Site icon Wanita Indonesia

Kelompok Tertinggi Penularan HIV Banyak Terjadi oleh Perilaku Seks Sesama Jenis dan Ibu Hamil

WanitaIndonesia.co-Jakarta, Kasus HIV/AIDS di Indonesia masih menjadi perhatian bagi dunia kesehatan. Menurut data dari Kementerian pada tahun 2020 menghitung estimasi orang dengan HIV (ODHIV) di Indonesia berjumlah 526.841 orang. Bahkan sampai Desember 2022 sebanyak 417.864 ODHIV yang sudah dilaporkan dari 502 Kabupaten Kota se Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyak belum mengetahui kondisi serta cara mengobatinya.

Mantan Menteri Kesehatan RI periode 2012-2014 sekaligus Ketua Badan Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS), Dr. Nafsiah Mboi menyampaikan, saat ini HIV/AIDS tertinggi terjadi pada para ibu hamil dan pelaku hubungan sesama jenis, hususnya laki-laki. Hal ini terlihat dari data Kemenkes hingga Desember 2022 yang mengalami peningkatan. Sedangkan untuk pasien tuberkulosis (TB) mengalami penurunan dari sebelumnya. Sedangkan untuk faktor wanita pekerja seks naik sekitar 1000-an penularan. Beberapa faktor lainnya seperti waria, pengguna narkotika suntikan, pasien IMS, trennya turun dan berada di bawah 1000. Secara umum ada kemajuan yang menggembirakan meskipun belum memuaskan.

Dr. Nafsiah berharap, HIV/AIDS ini dapat ditangani dan diakhiri pada 2030 mendatang dengan tiga faktor, baik penularan, angka kematian, serta berkurangnya stigma dan diskriminasi. “Percepatan penanggulangan HIV AIDS di Indonesia pada 2030 nanti diharapkan sudah bisa di akhiri. Artinya sudah ada three zero yakni, tidak adanya infeksi baru, tidak ada kematian terkait HIV dan AIDS, serta tidak adanya stigma buruk dan diskriminasi kepada para pasien,” ucap Dr. Nafsiah kepada awak media, Selasa (27/12/2022).

Selain itu, pentingnya pengetahuan masyarakat terkait HIV/AIDS juga sangat membantu untuk mencegah penularan. Hal ini juga mendorong masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi kepada para penderita HIV/AIDS.

“Peran serta akan pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS ini juga harus luas sehingga bisa menghentikan penularan. Hal ini juga pastinya akan mengurangi stigma dan diskriminasi kepada para ODHIV,” ujar Dr. Nafsiah.

Selain dari masyarakatnya, Dr. Nafsiah juga meminta pihak pemerintah continue melakukan pengawasan serta edukasi. Pihak pemerintah harus melakukan S.T.O.P (suluh atau edukasi, testing, obati yang sakit, serta memantau perkembangan penularan). Serta peran media yang sangat penting juga dalam penyampaian akan edukasi mengenai HIV AIDS, tutupnya.

Exit mobile version