Site icon Wanita Indonesia

Karya Seni Instalasi Mahasiswa Binus Kemanggisan Ajak Masyarakat Sadar Lingkungan, Pentingnya Kesehatan Mental

Tim Binus Kemanggisan kompak gaungkan Alam di masa depan melalui seni instalasi yang memukau.( Foto : Istimewa)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Salah satu karya seni instalasi yang mewakili kepedulian
Gen-Z terhadap lingkungan hadir melalui kreativitas dan inovasi mahasiswa Binus Kemanggisan, Jakarta Barat.

Tunas dan Asa Bangsa Indonesia menggaungkan pesan akan pentingnya menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah rumah tangga seperti kaleng susu.
Kaleng susu yang sering dipandang sebelah mata, lalu berakhir di tempat pembuangan akhir, melalui kreativitas, serta inovasi mahasiswa diubah menjadi karya seni instalasi yang memukau.

Ratusan kaleng susu yang dikumpulkan secara bergotong-royong, serta dipesan lewat pemulung kemudian dirangkai dengan cara memasukkan benang pancing, lalu disimpulkan. Sea of Can Waste menjadi tema seni instalasi yang diwujudkan melalui ratusan kaleng susu bernuansa perak, ditata menggantung pada partisi, membentuk sejumlah pola tertentu.

Aurel Jovanca Ketua Kelompok menyampaikan, “Inspirasi kaleng susu yang dijadikan material utama, dikarenakan hampir semua keluarga Indonesia menggemari kental manis. Sayangnya keberadaan kaleng susu seringkali dianggap sampah, lalu dibuang secara tak bertanggung jawab. Padahal sampah kaleng merupakan jenis B3 (Bahan Limbah Berbahaya). ”

Sepenggal pesan akan hidup berkelanjutan.( Foto : Istimewa)

Selain Aurel, karya seni instalasi ini dikerjakan secara berkelompok dengan anggota terdiri dari Jyutoku Mailoa, Komang K.C. Puspayana, Yanshen D. B.I., Haryadi S.R., Thoriq Akbar, Tahita S.R., Faiza Z.A., dan Zafira M.A., dengan Dosen pembimbing Ar. Denny Setiawan, IAI.

Menurut Aurel Jovanca Ketua Tim, keikut sertaan mereka pada Collateral Event Bintaro Design District di South78 merupakan bagian dari rangkaian acara Archictecture Grand Festival yang berskala internasional, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Binus. Tahun ini kami bersyukur bisa berkolaborasi bersama Bintaro Design District dengan menghadirkan
Art Instalation dan Talks 17-18 November.

Saat mampir ke booth Binus Kemanggisan pengunjung diajak memasuki sebuah lorong yang menghadirkan kreativitas tak terbatas generasi muda, asa bangsa Indonesia.
Di bagian depan yang diset- up seperti lobby, diletakkan beragam warna permen pada wadah plastik transparan. Pengunjung diminta untuk memilih satu warna, kemudian memasukkannya ke dalam wadah, sesuai warna permen yang dipilih.

Cara ini bertujuan untuk mengetahui perasaan hati para pengunjung. Saat ia memilih permen bewarna hijau, berarti suasana hatinya saat masuk ke lorong, sedang dalam keadaan baik. Serta warna lain yang lekat dengan perasaan hati seseorang.

Ketika berjalan di lorong, kepala akan beradu dengan kaleng, yang akan menimbulkan bunyi berderak. Ini menjadi pesan atau peringatan, telah terjadi kerusakan alam karena limbah dari konsumsi manusia yang diwakili oleh keberadaan kaleng susu.

Hadir pesan bijak bahwa ekosistem alam yang rusak membutuhkan penanganan segera, agar kondisi kerusakan tak semakin parah. Diantaranya dengan bijak mengonsumsi, mencari produk dengan kemasan ramah lingkungan, serta mengelola limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.

Saat sampai di bagian ujung pada sebuah dinding, diletakkan teka-teki yang berisi pertanyaan seputar lingkungan, serta aspek kesehatan mental yang harus dijawab pengunjung. Menarik dan inspiratif bukan?.

Aurel menambahkan karya instalasi seni mahasiswa Binus merupakan tugas akhir yang menghadirkan tantangan tersendiri. Kami hanya memiliki waktu 2 minggu untuk mencari ide, serta melakukan konstruksi. Selain kami harus fokus dengan Ujian Tengah Semester.
Namun berkat kekompakkan tim, kami mampu memenuhi deadline.

“Berharap melalui karya seni instalasi ini, muncul kesadaran Gen-Z untuk peduli, serta mau bersama-sama ikut mengurai permasalahan pencemaran lingkungan dengan bijak mengonsumsi, serta mau mengelola limbah yang digunakan secara bertanggung jawab, ” pungkas Aurel. (RP).

Exit mobile version