mengikuti kegiatan yang memiliki bobot seperti diisi oleh pembicara yang mumpuni, materi yang dibahas yang berkaitan dengan skill. Pun di organisasi, jadilah pengurus atau anggota yang aktif. Salah satunya menjadi pembicara karena Anda memiliki keahlian tertentu, yang bisa dibagikan kepada para peserta seperti memiliki hobi yang bisa dikembangkan menjadi bisnis.
Anda juga bisa membuat event maupun projek tertentu, apapun itu. Tapi ingat kemaslah event yang Anda buat dengan inovasi, dan kreativitas. Karena besar kemungkinan tema, serta topiknya itu pasaran. Lewat kreativitas, serta inovasi event yang memiliki kesamaan tema, tentunya akan bernilai lebih.
Tak masalah jika kemudian projek tersebut belum dapat terealisasi, karena ini berkaitan dengan banyak hal. Yang penting Anda memiliki kemampuan untuk membuatnya. Buat alasan yang relevan mengapa projek tersebut belum sempat terealisasi.
Penting menyertakan nomor telepon orang yang dapat memberikan referensi tentang prestasi, serta aktivitas yang pernah diikuti seperti Dosen pembimbing, Ketua Komunitas atau Pimpinan projek.
Lantas, ketika mendapat panggilan untuk interview, apa yang harus dilakukan?
Lazimnya yang seperti banyak dilakukan orang.
Kenakan busana formal, rapi. Usahakan satu jam sebelumnya sudah tiba di lokasi. Jika belum paham lokasinya, sebaiknya dua hari sebelum interview, lakukan survei untuk mengetahui lokasi gedung, akses jalan dengan mempertimbangkan waktu tempuh jika terkendala oleh kemacetan.
Ketika tiba di lokasi, tebarkan vibes positif. Karena dampaknya akan sangat baik bagi diri, serta orang di sekitar Anda.
Sebagai disabilitas jangan minder saat bertemu dengan pelamar yang non disabilitas. Waktu saya dipanggil interview, ada 30 pelamar lain diantaranya yang non disabilitas.
Untuk membangun kepercayaan diri, yakin lah bahwa kita punya value seperti mereka, sehingga HRD mau bertemu untuk melakukan interview.
Layaknya dengan yang non disabilitas, jagalah adab. Gunakan etika tapi tetap menunjukkan wibawa sebagai seorang disabilitas. Kuncinya lakukan semuanya secara wajar, tidak berlebihan.
Seperti memberi salam, tersenyum, bicara dengan nada rendah, dan tak mendominasi, atau menonjolkan diri.

Foto: Istimewa.
Adam mengingatkan, disabilitas itu tak boleh mudah tersinggung, serta berkecil hati. Saat ucapan salam maupun tebaran senyum tak digubris oleh kandidat lainnya, mentalitas harus stabil, tak boleh cengeng. Tetap bersikap wajar, dan jangan terlalu dipikirkan. Yang penting kita telah menjaga adab. Fokuslah kepada tujuan utama untuk melakukan interview dengan HRD. Yakinlah bahwa staf HRD akan menghargai kita, menerima kehadiran kita dengan baik, serta bersikap profesional.
Menurut Adam, disabilitas tak boleh menjual kesedihan agar dikasihani, mendapatkan simpati untuk dapat diterima oleh lingkungan. Pedoman disabilitas di tempat kerja adalah profesionalitas.
Adam melanjutkan, “Walau sempat nervous saat melakukan sesi interview, ia mengaku perasaan itu tak berlangsung lama. Saya berupaya membangun keyakinan diri sebagai calon pekerja yang layak diperhitungkan.”
“Caranya mudah, ikuti kata hati, selalu antusias, serta bersemangat untuk menghadapi proses interview dengan baik. Ihwal keyakinan diri, ini berproses dari awal lho. Sejak saya kecil hingga berkuliah, dan tentunya saat mengirimkan lamaran kerja, “jelasnya.
Disayangkan masih banyak kandidat karyawan yang mengabaikan vibes positif. Saat tiba di tempat interview bersikaplah ramah, gembira, serta optimis ke semua orang. Ini dasar untuk membangun kepercayaan diri terutama bagi disabilitas.
“Aku percaya dengan vibes positif akan memancarkan hal-hal yang positif ke lingkungan. Vibes positif tentunya akan kembali lagi kepadaku, khususnya ketika melakukan interview.
Bila HRD sudah melihat vibes positif dari calon kandidat, mereka akan terpengaruh, serta memberikan apresiasi lebih, dibandingkan dengan kandidat yang tampil grogi tak percaya diri.”
“Penting saat sesi interview, kita wajib menceritakan pengalaman, serta capaian secara apa adanya. Jangan halu, bercerita dengan melebih-lebihkan, karena akan berdampak buruk pada kondikte kita, dan ingat kehaluan tersebut bisa jadi bumerang, “pesan Adam.
Walau belum memiliki pengalaman, aku sangat percaya diri dengan capaian prestasi, aktif di organisasi maupun projek yang pernah dikerjakan di masa kuliah dulu. Biasanya bagi yang fresh graduate, HRD akan memberikan sebuah permasalahan yang kerap dihadapi dalam dunia kerja.
Kandidat harus menjabarkan solusi yang dibutuhkan secara komprehensif. Berikan solusi yang membumi, yang masuk akal , serta bisa direalisasikan. Saat menjelaskan, ingat untuk tak bicara terlalu panjang agar terjadi komunikasi dua arah, bila dari penjelasan kita mematik pertanyaan dari HRD.
Ketika dinyatakan diterima untuk bekerja, penempatannya tak sesuai dengan background. Saya kan sarjana Teknik Informatika, tapi ditempatkan di bagian Administrasi. Hal ini kemudian dibicarakannya dengan HRD. Waktu itu aku dinilai lebih tepat memulai karir di bagian Administrasi, karena jika dicari benang merahnya masih terhubung. Juga sangat memungkinkan untuk bisa dikembangkan di masa depan.
Tentunya bagi pekerja disabilitas ada peningkatan karir, dengan mengacu kepada capaian, serta prestasi kerja.
Pada awal bekerja, Adam mengaku merasa bingung ihwal komunikasi di ruang kerja. Komunikasi di dunia kerja lebih bersifat formal dibandingkan waktu kuliah.
Selain muncul keraguan karena kondisi fisikku, yang harus dibantu dengan kursi roda. “Sanggupkah dirinya melakukan berbagai macam tugas administrasi?
Saya berusaha meyakinkan mereka, bahwa mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sebelum melakukan sesuatu, saya harus mengkomunikasikannya dahulu ke tim, kemudian meyakinkan mereka bahwa saya mampu untuk mengerjakannya.
Menurutnya komunikasi itu penting karena akan berdampak pada relasi kerja. Komunikasi yang baik tentunya dengan mengedepankan etika kerja. Menjadi disabilitas itu harus kuat dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja.