WanitaIndonesia.co, Jakarta – Upaya Kreatif pekerja seni Indonesia menjadi penanda sejarah akan kebangkitan sandiwara Indonesia yang dikemas modern.
Happy Salma menjadi salah satu persona yang paling bahagia saat peluncuran Sandiwara Sastra Misteri Indonesia sepekan lalu di Jakarta.
Program diluncurkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim guna menghidupkan budaya literasi melalui Sandiwara Sastra.
Happy bersama teamworknya sukses menghadirkan seni pertunjukkan audio yang dikemas kekinian berbentuk podcast, serta juara merebut hati masyarakat.
Happy menceritakan kepada WanitaIndonesia.co proses produksi yang memiliki tantangan tersendiri.
“Ide cerita saya dapatkan secara tak sengaja, saat membaca beragam novel klasik bergenre misteri karya Abdulah Harahap. Saya takjub, selain menghadirkan misteri mencekam, juga hadir misteri yang dibalut dengan romansa. Serta aspek kehidupan lainnya yang ditulis secara jeli, related dengan kehidupan masyarakat, “ujar Happy.
“Pembaca diajak masuk, ikut dalam petualangan seru, menegangkan melalui daya imajinasinya masing-masing. Mereka juga diajak berpikir, memecahkan misteri yang disajikan.
Banyak pembaca novel Abdulah Harahap penasaran, serta tak sabar. Biasanya mereka buru-buru membaca halaman akhir untuk mengetahui ending ceritanya. Sangat mengasyikkan, “imbuh Happy.
Kelahiran Sandiwara Sastra Musim Kedua membutuhkan waktu panjang, riset berlangsung selama setahun, melibatkan sejumlah penulis daerah.
“Agar wawasan penulis, serta ekosistem masyarakat penikmat sandiwara sastra bertambah diselenggarakan workshop singkat bersama profesional,” jelas Happy.
“Beragam ilmu seputar aspek produksi sebuah produk sandiwara yang menyelaraskan zaman, diberikan oleh pemateri. Penting untuk menggali ide dari beragam kearifan lokal suatu daerah agar karya yang dihasilkan menjadi bernilai.
Antusiasme masyarakat, pelaku seni budaya sangat membanggakan. Selain cerita misteri, banyak sekali keberagaman literasi lokal lainnya yang menarik, jika ditayangkan melalui audio ke masyarakat, “terang Happy.
Booming Digemari
Menurut Happy cerita misteri yang berkaitan dengan sosok makhluk astral sangat digemari di sejumlah platform media sosial, salah satunya sportify. Selain menghadirkan sosok seram, penulis juga banyak menyisipkan pesan dari beragam aspek kehidupan.
Tak hanya aspek kebaikan yang bisa dijadikan inspirasi pendengar, keburukan yang lekat oleh hal-hal yang tak terpuji, bisa dijadikan pembelajaran. Bahwa hitam putih dalam kehidupan itu selalu ada. Sebagai generasi penerus, penting untuk memahami setiap karakter manusia, kemudian memilahnya agar tak terjerumus ke perilaku negatif.
Happy berharap melalui produk seni selaras zaman akan hadir generasi muda Indonesia yang menginspirasi. Tak perlu muluk, mulailah dari lingkup terkecil. Lakukan beragam hal-hal baik di lingkungan mereka, sesuai passion masing-masing. Selain memberikan dampak menginspirasi bagi orang lain untuk melakukan, kebaikan kecil yang terus dilakukan lambat-laun akan berdampak besar.
Dari 10 Seri Sandiwara Sastra Misteri Nusantara yang dihadirkan, kesemuanya memiliki daya pikat. Penyutradaraan pada setiap episode berbeda-beda dengan menghadirkan unsur kearifan lokal yang disampaikan oleh penulis. Dari latar belakang, keseruan cerita, serta upaya sulih suara para pelakonnya yang membuat pendengar berimajinasi dalam keseruan sebuah cerita.
Kurnia Effendi Budayawan merasa tertatang saat diminta untuk menuliskan kembali Urban Legend Jakarta
Si Manis Jembatan Ancol. Ia mengatakan kisah tersebut sudah banyak diangkat menjadi beragam karya pertunjukan. Bagaimana saya bisa menghadirkan aspek lain dari sosok astral Maryam yang belum pernah diungkap oleh penulis lain.
Melalui Sandiwara Sastra, Kurnia Effendi menghadirkan kreativitas saat sosok Maryam yang menyambangi keluarganya, tujuannya bukan untuk menakut-nakuti, melainkan hendak berpamitan. Dikarenakan saat kepergiannya hingga ia tiada, tak diketahui oleh keluarga besarnya.
Riset juga dilakukan oleh Nisa Saraswati penulis Sandekala. Bermakna peralihan dari senja ke malam yang menghadirkan tanya bagi dirinya, mengapa para orang tua melarang anak-anak mereka bermain di luar?. Padahal pemandangan langit pada saat senja terlihat indah dengan semburat warna yang memesona.
Nisa kemudian berusaha menggali hal apa yang membuat masyarakat takut ke luar rumah? Ia melakukan survei dan menemukan sosok hantu Wewe Gombel yang ditakuti oleh masyarakat Tatar Pasundan. Penulis yang mengaku memiliki indera ke – 6 pernah merasakan langsung kejadian mencekam, ketika ponakannya disembunyikan oleh makhluk astral tersebut.
Pertama Buat Dewi Gita dan Ferry Fadli Tak Direstui Semesta
Dewi Gita aktris senior merasa bersyukur dapat berkolaborasi pada Sandiwara Sastra Musim Kedua. Merupakan pengalaman pertama bagi dirinya ikut bermain dalam sandiwara.
“Beragam tantangan baru saya hadapi, merupakan challenge, serta menjadi pembelajaran berharga bagi perjalanan karir saya. Melalui episode Sandekala saya memerankan tokoh ibu yang memiliki dua karakter berbeda lembut dan satunya lagi kejam. Saya harus berimprovisasi agar dua sosok ibu hadir natural, “jelas Dewi.
Flashback ke masa kecil di era – 70an, Dewi sudah lekat dengan sandiwara radio berbahasa Sunda Wa Kepoh yang kala itu sangat populer di Bandung. Wa Kepoh sukses diperankan oleh seniman Bandung Sutisna yang memiliki back ground pendidikan sarjana. Sutisna mampu menirukan beragam suara dari anak-anak, orang dewasa, hingga sosok sepuh lelaki maupun perempuan. Ia mampu mengajak pendengar berimajinasi seperti saat menceritakan suasana hening mencekam, pendengar langsung akan tercekat, diam dalam suasana menegangkan.
Dewi mengaku pengaruh sandiwara Wa Kepoh cukup besar dalam membentuk kepribadiannya. Utamanya wawasannya menjadi kian bertambah, serta ikut tergerak menyuarakan beragam permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat yang dituturkan Wa Kepoh.
Aktor senior Ferry Fadli tak kalah terkesan dengan keterlibatannya di proyek kolaborasi Kemendikbudristek dengan pekerja seni Indonesia. “Awalnya saya sudah bertekad pensiun dari kesibukan seni teater dan peran. Namun ternyata semesta belum merestui, ketika saya mendapat tawaran dari Happy Salma untuk ikut pada Sandiwara Sastra Musim Kedua yang mengangkat kisah Misteri Nusantara, “kata Ferry.
“Wah, Happy kan itu sesuatu dan merupakan idola saya. Tentu saya merasa tersanjung mendapat tawaran langsung dari persona yang saya kagumi. Selain muncul kesadaran untuk berbagi ilmu dengan generasi penerus seputar seni peran pada audio. Semoga kontribusi kecil saya untuk perkembangan dunia sastra dan kesenian Indonesia bisa berdampak positif kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda, “pungkasnya.
Sandiwara Sastra tayang pada siniar @budayakita(RP).